Jumat, 30 Maret 2018

Opini_Magrifat Sunan Kalijaga



" Datan Serik Lamun Kataman, Datan Susah Lamun Kelangan"
Oleh: Aji Muhammad Said



via unsplash



"Datan serik lamun kataman, datan susah lamun kelangan" merupakan sebuah ungkapan dari Sunan Kali Jaga yang memiliki makna yang mendalam, yakni Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, dan jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Kalimat yang mengantarkan kita pada perilaku bijaksana. Pemaknaan sederhananya adalah dalam kondisi apapun dalam keadaan apapun jangan mudah panik dan jangan mudah tergoyahkan. Manusia dibekali akal dan hati dalam laku hidupnya, tentunya harus senantiasa digunakan dengan baik. Laku apa yang pas? Tentu saja adalah laku yang berlandaskan pada Ahlaq dan Aqidah. Karena segala ketentuan yang berlaku di dunia ini merupakan keadaan yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia cuman menumpang dan berjalan sesuai garis sunatullahnya. Tugasnya adalah berjuang tanpa henti walau sampai dirinya menderita sekalipun.
Disinilah hikmah muncul, Hikmah menjadi barang orang mukmin yang hilang maka ambillah di manapun hikmah itu ditemukan. Tindakan yang dilakukan disini adalah bukan mencapai garis finis atau kata kesuksesan, melainkan memproses dengan cara yang baik dan tujuan yang baik. Namanya hidup kita tidak tahu kemana arahnya, yang perlu dilakukan adalah niat baik, ikhlas, dan bertujuan satu hanya padaNya.
Allah menjadi yang nomor satu yang diutamakan. Sehingga dalam menentukan benar-salah maka harus paham dulu ukuran utamanya. Sebagai contoh lukisan yang ikut pelukis atau pelukis yang ikut lukisan. Jawabannya tentu saja lukisan yang ikut pelukis. Pun demikian dengan agama, dimana manusia lah yang ikut Tuhan,  karena posisinya sebagai ciptaan. Kita ikut kepada yang berkuasa atas diri kita.
Adanya manusia itu sebenaranya tidak memiliki hak, atau hak asasi manusia itu tidak ada sama sekali, karena ketika berpikir secara komprehensif segala sesuatunya pasti berujung pada Allah. Manusia sebeneranya tidaklah mempunyai hak, karena hak itu merupakan pinjaman dari Allah SWT. Yang manusia punya itu hanyalah kewajiban. Kalaupun manusia satu mempunyai kelebihan dibanding manusia yang lain itu hanya sekedar pinjaman. Tidak ada manusia yang luar biasa atau katakanlah manusia super, karena sesungguhnya yang super datangnya dari Yang Maha Super.  Tidak ada kehebatan manusia yang ada itu hanyalah 'lahaulawalakuwatailabillah'.
Kemudian ada lagi ungkapan yang berbunyi “Urip kui mung mampir ngombe”Apa maksudnya? maksudnya adalah dunia itu hanya sementara yang abadi adalah Allah dengan kekasihnya Rasulullah. Kemudian apa yang bisa dilakukan oleh manusia? Tindakan yang patut diutamakan adalah melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati dalam roda hidup ini, mengapa? Karena hidup ini begitu enak dan penuh rahmat, kita tinggal optimis saja terhadap rizqinya Allah, khusnudzon “Aku akan dicintai oleh Allah.” Sesederhana itu saja.
Namun sebagai manusia kita tidak bisa mengelakkan, bahwa dalam hidup ini terdapat adanya masalah. Banyak orang belum paham, dan belum tahu, bahwa kadang masalah manusia adalah ketika ia tidak mengerti dirinya dan mau pergi kemana untuk langkahnya. Padahal Kita selalu memiliki kesempatan yang baru ketika kita diberikan kesempatan hidup oleh Allah (kesempatan dalam menghadapi masalah). Kita dipertemukan dengan masalah bisa jadi itu adalah ujian hidup, karena pada dasarnya ketika kita melakukan sebuah pertemuan, itu akan selalu mengantarkan kita pada beberapa pintu kemungkinan. Kita tidak pernah tahu kemungkinan dalam bentuk ketidak pastian seperti apa yang akan bertemu dengan kita. Namun, yang pasti dan pasti adalah posisi kita sebagai manusia itu adalah pada kata “semoga” dan kata “insyaallah.”
Masalah dalam hidup, pandangan yang dapat diambil untuk ini adalah sebab-akibat. Semua itu berjodoh dalam artian memiliki pasangan, seperti halnya semua pertanyaan yang melahirkan jawaban-jawaban. Masalah hidup itu dipertemukan dengan setiap manusia karena itu memang jodohnya, itu merupakan hal yang harus dilalui olehnya. Merinci dari itu kita dapat mengambil makna, sebagai berikut:
1.      Masalah hadir sebagai hukuman, jika mencermati masalah hidup bisa diartikan sebagai hukuman atas segala bentuk tindakan yang kita perbuat. Tentunya sebagai hamba Allah kita memposisikan orang yang terhukum ya harus menjalankan sanksinya dengan baik, memposisikan hati kita dengan Lilahitaala.
2.      Masalah hadir sebagai peringatan, Allah memberikan peringatan bisa melalui rasa senang maupun susah, kita diperingatkan agar berbenah atau agar waspada, mana kala kita menghadapi sesuatu, baik berupa hidayah atau masalah.
3.      Masalah hadir sebagai ujian, seperti halnya orang bersekolah, kita diuji agar kemampuan, ketrampilan, perilaku,  hati menjadi lebih baik lagi. Sehingga kita menjadi pribadi yang lebih bermutu, lebih prigel, lebih berguna. Adanya masalah menjadikan tolak ukur untuk berbenah diri dalam berlaku.
Sebagai manusia tentunya juga perlu sebuah kesadaran teratur bahwa dirinya ini melakukan perjalanan dengan belajar tanpa henti. Tentunya Sekolah menjadi tidak nomer satu di hidup ini jika kita sadar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusialah yang menentukan kemana langkahnya. Manusia itu sebuah university merupakan sebuah kelengkapan. Diikuti didalamnya adalah akal dan pikiran. Manusia mengotak-ngotakan dirinya sendiri, padahal hidup yang ada pada dirinya adalah gelembung yang beragam menjadi satu kesatuan. Di mana gelembung kecil masuk dalam gelembung besar masuk lagi ke yg lebih Besar dan kita manusia masuk dalam gelembung Allah SWT. Seperti cinta, itu ketika kita mencintai anak kita, mencintai istri, mencintai keluarga kita itu masuk dalam cintanya Allah. Kebenaran dan pemahaman yang benar tentang semua ini hanya datang dari Allah dan Rasulullah, selain itu manusia mempunyai kedudukan yang sama yaitu sama-sama ketidak tahuannya. Puncak dari puncak segala-galanya adalah Puncak Tasawuf, ketika kita tidak menemukan apapun kecuali Allah.
Pahamilah baik-baik, untuk menjadi manusia adalah perjalanan abadi, itu tergantung pada dirinya sendiri untuk menemukan kehidupan yang baru. Tidak akan ada orang lain yang menemukannya untukmu. Munculah pertanyaan yang bisa kita tanyakan pada diri sendiri atau pada orang lain “Apa yang diperlukan untuk benar-benar hidup sebagai seorang muslim,  sampai kau belum menjawabnya maka jagan kau pikirkan sesuatu yang tidak penting yang bisa mengoyahkan hidupmu.”

*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.