Filsafat dan Logika
Oleh; Aji Muhammad Said
via: google pic
BAB I
PENGGERTIAN FILSAFAT
Arti
filsafat secara etimologis yaitu upaya untuk mencapai kearifan. Philein=mencintai; sophos=kearifan/kebijaksanaan. Dalam bahasa
arab dikenal sebagai falsafah dan
dalam bahasa inggris dikenal sebagai philosophy. Jadi Filsafat itu
adalah usaha untuk mencintai kearifan. Filsafat pertama kali di denggar pada 6 abad
sebelum masehi. Populer
pada zaman Socrates dan Plato;
“phytagoras”, “Apakah anda bijaksana,
Phyt?”, “Aku
hanyalah pecinta penggetahuan.”
Filsafat secara Terminologis adalah
sebagai berikut;
1. Sebagai suatu sikap
yang tenang, tidak terburu-buru, reflektif.
2. Sebagai metode
berpikir, Socrates menyatakan bahwa “Method of Analysis” dengan cara
bertanya dan mengurangi menjadi beberapa bagian-bagian sehingga hakekat
persoalan dapat diperoleh.
3. Sebagai sekelompok
masalah,
Seperti
; apakah kebenaran itu? Apa perbedaan antara benar dan salah? (Konsepnya
melebar memunculkan masalah baru dan jawaban baru juga, dan seterusnya).
4. Sebagai sekelompok
teori atau sistem pemikiran,
kita
bisa berpikir; secara idealisme, realisme, materialisme, imperialisme,
rasionalisme, kritisme,
dll. (berpikir
secara banyak).
5. Sebagai analisa bahasa, menganalisis yaitu
menetapkan arti secara tepat dan memahami saling berhubungan di antara
arti-arti tersebut. Misalnya kata “ada” apabila dianaliysis ternyata dapat
mengandung beberapa arti. Apakah “ada”nya Tuhan sama dengan “ada”nya Manusia.
Jadi kata ada dapat diartikan “ada” dalam ruang dan waktu, “ada dalam pikiran”,
“pernah ada, mungkin ada”.
6. Sebagai usaha
memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat berusaha
mengabungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi
pandangan dunia yang konsisten. Para Filusuf (para ahli filsafat) berusaha
menggunakan pandangan yang menyeluruh atasa kehidupan sebagai suatu totalitas.
Ahli filsafat (C.D
Broad) menyatakan bahwa
tujuan
filsafat adalah mengambil oper-oper hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang
keagamaan dan etika, kemudian direfleksikan (direnungkan) secara menyeluruh.
Dengan cara ini, diharapkan dapat menarik berbagai kesimpulan umum tentang
kehidupan manusia tentang sifat dasar (nature)
alam semesta untuk pandangan hidup kedepannya.
Definisi
filsafat berdasar watak & fungsi (Titus, dkk);
1. Informal : Sikap dan kepercayaan yg
diterima secara
tidak kritis.
2. Formal : Sikap kritis atas
kepercayaan yg dijunjung tinggi.
3. Spekulatif : Hasil berbagai sains dan
teknologi yg ditinjau dari pengalaman kemanusiaan.
4. Logosentris : analisis kata dan konsep.
5. Aktual : problem yang berkembang di
masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Ciri-ciri
berpikir filsafat :
§ Radikal :
bepikir sampai pada akar permasalahan.
§ Kritis : tanggap terhadap permasalah yang berkembang.
§ Rasional :
sejauh yang dapat dijangkau nalar manusia.
§ Reflektif :
mencerminkan pengalaman pribadi.
§ Konseptual : hasil kontruksi pemikiran.
§ Koheren :
runtut, secara berurutan.
§ Konsisten : berpikir secara lurus
atau tidak berlawanan.
§ Sistematis :
saling berkaitan.
§ Metodis :
menggunakan cara dalam memperoleh kebenaran.
§ Komprehensif : menyeluruh.
§ Bebas
& bertanggungjawab.
Timbulnya
filsafat
·
Kekaguman “aporia”
·
Keraguan
Manfaat
Filsafat:
·
Membiasakan diri untuk
bersikap kritis.
·
Membiasakan diri untuk
bersikap logis-rasional (opini &
argumentasi).
·
Mengembangkan semangat
toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).
·
Mengajarkan cara
berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
BAB
II
SEJARAH
FILSAFAT BARAT
Ilmu penggetahuan tidak muncul dari
barat, sebenarnya kita itu terhegemoni
(terbawa pola pikir) oleh klaim ilmu penggetahuan yang berasal dari barat. Barat
mengembalikan keadaan ilmu penggetahuan disaat mereka memegang kekuasaan (human power is the
knowladge power). Sebelumnya Islam sudah mulai maju
di Andalusia. Ketika Islam
mulai melemah barat mengambi alih dunia, sebenarnya barat maju dikarenakan Islam, Barat itu maju
dikarenakan Islam karena barat mengambil atau dapat dikatakan menduplikasi
ilmu-ilmu dari para tokoh-tokoh Islam. Plato menjelaskan mengenai ilmu penggetahuan
yang sudah lebih dulu muncul pada peradaban Atlantis, Mesir Kuno (5000 SM), Cina Kuno (6000 SM), India Kuno (3000-4000 SM), Maya, Inka, Astel (Amsel) (4000 SM), selian itu, berikut beberapa zaman yang berkaitan
dengan filsafat barat;
1. Zaman
Kuno (600 SM - 400 M).
a.
Para filosof Alam (pra-Socrates)
mitologis
ke kosmologis. Para
filosof
yang mencoba menjawab 'arche‘ (sebab
utama) alam:
§ Thales menjelaskan bahwa segala sesuatunya itu
berasal dari air.
§ Anaximenes
menjelaskan mengenai udara, bahwa mahluk hidup tidak bisa hidup tanpa adanya
udara.
§ Anaximandros
menjelaskan mengenai sesuatu yang tak
terbatas (to 'apeiron').
§ Pythagoras
menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan
angka yang ritmis.
§ Sedangkan persolan alam itu
berubah atau tidak, dijawab oleh:
Herakleitos. Di mana menjelakan bahwa
segala sesuatu itu berubah, mengalir (panta
rhei).
§ Parmenides
menjelaskan bahwa dunia ini tetap.
- Zaman Abad Tengah (400 - 1500 M).
Filsafat Yunani
mencapai puncak pada era Socrates, Plato, Aristoteles
a. Socrates
'Gnothi
seauton'
(kenalilah dirimu sendiri). Socrates mencoba menjelaskan hal yang bersifat
kosmosentris ke antroposentris. Metodenya
disebut 'meiutika tekhne' (teknik pembidananakal-budi) yang merupakan
norma penting bagi tindakan manusia. Kebahagiaan seseorang tergantung pada baik
tidaknya pengetahuan yang dimiliki. Socrates dihukum menenggak racun! Karena
dianggap telah mengakibatkan ”kekacauan”.
b. Plato
adalah murid Sokrates yang
menuliskan karya-karya gurunya. Filsafatnya yang terkenal adalah tentang 'dunia
ide'. Filsafatnya ia gambarkan dengan "The
Story of the Cave Man."
Filsafatnya merupakan jalan tengah antara Heraklitos
dan Parmenides. Yang tetap itulah 'dunia ide', yang berubah-ubah adalah dunia
nyata ini.
c. Aristoteles
merupakan penasihat Iskandar Yang
Agung (Dzul Qornain), yang mengatakan
bahwa 'dunia ide' bukan di dunia sana, tapi justru ada di dunia sehari-hari. Ia menjelaskan mengenai
hyle (materi) dan morfe (bentuk). Karyanya
meliputi bidang biologi, etika, IPA, metafisika, bahasa dan terutama logika.
Teori-teorinya masih dipakai sampai sekarang. Setelah ketiga tokoh
tersebut, pemikiran-pemikiran lain dianggap hanya catatan kaki saja.
3. Zaman
Helenisme
a. Hella=Yunani.
Kebudayaan
Yunani di seluruh wil. Iskandaria, dari India Barat - Mesir. Pusat intelektual di
Athena, Alexandria, Antiochia.
b. Stoisme
(Zeno)
Bahagia
yang berarti yang rasional, yaitu tidak emosional.‘apathea’ (keadaan bebas
tanpa beban).
c. Epikurisme
(Epikuros)
Kita
boleh memiliki kenikmatan, tapi kenikmatan jagan sampai ‘memiliki’
kita. Bahagia
membatasi keinginan.
d. Neo
Platonis (Plotinos)
Emanasi
terjadi karena eros (cinta).
4.
Zaman Abad Tengah (400
- 1500 M) (
The Dark Midle Age)
Zaman
Patristik (pater), skolastik, zaman dimana dominasi gereja sanggat tinggi. Theocentris. Filosofnya para teolog
(Agustinus, T.Aquinas).
Pada ajarannya,
menjelaskan hubungan iman dengan akal,
berkaitan dengan eksistensi Tuhan, pemikirannya dipengaruhi Plotinos.
5. Zaman
Modern (1500 - 1800 M).
§ Renaissance
Dari
Teosentris menjadi Antroposentris,
tokohnya N. Macchiavelli, Th. Hobbes, F. Bacon.
§ Barok
Akal
lebih
diunggulkan. Aplikasi
ilmu eksak dlm filsafat-Sebag filosofnya
matematikus. Rene
Descartes “Bapak Filsafat Modern”
§ Skeptis-metodis
“co gito ergo sum!”
Baruch
Spinoza : Panteisme.
§ Pencerahan
o Aufklarung,
enlightenment
o Sapere
Aude, I. Kant
o John
Locke, David Hume (Inggris),
o JJ.
Rousseau (Prancis)
§ Romantik
Filosof dari Jerman, yaitu
J. Fichte, Schelling, dan Hegel.
Melalui alirannya yakni Idealisme, menjelaskan
bahwa Inti segala hal adalah ide, bukan materi. Hegel, banyak memberikan pengaruh abad 19 dan abad 20. Dealektika Triade
Hegelian (tesa-antitesa-sintesa)
BAB III
EPISTEMOLOGI
Will
Durant dalam the story of phlosophy
(1926)
1. Logika
(ilmu berpikir secara valid).
2. Estetika
(filsafat keindahan atau filsafat seni)
3. Etika
(filsafat moral)
4. Politika
(studi tentang organisasi yang ideal tentang monarki dan demokrasi)
5. Metafisika
(setudi tentang hal-hal dibelakang yang fisik)
Secara
umum
1. Epistemologi
2. Metafisika
(konsep mengapa sesuatau itu harus ada)
·
Ontologi
·
Kosmologi
·
Teologi metafisik
·
Antropologi metafisik
3. Logika
4. Etika
5. Estetika
6. Filsafat
tentang berbagai disiplin ilmu
Epistemologi
merupakan cabang dari ilmu filsafat
yang berusaha memahami asal-usul pengetahuan. Ciri-ciri Epistemologi;
·
Bersifat sentral;
posisi antara subjektif dan objektif.
·
Landasan bagi segenap
tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
·
Dasar bagi pengembangan
pemikiran ilmiah.
·
Jembatan antara alam
keharusan yang
bersifat kejiwaan (das Sollen) dan alam empirik yang bersifat inderawi (das Sein).
Istilah
lain mengenai Epistemologi, yaitu:
·
Gnoseologia; genosis (pengetahuan),
logos (ilmu). Usaha untuk memperoleh
hakikat pengetahuan yang bersifat keilahian.
·
Logika material; usaha
menetapkan kebenaran suatu isi pemikiran.
·
Kriteriologika; menetapkan benar
atau tidaknya pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang kebenaran.
·
Kritika Pengetahuan;
tinjauan secara mendalam untuk menentukan benar atau tidaknya pengetahuan
Manusia.
Klasifikasi
Pengetahuan berdasar sarana:
·
Pengetahuan non-ilmiah;
hasil pemahaman manusa tentang sesuatu dalam kehidupan sehari-hari melalui
indera.
·
Pengetahuan ilmiah;
hasil pemahaman manusia dengan menggunakan metode ilmiah (seperti:
analitiko-sintesis, non-deduksi, siklus-empirik, dan linier).
Jenis-jenis
metode ilmiah umum:
1. Analisis;
memilah-milahkan pengertian, sehingga analysandum =analysans. Misalnya: Manusia
adalah mahluk rasional.
2. Sintesis;
menggabungkan pengertian yg satu dengan yang lain sehingga diperoleh
pengetahuan baru. Contoh: asin,
pedas,
manis, dan gurih menjadi lezat.
3. Apriori;
pengertian yang adanya mendahului pengalaman inderawi. Misalnya: matematika
4. Aposteriori;
pengertian yang dimiliki seseorang melalui pengalaman sebelumnya.
5. Deduksi;
menarik kesimpulan yg bersifat khusus berdasarkan ketentuan umum.
Contoh: Setiap mahluk hidup akan
mati. Kita termasuk mahluk hidup. Kita pasti akan mati.
6. Induksi;
menarik kesimpulan yang
bersifat umum berdasarkan pengamatan hal-hal khusus (generalisasi ). Contoh: Besi, tembaga,
emas, perak memuai apabila dipanaskan. Berarti semua logam akan memuai apabila
dipanaskan.
Metode
penyelidikan ilmiah, dibedakan menjadi 2 metode yaitu
1. Metode
siklus empirik (ilmu kealaman)
Dari siklus
klasifikasi, hipotesis, verivikasi, kesimpulan, observasi yang terus berputar.
2. Metode
linear
dari penggumpulan
bahan, klasifikasi bahan, analisis kesimpulan, kemudian menjadi prediksi
Isme-isme
dalam Epitemologi
a. Realisme;
kebenaran terletak pada objek yang real.
b. Idealisme;
kebenaran terletak pada pikiran manusia.
c. Subjektivisme;
pengetahuan ada pada diri subjek.
d. Objektivisme;
pengetahuan timbul karena ada objek yg
dipersepsi manusia.
e. Rasionalisme;
sumber kebenaran ada pada rasio.
f.
Empirisme; sumber
kebenaran ada pada pengalaman.
BAB
IV
AKSIOLOGI
Pengertian
Aksiologi
Aksiologi merupakan
cabang filsafat, ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang
berarti teori tentang nilai.
Aksiologi
dalam filsafat terbagi dalam 3 sekema
besar:
1.
Logika
2.
Etika
3.
Estetika
Ciri-ciri
nilai:
Nilai merupakan
realitas abstrak yang ada dalam kehidupan masyarakat, nilai ini memiliki sifat
normatif, berfungsi sebagai daya pendorong atau penggerak.
Aliran
Aksiologi:
Aksiologi
Progresivisme
Nilai
itu ada karena ada bahasa, contohnya: pergaulan ada karena ada bahasa.
Aksiologi
Esensialisme
Pandangan
idealisme (exspresi perasaan baik atau buruk), realisme (berdasarkan kejujuran)
Aksiologi
Perenialisme
Anggapan
bahwa zaman sekarang, terjadi kekacauan akibat dari globalisasi, dll.
Aksiologi
Rekonstruksionisme
Merubah
kebudayaan lama mejadi kebudayaan modern.
Etika
dalam Aksiologi
Etika merupakan bagian
filsafat yang membicarakan problem nilai-nilai dalam kaitanya dengan baik atau
buruknya tindakan manusia secara individu maupun dalam masyarakat. Jadi Aksiologi
merupakan pengujian terhadap suatu nilai apakah buruk atau baik dalam
penggembangan terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
BAB V
RELASI ILMU DAN BUDAYA
Ilmu adalah sekumpulan
pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis
dan terkendali dengan menggunakan metode ilmiah. Hubungan atau relasinya dengan
budaya (hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal) yaitu melalui :
1. Lokal
Wisdom (Kearifan Lokal)
Semua bentuk pengetahuan,
keyakinan, pemahaman, wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntut
prilaku manusia dalam kehidupan komunitas ekologis. Bentuk local wisdom;
kelembagaan dan sanksi sosial,
ketentuan
tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, bentuk
adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman
lainnya, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif.
2. Lokal
Constraint (hambatan atau kendala)
Teori ini mengakui bahwa kinerja
setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya yang kemudian mengembangkan
pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus-menerus
suatu perusahaan (continious improvement). Jenis
local constraint; kendala internal (internal constraint), kendala eksternal
(external constraint).
3. Teori
Laden
Sifat observasi itu beranekaragam,
tergantung pada komitmen teoretis si pengamat. Sepanjang observasi merupakan
Teori Laden, maka kepercayaan anda dibentuk teori atau paradigma. Anda menerima
ketentuan sesuai apa yang
anda amati, sehingga pendukung teori yang berbeda akan memiliki pengamatan yang
berbeda pula.
4. Incommensurability
Menurut Kuhn mengenalkan terma incommensurability, untuk menerangka sulitnya
membandingkan satu paradigma dengan paradigma yang lain. Atau yaitu dua jenis
ukuran dengan skala yang berbeda yang digunakan untuk mengukur hal yang sama.
BAB
VI
DEFINISI
LOGIKA DAN
PRINSIP-PRINSIPNYA
Definisi
Logika
Logika berasal dari
kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari berpikir secara lurus, tepat. Logika digunakan
untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika
dipelajari sebagai cabang filsafat,
tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa
dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran
Prinsip-prinsip
Logika
1. Principum/
hukum Identitas
“Semua
benda adalah benda itu sendiri”
“A=
A”
Contoh:
a. Pensil
adalah pensil, dengan cirinya digunakan untuk menulis dan mengambar, berbeda dengan buku,
buku adalah buku, bercirikan
tempat untuk menulis, berisi
tulisan.
b. lingkaran
adalah lingkaran, dengan bentuknya elips, segi empat adalah segi empat, dengan
bentuk empat sudut.
c. pria
adalah pria, wanita adalah wanita, dengan cirinya masing-masing.
2. Principium/
hukum Non Kontradiksi
“Semua benda tidak dapat merupakan
benda itu sendiri sekaligus benda yang lain pada waktu yang bersamaan atau
sesuatu tidak dapat bernilai positif dan negatif pada waktu bersamaan”.
“A≠B”
Contoh:
a. Andi
sehat berarti andi tidak sakit.
b. Yanto
pintar berarti Yanto tidak bodoh.
c. Yulisman
berhasil juara kelas berarti Yulisman tidak gagal juara kelas.
3. Principium/hukum
jalan tengah (excluded middle)
“Sesuatu
haruslah bernilai positif atau negatif, tidak ada jalan tengahnya”
“A=B
atau A≠B”
Contoh:
a. Pak
Yadi suka menyanyi atau Pak Yadi tidak suka menyanyi.
b. Susanto
gemar mengambar pemandangan atau Susanto tidak gemar mengambar pemandangan.
c. Hari
ini hujan atau hari ini tidak hujan.
4. Principum
reason suffient/ hukum cukup alasan
“Adanya
sesuatu itu mempunyai alasan yang cukup, demikian pulan jika ada perubahan pada
keadaan benda atau sesuatu “
Contoh:
a. Aji
terpeleset dari tangga dikarenakan 1.sepatu rusak, 2.tangga licin.
b. selembar
kertas berubah menjadi abu, dengan alasan 1.dibakar oleh pemiliknya, 2.
digunakan untuk memasak, 3.digunakan untuk membuat api unggun.
c. beras
jadi nasi, dengan alasan 1. dimasak oleh pemiliknya, 2. ingin membuat nasi
goreng,3.dibuat nasi untuk dijual.
Manfaat Logika;
1. Membantu
setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
2. Meningkatkan
kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah
kecerdasa dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Meningkatkan
cinta akan keberanian dan menghindari kekeliruan kesesatan.
BAB
VII
MULTIKULTURALISME:SEBUAH
POTRET ATAS PLURALISME
Multikulturalisme
Yaitu ideology yang
menganjurkan masyarakat menerima keanekaragaman budaya dalam masyarakat yang
ada dalam suatu wilayah.
Pluralitas Budaya
Yaitu dua macam tradisi
kebudayaan atau lebih yang membagi masyarakat ke dalam golongan sosial yang
berbeda-beda.
Stereotipe
Yaitu orang atau
komunitas yang dipersepsikan (digeneralisasikan) sesuai dengan kebiasaan yang merupakan
penandanya.
Prasangka Negative
Yaitu anggapan kurang
baik tentang seseorang sebelum mengetahui sendiri secara cermat tentang suatu
keadaan.
Kebencian
Perasaan sangat tidak suka yang dipendam
atau diekspresikan
secara verbal maupun non verbal atau rasa permusuhan yang tertanam dalam diri
seseorang atau suatu kelompok orang kepada pihak lain.
Konflik
Pertentangan yang
menjurus ke permusuhan, perkelahian dan bahkan bisa sampai peperangan antar
kelompok atau pun individu.
Incomensurability dalam budaya
Yaitu karakteristik
yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Setiap mahluk memiliki
kekhasan tersendiri yang tidak dimilik mahluk lain, demikian pula manusia.
Perbedaan merupakan kenyataan empirik yang tidak terbantahkan. Pemahaman
perbedaan merupakan kunci toleransi.
Toeri Laden
Yang pertama adalah
sifat observasi yang beranekaragam, tergantung pada komitmen teoritis si
pengamat. Yang kedua sepanjang observasi merupakan Teori Laden, maka kepercayaan
anda dibentuk teori atau paradigma. Anda menerima ketentuan sesuai dengan apa
yang anda amati, sehingga mendukung teori yang berbeda akan memiliki pengalaman
yang berbeda pula. Sebuah objek bisa dilihat dari sudut pandang atau teori atau
paradigma yang berbeda, sehingga menghasilkan penafsiran yang berbeda pula (perbedaan itu
merupakan sebuah kewajaran). Mendekatkan sudut pandang yang berbeda itu sah,
asalkan melalui argumentasi yang logis dan prinsip “rationis sufficients”.
BAB
VIII
ABDUKSI-DEDUKSI-INDUKSI
Abduksi
Yaitu semua hal yang mengambarkan atau
melukiskan konsekuensi dari sebuah
produk yang ada dalam iklan.
Contoh:
a. Produk
citra membuat cantik
alami, cantik
alami disukai banyak pria,
Ani
membeli produk citra agar disukai banyak pria, Biskuat membuat tubuh
menjadi kuat.
b. Tubuh
kuat disanjung wanita,
Bejo
membeli biskuat agar disanjung wanita.
Deduksi
Yaitu penalaran yang
logis secara alamiah.
Contoh:
1. Semua Mahasiswa itu
pintar, Aji
adalah seorang mahasiswa,
Aji
itu pintar.
2.
Seni itu indah, mengambar itu seni, jadi mengambari itu
indah.
Induksi
Yaitu
sejumlah fenomena individual menjadi suatu kesimpulan.
Contoh:
Generalisasi
1. Ikan
hiu bisa berenang, ikan
lumba-lumba bisa berenang,
ikan
paus bisa berenang. jadi kesimpulannya
semua ikan bisa berenang.
2. Ular
phyton memakan daging,
ular
kobra memakan daging, ular
derik memakan daging, jadi
kesimpulannya semua ular memakan daging.
Analogi
1. Tadi
malam Beni begadang hingga larut malam, karena begadang Beni bangun kesiangan.
2. Joni
makan bakso 3 mangkok,
karena beni makan bakso 3 mangkok jadi dia sakit
perut.
Sebab-akibat
1. Pak
Yanto
kerja di toko serba ada ,tetapi
toko serba ada sedang libur, jadi Pak Yanto tidak bekerja.
2. Gonzales
bermain di liga super, PSSI
memanggil para pemain tim nasional bukan
dari liga super,jadi gonzales tidak masuk tim nasional.
BAB IX
JENIS-JENIS DEFINISI
1.
Definisi
enumeratif
Sebuah konsep dengan cara memerinci
satu demi satu secara lengkap semua hal yang terkandung dalam sebuah konsep. Enumerative definition,
yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara memberikan daftar lengkap dari
setiap bagian kata yang didefinisikan.
Kelemahan dari teknik ini adalah :
A. Kata
yang tidak dapat kita temukan generalnya
B. Kata
yang tidak dapat kita temukan differensianya
C. Kata
yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain,
seperti : dan, atau , yang dan sebagainya
D. Karena
memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga tidak ditemukan sifat
pembedanya
Misalnya:
• Propinsi di Indonesia meliputi,
Jawa tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan seterusnya sampai propinsi yang
terakhir.
• Dalam permainan sepak bola
terdapat pemain yang bermain di posisi penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan penyerang.
2.
Ostensive
Definition
Definisi ostentif adalah:
penjelasan sebuah konsep dengan cara menunjuk langsung kepada simbol yang
dikandung oleh konsep dimaksud,
definisi
dibuat dengan mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan,
contoh :
a. Pahlawan bangsa adalah orang yang gugur dalam
membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro,
Ahmad Yani.
b. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya bisa
dibagi bilangan itu sendiri atau kelipatannya. Misalnya 2, 3, 5, dll
3.
Metode
Genus dan Difference (Definisi
konotatif)
Yaitu definisi dengan memperhatikan
genus dan difference, Definisi ini disebut juga definis metafisik sebab
memberikan jawaban yang mendasar dengan menunjukkan predikabel substansi sebuah
konsep, contoh:
a. manusia
adalah mahluk simbol (mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
b. Hukum
adalah peraturan yang bersifat memaksa.
4.
Genetic
Definition
Definisi
dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang
didefinisikan, penjelasan sebuah konsep dengan cara menyatakan bagaimana konsep
tersebut terbentuk contoh:
a. Rumah
terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu bata.
b. awan
adalah uap air yang terkumpul di udara dan terbentuk karena penyinaran laut
oleh matahari
c. Murtad
adalah orang yang berpindah dari satu agama ke agama lain.
5.
Operational
Definition
Definisi yang dibuat berdasarkan
serangkaian percobaan yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam
kasus yang khusus sifatnya. Penjelasan suatu konsep dengan cara menegaskan
langkah-langkah khusus, prosedur pengukuran, serta menunjukkan bagaimana hasil
yang dapat diamati. Definisi operasional dapat dikategorikan atas dua jenis
yakni: Definisi kualitatif dan definsi kuantitatif. Definisi kualitatif adalah
penjelasan suatu konsep berdasarkan isi yang dikandung dalam suatu konsep.
Misalnya: Magnit adalah logam yang dapat menarik gugusan besi. Definisi
kuantitatif adalah penjelasan konsep yang dibuat berdasarkan jumlah yang
dikandung dalam suatu konsep. Misalnya: Prestasi belajar adalah skor yang diperoleh
siswa melalui tes hasil belajar.
6.
Synonymous
Definition
Defini
yang dibuat dengan mengacu pada definiendum yang sama, contoh :
a. laki-laki adalah pria
b. tampan berarti gagah
7.
Abbreviative
Definition
Definisi
yang dibuat dengan menjelaskan kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh:
a. AJI adalah Aliansi Juranlistik Independent
b. PSSI adalah Persatuan Sepak Bola Indonesia
8.
Definisi
etimologis
Definisi
etimologis adalah penjelasan sebuah konsep berdasarkan asal-usul sebuah kata.
Misalnya:
a. Demokrasi
berasal dari demos= rakyat dan Kratein = pemerintahan atau kekuasaan: Jadi
demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat.
b. Metode
berasal dari metha = di atas dan hodos = Jalan.
Jadi metode adalah jalan yang harus dilewati
9.
Definisi
Terminologi (Definisi
fungsional)
Terminologi
: Peristilahan, Ilmu mengenai batasan atau definisi istilah , penjelasan
tentang suatu konsep berdasarkan kegunaan atau tujuannya.
Misalnya:
a. Bahasa adalah alat komunikasi manusia.
b. Budaya adalah hasil karya, cipta, karsa
manusia.
BAB X
PROPOSISI
Proposisi merupakan
unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika kita
menganalisis suatu pemikiran taruhlah suatu buku, kita akan mendapati kesatuan
pemikiran dalam buku itu, kemudian lebih khusus lagi dalam bab-babnya, kemudian pada
paragrafnya dan akhirnya pada unit yang tidak bisa dibagi bagi lagi yaitu
Proposisi.
Proposisi
terbagi 2 macam :
1. Proposisi
analitik adalah proposisi yg predikatnya
mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya seperti: mangga adalah buah
buahan, kuda adalah hewan, ayah adalah seorang laki laki.
2. Proposisi
sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengetian yang bukan
menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti : pepaya itu manis, gadis itu langsing.
Proposisi menurut
bentuknya dibagi menjadi 3 :
1.
Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi
yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti: Hasan sedang sakit, anak-anak yang tinggal di
asrama adalah mahasiswa.
Proposisi
kategorik terdiri dari satu term obyek, predikat, kopula, dan quantifier.
2.
Proposisi hipotetik
Proposisi
hipotetik menyatakan bahwa kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan pada
syarat tertentu. Antara keduanya mempunyai perbedaan mendasar.
3.
Proposisi disyungtif
Proposisi disyungtif pada
hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik. Sebuah proposisi
disyungtif seperti “proposisi jika tidak
benar maka salah” jika dianalisis menjadi “proposisi itu benar” dan “proposisi
itu salah”. Kopula berupa “jika” dan
“maka” mengubah dua proposisi
kategorik menjadi permasalahan disyungtif.
BAB
XI
RELASI
BAHASA DAN LOGIKA
Bahasa
Bahasa
tersusun dari perangkat-perangkat tanda (huruf-huruf abjad) yang digabungkan. Bila huruf abjad itu
digabungkan maka sejumlah darinya menimbulkan apa yang dinamakan “kata-kata”.
Fungsi Bahasa
a. untuk
mengontrol peristiwa,
b. untuk
membuat pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan,
c. untuk
berkomunikasi sosial,
d. untuk
mengekspresikan perasaan, emosi,
e. untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
Logika
Logika
adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran. Maka untuk memahami apakah logika itu, orang harus mempunyai
pengertian jelas tentang penalaran. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran.
Fungsi Logika
Fungsi Logika
·
Logika diciptakan untuk
menghindari adanya ketidakpastian arti dalam bahasa,
·
Membantu setiap orang
yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional, kritis, luwes, tertib,
·
Meningkatkan kemampuan
berpikir secara cermat dan objektive,
·
Mampu melakukan
analisis terhadap kejadian.
Relasi Bahasa &
logika
·
Bahasa merupakan alat
berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat
membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
·
Bahasa yang baik dan
benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada
kebiasaan atau kemampuan dasar dari setiap orang untuk berpikir logis.
·
Sebaliknya, suatu
kemampuan berpikir logis tanpa kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak
akan dapat menyampaikan isi pikiran kepada orang lain
Emotive meaning
Emotive
Meaning adalah konotasi emosional dari sebuah kata atau ungkapan yang digunakan
bukan satu memiliki arti serupa tapi kualitas kurang afektif, sebagai konotasi
dari "pembunuhan" bila digunakan bukan "pembunuhan" atau
"mabuk" dan bukan "mabuk."
Cognitive meaning
Teori
kognitif adalah teori yang mencoba untuk menjelaskan perilaku manusia dengan
memahami proses berpikir. Asumsinya adalah bahwa manusia adalah makhluk logis
yang membuat pilihan yang paling masuk akal bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Buku catatan saya (Aji
Muhammad Said) materi perkuliahan Penggantar filsafat dan Logika 2012-2013
Presentasi Perkuliahan
Penggantar Filsafat dan Logika
Lanur, Alex, Logika:
Selayang Pandang. Yogyakarta : Penerbit Yayasan Kanisius
Louis. Kattsoff,
Penggantar Filsafat dan Logika,alih bahasa oleh Soejono Soemargono. Yogyakarta:
Tiara wacana, tahun 2004.
*Apabila
mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan
gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.