" Datan Serik
Lamun Kataman, Datan Susah Lamun Kelangan"
Oleh: Aji Muhammad Said
via unsplash
"Datan
serik lamun kataman, datan susah lamun kelangan" merupakan sebuah ungkapan
dari Sunan Kali Jaga yang memiliki makna yang mendalam, yakni Jangan gampang
sakit hati manakala musibah menimpa diri, dan jangan sedih manakala kehilangan
sesuatu. Kalimat yang mengantarkan kita pada perilaku bijaksana. Pemaknaan
sederhananya adalah dalam kondisi apapun dalam keadaan apapun jangan mudah
panik dan jangan mudah tergoyahkan. Manusia dibekali akal dan hati dalam laku
hidupnya, tentunya harus senantiasa digunakan dengan baik. Laku apa yang pas?
Tentu saja adalah laku yang berlandaskan pada Ahlaq dan Aqidah. Karena segala
ketentuan yang berlaku di dunia ini merupakan keadaan yang diciptakan oleh
Allah SWT. Manusia cuman menumpang dan berjalan sesuai garis sunatullahnya. Tugasnya adalah berjuang
tanpa henti walau sampai dirinya menderita sekalipun.
Disinilah hikmah
muncul, Hikmah menjadi
barang orang mukmin yang hilang maka ambillah di manapun hikmah itu ditemukan.
Tindakan yang dilakukan disini adalah bukan mencapai garis finis atau kata
kesuksesan, melainkan memproses dengan cara yang baik dan tujuan yang baik. Namanya hidup kita tidak
tahu kemana arahnya, yang perlu dilakukan adalah niat baik, ikhlas, dan
bertujuan satu hanya padaNya.
Allah menjadi
yang nomor satu yang diutamakan. Sehingga dalam menentukan benar-salah maka
harus paham dulu ukuran utamanya. Sebagai contoh lukisan yang ikut pelukis atau
pelukis yang ikut lukisan. Jawabannya tentu saja lukisan yang ikut pelukis. Pun
demikian dengan agama, dimana manusia lah yang ikut Tuhan, karena posisinya sebagai ciptaan. Kita ikut
kepada yang berkuasa atas diri kita.
Adanya manusia
itu sebenaranya tidak memiliki hak, atau hak asasi manusia itu tidak ada sama
sekali, karena ketika berpikir secara komprehensif segala sesuatunya pasti
berujung pada Allah. Manusia sebeneranya tidaklah mempunyai hak, karena hak itu
merupakan pinjaman dari Allah SWT. Yang manusia punya itu hanyalah kewajiban.
Kalaupun manusia satu mempunyai kelebihan dibanding manusia yang lain itu hanya
sekedar pinjaman. Tidak ada manusia yang luar biasa atau katakanlah manusia
super, karena sesungguhnya yang super datangnya dari Yang Maha Super. Tidak ada kehebatan manusia yang ada itu
hanyalah 'lahaulawalakuwatailabillah'.
Kemudian ada
lagi ungkapan yang berbunyi “Urip kui mung mampir ngombe”Apa maksudnya?
maksudnya adalah dunia itu hanya sementara yang abadi adalah Allah dengan
kekasihnya Rasulullah. Kemudian apa yang bisa dilakukan oleh manusia? Tindakan
yang patut diutamakan adalah melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati dalam
roda hidup ini, mengapa? Karena hidup ini begitu enak dan penuh rahmat, kita
tinggal optimis saja terhadap rizqinya Allah, khusnudzon “Aku akan dicintai
oleh Allah.” Sesederhana itu saja.
Namun sebagai manusia kita tidak bisa mengelakkan,
bahwa dalam hidup ini terdapat adanya masalah. Banyak orang belum paham, dan
belum tahu, bahwa kadang masalah manusia adalah ketika ia tidak mengerti
dirinya dan mau pergi kemana untuk langkahnya. Padahal Kita selalu memiliki
kesempatan yang baru ketika kita diberikan kesempatan hidup oleh Allah
(kesempatan dalam menghadapi masalah). Kita dipertemukan dengan masalah bisa
jadi itu adalah ujian hidup, karena pada dasarnya ketika kita melakukan sebuah pertemuan, itu
akan selalu mengantarkan kita pada beberapa pintu kemungkinan. Kita tidak
pernah tahu kemungkinan dalam bentuk ketidak pastian seperti apa yang akan
bertemu dengan kita. Namun, yang pasti dan pasti adalah posisi kita sebagai
manusia itu adalah pada kata “semoga” dan kata “insyaallah.”
Masalah dalam
hidup, pandangan yang dapat diambil untuk ini adalah sebab-akibat. Semua itu
berjodoh dalam artian memiliki pasangan, seperti halnya semua pertanyaan yang
melahirkan jawaban-jawaban. Masalah hidup itu dipertemukan dengan setiap
manusia karena itu memang jodohnya, itu merupakan hal yang harus dilalui
olehnya. Merinci dari itu kita dapat mengambil makna, sebagai berikut:
1.
Masalah hadir sebagai hukuman, jika mencermati masalah
hidup bisa diartikan sebagai hukuman atas segala bentuk tindakan yang kita
perbuat. Tentunya sebagai hamba Allah kita memposisikan orang yang terhukum ya
harus menjalankan sanksinya dengan baik, memposisikan hati kita dengan Lilahitaala.
2.
Masalah hadir sebagai peringatan, Allah memberikan
peringatan bisa melalui rasa senang maupun susah, kita diperingatkan agar
berbenah atau agar waspada, mana kala kita menghadapi sesuatu, baik berupa
hidayah atau masalah.
3.
Masalah hadir sebagai ujian, seperti halnya orang
bersekolah, kita diuji agar kemampuan, ketrampilan, perilaku, hati menjadi lebih baik lagi. Sehingga kita
menjadi pribadi yang lebih bermutu, lebih prigel,
lebih berguna. Adanya masalah menjadikan tolak ukur untuk berbenah diri dalam
berlaku.
Sebagai manusia
tentunya juga perlu sebuah kesadaran teratur bahwa dirinya ini melakukan
perjalanan dengan belajar tanpa henti. Tentunya Sekolah menjadi tidak nomer
satu di hidup ini jika kita sadar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya
manusialah yang menentukan kemana langkahnya. Manusia itu sebuah university merupakan sebuah kelengkapan.
Diikuti didalamnya adalah akal dan pikiran. Manusia mengotak-ngotakan dirinya
sendiri, padahal hidup yang ada pada dirinya adalah gelembung yang beragam
menjadi satu kesatuan. Di mana gelembung kecil masuk dalam gelembung besar
masuk lagi ke yg lebih Besar dan kita manusia masuk dalam gelembung Allah SWT.
Seperti cinta, itu ketika kita mencintai anak kita, mencintai istri, mencintai
keluarga kita itu masuk dalam cintanya Allah. Kebenaran dan pemahaman yang
benar tentang semua ini hanya datang dari Allah dan Rasulullah, selain itu
manusia mempunyai kedudukan yang sama yaitu sama-sama ketidak tahuannya. Puncak
dari puncak segala-galanya adalah Puncak
Tasawuf, ketika kita tidak menemukan apapun kecuali Allah.
Pahamilah
baik-baik, untuk menjadi manusia adalah perjalanan abadi, itu tergantung pada
dirinya sendiri untuk menemukan kehidupan yang baru. Tidak akan ada orang lain
yang menemukannya untukmu. Munculah pertanyaan yang bisa kita tanyakan pada
diri sendiri atau pada orang lain “Apa yang diperlukan untuk benar-benar hidup
sebagai seorang muslim, sampai kau belum
menjawabnya maka jagan kau pikirkan sesuatu yang tidak penting yang bisa
mengoyahkan hidupmu.”
*Apabila
mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis,
dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.