Kamis, 30 Maret 2017

Paper-Filsafat dan Logika

Filsafat dan Logika
Oleh; Aji Muhammad Said


via: google pic


BAB I
PENGGERTIAN FILSAFAT


Arti filsafat secara etimologis yaitu upaya untuk mencapai kearifan. Philein=mencintai;  sophos=kearifan/kebijaksanaan. Dalam bahasa arab dikenal sebagai falsafah dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai philosophy. Jadi Filsafat itu adalah usaha untuk mencintai kearifan. Filsafat pertama kali di denggar pada 6 abad sebelum masehi. Populer pada zaman Socrates dan Plato; “phytagoras”, “Apakah anda bijaksana, Phyt?”, “Aku hanyalah pecinta penggetahuan.
Filsafat secara Terminologis adalah sebagai berikut;
1.      Sebagai suatu sikap yang  tenang, tidak terburu-buru, reflektif.
2.      Sebagai metode berpikir, Socrates menyatakan bahwa “Method of Analysis” dengan cara bertanya dan mengurangi menjadi beberapa bagian-bagian sehingga hakekat persoalan dapat diperoleh.
3.      Sebagai sekelompok masalah, Seperti ; apakah kebenaran itu? Apa perbedaan antara benar dan salah? (Konsepnya melebar memunculkan masalah baru dan jawaban baru juga, dan seterusnya).
4.      Sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran, kita bisa berpikir; secara idealisme, realisme, materialisme, imperialisme, rasionalisme, kritisme, dll. (berpikir secara banyak).
5.      Sebagai analisa bahasa, menganalisis yaitu menetapkan arti secara tepat dan memahami saling berhubungan di antara arti-arti tersebut. Misalnya kata “ada” apabila dianaliysis ternyata dapat mengandung beberapa arti. Apakah “ada”nya Tuhan sama dengan “ada”nya Manusia. Jadi kata ada dapat diartikan “ada” dalam ruang dan waktu, “ada dalam pikiran”, “pernah ada, mungkin ada”.
6.      Sebagai usaha memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat berusaha mengabungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi pandangan dunia yang konsisten. Para Filusuf (para ahli filsafat) berusaha menggunakan pandangan yang menyeluruh atasa kehidupan sebagai suatu totalitas.

Ahli filsafat (C.D Broad) menyatakan bahwa tujuan filsafat adalah mengambil oper-oper hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan dan etika, kemudian direfleksikan (direnungkan) secara menyeluruh. Dengan cara ini, diharapkan dapat menarik berbagai kesimpulan umum tentang kehidupan manusia tentang sifat dasar (nature) alam semesta untuk pandangan hidup kedepannya.


Definisi filsafat berdasar watak & fungsi (Titus, dkk);
1.      Informal                 : Sikap dan kepercayaan yg diterima secara tidak kritis.
2.      Formal                  : Sikap kritis atas kepercayaan yg dijunjung tinggi.
3.      Spekulatif              : Hasil berbagai sains dan teknologi yg ditinjau dari pengalaman kemanusiaan.
4.      Logosentris            : analisis kata dan konsep.
5.      Aktual                   : problem yang berkembang di masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

Ciri-ciri berpikir filsafat :
§  Radikal                  : bepikir sampai pada akar permasalahan.
§  Kritis                     : tanggap terhadap permasalah yang berkembang.
§  Rasional                : sejauh yang dapat dijangkau nalar manusia.
§  Reflektif                 : mencerminkan pengalaman pribadi.
§  Konseptual            : hasil kontruksi pemikiran.
§  Koheren                : runtut, secara berurutan.
§  Konsisten              : berpikir secara lurus atau tidak berlawanan.
§  Sistematis              : saling berkaitan.
§  Metodis                 : menggunakan cara dalam memperoleh kebenaran.
§  Komprehensif        : menyeluruh.
§  Bebas & bertanggungjawab.

Timbulnya filsafat
·        Kekaguman “aporia”
·        Keraguan
Manfaat Filsafat:
·        Membiasakan diri untuk bersikap kritis.
·        Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional (opini & argumentasi).
·        Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).
·        Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.


BAB II
SEJARAH FILSAFAT BARAT


            Ilmu penggetahuan tidak muncul dari barat, sebenarnya kita itu terhegemoni (terbawa pola pikir) oleh klaim ilmu penggetahuan yang berasal dari barat. Barat mengembalikan keadaan ilmu penggetahuan disaat mereka memegang kekuasaan (human power is the knowladge power). Sebelumnya Islam sudah mulai maju di Andalusia. Ketika Islam mulai melemah barat mengambi alih dunia, sebenarnya barat maju dikarenakan Islam, Barat itu maju dikarenakan Islam karena barat mengambil atau dapat dikatakan menduplikasi ilmu-ilmu dari para tokoh-tokoh Islam. Plato menjelaskan mengenai ilmu penggetahuan yang sudah lebih dulu muncul pada peradaban Atlantis, Mesir Kuno (5000 SM), Cina Kuno (6000 SM), India Kuno (3000-4000 SM), Maya, Inka, Astel (Amsel) (4000 SM), selian itu, berikut beberapa zaman yang berkaitan dengan filsafat barat;
1.      Zaman Kuno (600 SM - 400 M).
a.       Para filosof Alam (pra-Socrates)
mitologis ke kosmologis. Para filosof yang mencoba menjawab 'arche‘ (sebab utama) alam:
§  Thales  menjelaskan bahwa segala sesuatunya itu berasal dari air.
§  Anaximenes menjelaskan mengenai udara, bahwa mahluk hidup tidak bisa hidup tanpa adanya udara.
§  Anaximandros menjelaskan mengenai  sesuatu yang tak terbatas (to 'apeiron').
§  Pythagoras menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan  angka yang ritmis.
§  Sedangkan persolan alam itu berubah atau tidak, dijawab oleh: Herakleitos. Di mana menjelakan bahwa segala sesuatu itu berubah, mengalir (panta rhei).
§  Parmenides menjelaskan bahwa dunia ini tetap.
  1. Zaman Abad Tengah (400 - 1500 M).
Filsafat Yunani mencapai puncak pada era Socrates, Plato, Aristoteles
a.       Socrates
'Gnothi seauton' (kenalilah dirimu sendiri). Socrates mencoba menjelaskan hal yang bersifat kosmosentris ke antroposentris. Metodenya  disebut 'meiutika tekhne' (teknik pembidananakal-budi) yang merupakan norma penting bagi tindakan manusia. Kebahagiaan seseorang tergantung pada baik tidaknya pengetahuan yang dimiliki. Socrates dihukum menenggak racun! Karena dianggap telah mengakibatkan ”kekacauan”.
b.      Plato
adalah murid Sokrates yang menuliskan karya-karya gurunya. Filsafatnya yang terkenal adalah tentang 'dunia ide'. Filsafatnya ia gambarkan dengan "The Story of the Cave Man." Filsafatnya merupakan jalan tengah antara Heraklitos dan Parmenides. Yang tetap itulah 'dunia ide', yang berubah-ubah adalah dunia nyata ini.
c.       Aristoteles
merupakan penasihat Iskandar Yang Agung (Dzul Qornain), yang mengatakan bahwa 'dunia ide' bukan di dunia sana, tapi justru ada di dunia sehari-hari. Ia menjelaskan mengenai hyle (materi) dan morfe (bentuk). Karyanya meliputi bidang biologi, etika, IPA, metafisika, bahasa dan terutama logika. Teori-teorinya masih dipakai sampai sekarang. Setelah ketiga tokoh tersebut, pemikiran-pemikiran lain dianggap hanya catatan kaki saja.

3.      Zaman Helenisme
a.       Hella=Yunani.
Kebudayaan Yunani di seluruh wil. Iskandaria, dari India Barat - Mesir. Pusat intelektual di Athena,  Alexandria, Antiochia.
b.      Stoisme (Zeno)
Bahagia yang berarti yang rasional, yaitu tidak emosional.‘apathea’ (keadaan bebas tanpa beban).
c.       Epikurisme (Epikuros)
Kita boleh memiliki kenikmatan, tapi kenikmatan jagan sampai ‘memiliki’ kita. Bahagia membatasi keinginan.
d.      Neo Platonis (Plotinos)
Emanasi terjadi karena eros (cinta).

4.      Zaman Abad Tengah (400 - 1500 M) ( The Dark Midle Age)
Zaman Patristik (pater), skolastik, zaman dimana dominasi gereja sanggat tinggi. Theocentris. Filosofnya para teolog (Agustinus, T.Aquinas). Pada ajarannya, menjelaskan hubungan iman dengan akal, berkaitan dengan eksistensi Tuhan, pemikirannya dipengaruhi Plotinos.

5.      Zaman Modern (1500 - 1800 M).
§  Renaissance
Dari Teosentris menjadi Antroposentris, tokohnya N. Macchiavelli, Th. Hobbes, F. Bacon.
§  Barok
Akal lebih diunggulkan. Aplikasi ilmu eksak dlm filsafat-Sebag filosofnya matematikus. Rene Descartes “Bapak Filsafat Modern”
§  Skeptis-metodis “co gito ergo sum!”
Baruch Spinoza : Panteisme.
§  Pencerahan
o   Aufklarung, enlightenment
o   Sapere Aude, I. Kant
o   John Locke, David Hume (Inggris),
o   JJ. Rousseau (Prancis)
§  Romantik
Filosof dari Jerman, yaitu J. Fichte, Schelling, dan Hegel. Melalui alirannya yakni Idealisme, menjelaskan bahwa Inti segala hal adalah ide, bukan materi. Hegel, banyak memberikan pengaruh abad 19 dan abad 20. Dealektika Triade Hegelian (tesa-antitesa-sintesa)


BAB III
EPISTEMOLOGI



Will Durant dalam the story of phlosophy (1926)
1.      Logika (ilmu berpikir secara valid).
2.      Estetika (filsafat keindahan atau filsafat seni)
3.      Etika (filsafat moral)
4.      Politika (studi tentang organisasi yang ideal tentang monarki dan demokrasi)
5.      Metafisika (setudi tentang hal-hal dibelakang yang fisik)

Secara umum
1.      Epistemologi
2.      Metafisika (konsep mengapa sesuatau itu harus ada)
·        Ontologi
·        Kosmologi
·        Teologi metafisik
·        Antropologi metafisik
3.      Logika
4.      Etika
5.      Estetika
6.      Filsafat tentang berbagai disiplin ilmu

Epistemologi merupakan cabang dari ilmu filsafat yang berusaha memahami asal-usul pengetahuan. Ciri-ciri Epistemologi;
·        Bersifat sentral; posisi antara subjektif dan objektif.
·        Landasan bagi segenap tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
·        Dasar bagi pengembangan pemikiran ilmiah.
·        Jembatan antara alam keharusan yang bersifat kejiwaan (das Sollen)  dan alam empirik yang bersifat inderawi (das Sein).

Istilah lain mengenai Epistemologi, yaitu:
·        Gnoseologia; genosis (pengetahuan), logos (ilmu). Usaha untuk memperoleh hakikat pengetahuan yang bersifat keilahian.
·        Logika material; usaha menetapkan kebenaran suatu isi pemikiran.
·        Kriteriologika; menetapkan benar atau tidaknya pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang kebenaran.
·        Kritika Pengetahuan; tinjauan secara mendalam untuk menentukan benar atau tidaknya pengetahuan Manusia.

Klasifikasi Pengetahuan berdasar sarana:
·        Pengetahuan non-ilmiah; hasil pemahaman manusa tentang sesuatu dalam kehidupan sehari-hari melalui indera.
·        Pengetahuan ilmiah; hasil pemahaman manusia dengan menggunakan metode ilmiah (seperti: analitiko-sintesis, non-deduksi, siklus-empirik, dan linier).

Jenis-jenis metode ilmiah umum:
1.      Analisis; memilah-milahkan pengertian, sehingga analysandum =analysans. Misalnya: Manusia adalah mahluk rasional.
2.      Sintesis; menggabungkan pengertian yg satu dengan yang lain sehingga diperoleh pengetahuan baru. Contoh: asin, pedas, manis, dan gurih menjadi lezat.
3.      Apriori; pengertian yang adanya mendahului pengalaman inderawi. Misalnya: matematika
4.      Aposteriori; pengertian yang dimiliki seseorang melalui pengalaman sebelumnya.
5.      Deduksi; menarik kesimpulan yg bersifat khusus berdasarkan ketentuan umum.
Contoh: Setiap mahluk hidup akan mati. Kita termasuk mahluk hidup. Kita pasti akan mati.
6.      Induksi; menarik kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan pengamatan hal-hal khusus (generalisasi ). Contoh: Besi, tembaga, emas, perak memuai apabila dipanaskan. Berarti semua logam akan memuai apabila dipanaskan.

Metode penyelidikan ilmiah, dibedakan menjadi 2 metode yaitu
1.      Metode siklus empirik (ilmu kealaman)
Dari siklus klasifikasi, hipotesis, verivikasi, kesimpulan, observasi yang terus berputar.
2.      Metode linear
dari penggumpulan bahan, klasifikasi bahan, analisis kesimpulan, kemudian menjadi prediksi

Isme-isme dalam Epitemologi
a.       Realisme; kebenaran terletak pada objek yang real.
b.      Idealisme; kebenaran terletak pada pikiran manusia.
c.       Subjektivisme; pengetahuan ada pada diri subjek.
d.      Objektivisme; pengetahuan timbul karena ada objek yg dipersepsi manusia.
e.       Rasionalisme; sumber kebenaran ada pada rasio.
f.        Empirisme; sumber kebenaran ada pada pengalaman.


BAB IV
AKSIOLOGI


Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat, ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai. Aksiologi dalam filsafat terbagi dalam 3 sekema besar:

1. Logika
2. Etika
3. Estetika

Ciri-ciri nilai:
Nilai merupakan realitas abstrak yang ada dalam kehidupan masyarakat, nilai ini memiliki sifat normatif, berfungsi sebagai daya pendorong atau penggerak.

Aliran Aksiologi:
Aksiologi Progresivisme
Nilai itu ada karena ada bahasa, contohnya: pergaulan ada karena ada bahasa.
Aksiologi Esensialisme
Pandangan idealisme (exspresi perasaan baik atau buruk), realisme (berdasarkan kejujuran)
Aksiologi Perenialisme
Anggapan bahwa zaman sekarang, terjadi kekacauan akibat dari globalisasi, dll.
Aksiologi Rekonstruksionisme
Merubah kebudayaan lama mejadi kebudayaan modern.

Etika dalam Aksiologi

Etika merupakan bagian filsafat yang membicarakan problem nilai-nilai dalam kaitanya dengan baik atau buruknya tindakan manusia secara individu maupun dalam masyarakat. Jadi Aksiologi merupakan pengujian terhadap suatu nilai apakah buruk atau baik dalam penggembangan terhadap kehidupan manusia sehari-hari.


BAB V
RELASI ILMU DAN BUDAYA


Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali dengan menggunakan metode ilmiah. Hubungan atau relasinya dengan budaya (hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal) yaitu melalui :

1.      Lokal Wisdom (Kearifan Lokal)
Semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntut prilaku manusia dalam kehidupan komunitas ekologis. Bentuk local wisdom; kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif.

2.      Lokal Constraint (hambatan atau kendala)
Teori ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus-menerus suatu perusahaan (continious improvement). Jenis local constraint; kendala internal (internal constraint), kendala eksternal (external constraint).

3.      Teori Laden
Sifat observasi itu beranekaragam, tergantung pada komitmen teoretis si pengamat. Sepanjang observasi merupakan Teori Laden, maka kepercayaan anda dibentuk teori atau paradigma. Anda menerima ketentuan sesuai apa yang anda amati, sehingga pendukung teori yang berbeda akan memiliki pengamatan yang berbeda pula.
4.      Incommensurability
Menurut Kuhn mengenalkan terma incommensurability, untuk menerangka sulitnya membandingkan satu paradigma dengan paradigma yang lain. Atau yaitu dua jenis ukuran dengan skala yang berbeda yang digunakan untuk mengukur hal yang sama.



BAB VI
DEFINISI LOGIKA DAN PRINSIP-PRINSIPNYA


Definisi Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari berpikir secara lurus, tepat. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filsafat, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran

Prinsip-prinsip Logika

1.      Principum/ hukum Identitas
“Semua benda adalah benda itu sendiri”
“A= A”
Contoh:    
a.       Pensil adalah pensil, dengan cirinya digunakan untuk menulis dan mengambar, berbeda dengan buku, buku adalah buku, bercirikan tempat untuk menulis, berisi tulisan.
b.      lingkaran adalah lingkaran, dengan bentuknya elips, segi empat adalah segi empat, dengan bentuk empat sudut.
c.       pria adalah pria, wanita adalah wanita, dengan cirinya masing-masing.

2.      Principium/ hukum Non Kontradiksi
“Semua benda tidak dapat merupakan benda itu sendiri sekaligus benda yang lain pada waktu yang bersamaan atau sesuatu tidak dapat bernilai positif dan negatif pada waktu bersamaan”.
“A≠B”
Contoh:    
a.    Andi sehat berarti andi tidak sakit.
b.    Yanto pintar berarti Yanto tidak bodoh.
c.    Yulisman berhasil juara kelas berarti Yulisman tidak gagal juara kelas.
    
3.      Principium/hukum jalan tengah (excluded middle)
“Sesuatu haruslah bernilai positif atau negatif, tidak ada jalan tengahnya”
“A=B atau A≠B”
Contoh:    
a.       Pak Yadi suka menyanyi atau Pak Yadi tidak suka menyanyi.
b.      Susanto gemar mengambar pemandangan atau Susanto tidak gemar mengambar pemandangan.
c.       Hari ini hujan atau hari ini tidak hujan.

4.      Principum reason suffient/ hukum cukup alasan
“Adanya sesuatu itu mempunyai alasan yang cukup, demikian pulan jika ada perubahan pada keadaan benda atau sesuatu “
Contoh:    
a.       Aji terpeleset dari tangga dikarenakan 1.sepatu rusak, 2.tangga licin.
b.      selembar kertas berubah menjadi abu, dengan alasan 1.dibakar oleh pemiliknya, 2. digunakan untuk memasak, 3.digunakan untuk membuat api unggun.
c.       beras jadi nasi, dengan alasan 1. dimasak oleh pemiliknya, 2. ingin membuat nasi goreng,3.dibuat nasi untuk dijual.

Manfaat Logika;
1.      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
2.      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.      Menambah kecerdasa dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.      Meningkatkan cinta akan keberanian dan menghindari kekeliruan kesesatan.



BAB VII
MULTIKULTURALISME:SEBUAH POTRET ATAS PLURALISME



Multikulturalisme
Yaitu ideology yang menganjurkan masyarakat menerima keanekaragaman budaya dalam masyarakat yang ada dalam suatu wilayah.
Pluralitas Budaya
Yaitu dua macam tradisi kebudayaan atau lebih yang membagi masyarakat ke dalam golongan sosial yang berbeda-beda.
Stereotipe
Yaitu orang atau komunitas yang dipersepsikan (digeneralisasikan) sesuai dengan kebiasaan yang merupakan penandanya.
Prasangka Negative
Yaitu anggapan kurang baik tentang seseorang sebelum mengetahui sendiri secara cermat tentang suatu keadaan.
Kebencian
Perasaan sangat tidak suka yang dipendam atau diekspresikan secara verbal maupun non verbal atau rasa permusuhan yang tertanam dalam diri seseorang atau suatu kelompok orang kepada pihak lain.
Konflik
Pertentangan yang menjurus ke permusuhan, perkelahian dan bahkan bisa sampai peperangan antar kelompok atau pun individu.
Incomensurability dalam budaya
Yaitu karakteristik yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Setiap mahluk memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dimilik mahluk lain, demikian pula manusia. Perbedaan merupakan kenyataan empirik yang tidak terbantahkan. Pemahaman perbedaan merupakan kunci toleransi.
Toeri Laden
Yang pertama adalah sifat observasi yang beranekaragam, tergantung pada komitmen teoritis si pengamat. Yang kedua sepanjang observasi merupakan Teori Laden, maka kepercayaan anda dibentuk teori atau paradigma. Anda menerima ketentuan sesuai dengan apa yang anda amati, sehingga mendukung teori yang berbeda akan memiliki pengalaman yang berbeda pula. Sebuah objek bisa dilihat dari sudut pandang atau teori atau paradigma yang berbeda, sehingga menghasilkan penafsiran yang berbeda pula (perbedaan itu merupakan sebuah kewajaran). Mendekatkan sudut pandang yang berbeda itu sah, asalkan melalui argumentasi yang logis dan prinsip “rationis sufficients”.


BAB VIII
ABDUKSI-DEDUKSI-INDUKSI



Abduksi
Yaitu semua hal yang mengambarkan atau melukiskan konsekuensi dari sebuah produk  yang ada dalam iklan.
Contoh:
a.       Produk citra membuat cantik alami, cantik alami disukai banyak pria, Ani membeli produk citra agar disukai banyak pria, Biskuat membuat tubuh menjadi kuat.
b.      Tubuh kuat disanjung wanita, Bejo membeli biskuat agar disanjung wanita.

Deduksi
Yaitu penalaran yang logis secara alamiah.
Contoh:
1. Semua Mahasiswa itu pintar, Aji adalah seorang mahasiswa, Aji itu pintar.
2. Seni itu indah, mengambar  itu seni, jadi mengambari itu indah.

Induksi
Yaitu sejumlah fenomena individual menjadi suatu kesimpulan.
Contoh:
Generalisasi
1.      Ikan hiu bisa berenang, ikan lumba-lumba bisa berenang, ikan paus bisa berenang. jadi kesimpulannya semua ikan bisa berenang.
2.      Ular phyton memakan daging, ular kobra memakan daging, ular derik memakan daging, jadi kesimpulannya semua ular memakan daging.
Analogi
1.      Tadi malam Beni begadang hingga larut malam, karena begadang Beni bangun kesiangan.
2.      Joni makan bakso 3 mangkok, karena beni makan bakso 3 mangkok jadi dia sakit perut.
Sebab-akibat
1.      Pak Yanto kerja di toko serba ada ,tetapi toko serba ada sedang libur, jadi Pak Yanto tidak bekerja.
2.      Gonzales bermain di liga super, PSSI memanggil para pemain tim nasional bukan  dari liga super,jadi gonzales tidak masuk tim nasional.


BAB IX
JENIS-JENIS DEFINISI

 
1.      Definisi enumeratif
Sebuah konsep dengan cara memerinci satu demi satu secara lengkap semua hal yang terkandung dalam sebuah konsep. Enumerative definition, yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara memberikan daftar lengkap dari setiap bagian kata yang didefinisikan.
Kelemahan dari teknik ini adalah :
A. Kata yang tidak dapat kita temukan generalnya
B.  Kata yang tidak dapat kita temukan differensianya
C. Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain, seperti : dan, atau , yang dan sebagainya
D. Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya
Misalnya: 
• Propinsi di Indonesia meliputi, Jawa tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan seterusnya sampai propinsi yang terakhir.
• Dalam permainan sepak bola terdapat pemain yang bermain di posisi penjaga gawang, pemain bertahan,  pemain tengah,  dan penyerang.

2.      Ostensive Definition
Definisi ostentif adalah: penjelasan sebuah konsep dengan cara menunjuk langsung kepada simbol yang dikandung oleh konsep dimaksud, definisi dibuat dengan mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan, contoh : 
a.  Pahlawan bangsa adalah orang yang gugur dalam membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro, Ahmad Yani.
b.  Bilangan prima adalah bilangan yang hanya bisa dibagi bilangan itu sendiri atau kelipatannya. Misalnya 2, 3, 5, dll

3.      Metode Genus dan Difference (Definisi konotatif)
Yaitu definisi dengan memperhatikan genus dan difference, Definisi ini disebut juga definis metafisik sebab memberikan jawaban yang mendasar dengan menunjukkan predikabel substansi sebuah konsep,  contoh:
a.  manusia adalah mahluk simbol (mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
b.  Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa.

4.      Genetic Definition
Definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan, penjelasan sebuah konsep dengan cara menyatakan bagaimana konsep tersebut terbentuk contoh:
a.  Rumah terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu bata.
b.  awan adalah uap air yang terkumpul di udara dan terbentuk karena penyinaran laut oleh matahari
c.  Murtad adalah orang yang berpindah dari satu agama ke agama lain.

5.      Operational Definition
Definisi yang dibuat berdasarkan serangkaian percobaan yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam kasus yang khusus sifatnya. Penjelasan suatu konsep dengan cara menegaskan langkah-langkah khusus, prosedur pengukuran, serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati. Definisi operasional dapat dikategorikan atas dua jenis yakni: Definisi kualitatif dan definsi kuantitatif. Definisi kualitatif adalah penjelasan suatu konsep berdasarkan isi yang dikandung dalam suatu konsep. Misalnya: Magnit adalah logam yang dapat menarik gugusan besi. Definisi kuantitatif adalah penjelasan konsep yang dibuat berdasarkan jumlah yang dikandung dalam suatu konsep. Misalnya: Prestasi belajar adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes hasil belajar.

6.      Synonymous Definition
Defini yang dibuat dengan mengacu pada definiendum yang sama, contoh :
a.  laki-laki adalah pria
b.  tampan berarti gagah

7.      Abbreviative Definition
Definisi yang dibuat dengan menjelaskan kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh:
a.  AJI adalah Aliansi Juranlistik Independent
b.  PSSI adalah Persatuan Sepak Bola Indonesia

8.      Definisi etimologis
Definisi etimologis adalah penjelasan sebuah konsep berdasarkan asal-usul sebuah kata. Misalnya:
a.  Demokrasi berasal dari demos= rakyat dan Kratein = pemerintahan atau kekuasaan: Jadi demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
b.  Metode berasal dari metha = di atas dan hodos = Jalan.  Jadi metode adalah jalan yang harus dilewati

9.      Definisi Terminologi (Definisi fungsional)
Terminologi : Peristilahan, Ilmu mengenai batasan atau definisi istilah , penjelasan tentang suatu konsep berdasarkan kegunaan atau tujuannya.
Misalnya:
a.  Bahasa adalah alat komunikasi manusia.
b.  Budaya adalah hasil karya, cipta, karsa manusia.


BAB X
PROPOSISI


Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran taruhlah suatu buku, kita akan mendapati kesatuan pemikiran dalam buku itu, kemudian lebih khusus lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhirnya pada unit yang tidak bisa dibagi bagi lagi yaitu Proposisi.
Proposisi terbagi 2 macam :
1.      Proposisi analitik  adalah proposisi yg predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya seperti: mangga adalah buah buahan, kuda adalah hewan, ayah adalah seorang laki laki.
2.      Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengetian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti : pepaya itu manis, gadis itu langsing.

Proposisi  menurut  bentuknya dibagi menjadi 3 :
1.      Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti: Hasan sedang sakit, anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa. Proposisi kategorik terdiri dari satu term obyek, predikat, kopula, dan quantifier.
2.      Proposisi hipotetik
Proposisi hipotetik menyatakan bahwa kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan pada syarat tertentu. Antara keduanya mempunyai perbedaan mendasar.
3.      Proposisi disyungtif
Proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik. Sebuah proposisi disyungtif seperti “proposisi jika tidak benar maka salah” jika dianalisis menjadi “proposisi itu benar” dan “proposisi itu salah”. Kopula berupa “jika” dan “maka” mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif.



BAB XI
RELASI BAHASA DAN LOGIKA


Bahasa
Bahasa tersusun dari perangkat-perangkat tanda (huruf-huruf  abjad) yang digabungkan. Bila huruf abjad itu digabungkan maka sejumlah darinya menimbulkan apa yang dinamakan “kata-kata”.

Fungsi Bahasa
a.       untuk mengontrol peristiwa,
b.      untuk membuat pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan,
c.       untuk berkomunikasi sosial,
d.      untuk mengekspresikan perasaan, emosi,
e.       untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Logika
Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Maka untuk memahami apakah logika itu, orang harus mempunyai pengertian jelas tentang penalaran. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran.

Fungsi Logika
·        Logika diciptakan untuk menghindari adanya ketidakpastian arti dalam bahasa,
·        Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional, kritis, luwes, tertib,
·        Meningkatkan kemampuan berpikir secara cermat dan objektive,
·        Mampu melakukan analisis terhadap kejadian.

Relasi Bahasa & logika
·        Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
·        Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar dari setiap orang untuk berpikir logis.
·        Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran kepada orang lain  

Emotive meaning
Emotive Meaning adalah konotasi emosional dari sebuah kata atau ungkapan yang digunakan bukan satu memiliki arti serupa tapi kualitas kurang afektif, sebagai konotasi dari "pembunuhan" bila digunakan bukan "pembunuhan" atau "mabuk" dan bukan "mabuk."

Cognitive meaning
Teori kognitif adalah teori yang mencoba untuk menjelaskan perilaku manusia dengan memahami proses berpikir. Asumsinya adalah bahwa manusia adalah makhluk logis yang membuat pilihan yang paling masuk akal bagi mereka.


DAFTAR PUSTAKA


Buku catatan saya (Aji Muhammad Said) materi perkuliahan Penggantar filsafat dan Logika 2012-2013
Presentasi Perkuliahan Penggantar Filsafat dan Logika
Lanur, Alex, Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta : Penerbit Yayasan Kanisius
Louis. Kattsoff, Penggantar Filsafat dan Logika,alih bahasa oleh Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara wacana, tahun 2004.

*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.