Cinta
dalam Bertauhid
Oleh: Aji
Muhammad Said
via unsplash
Ada
beberapa pilihan di dunia ini, manusia diberikan kebebasan dalam memilih. Diantaranya
agama sebagai pedoman, pekerjaan, dan pasangan hidup. Ketiganya ini menuju
muara kepada yang paling utama adalah akherat berupa surga atau neraka. Untuk
memilih dengan benar dan tepat, ada beberapa hal yang bisa diusahakan
1. Niat
dan Tujuannya benar, mengarah kepada ridho Allah SWT (surat An-Nahl 97).
2. Berdoa
dengan memohon petunjuk, kekuatan, kelancaran, dan kemudahan kepada Allah.
3.
Membaca 'Iqro' surat Al-'Ala' ayat 1 dengan hati dan akal.
4. Husnudlon,
berprasangka positif.
5. Menjalani
lika-liku kehidupan dengan optimisme, sukacita, dan penuh harapan. Selalu
mengambil hikmah dibalik itu semua kejadian, kondisi, maupun peristiwa.
6. Istiqomah
bertindak dengan tekun, bersungguh-sungguh
dan tanggung jawab.
7. Tidak
takut gagal, karena maupun keberhasilan merupakan sebuah proses, sama seperti
hidup (surat Az-Zumar 53). Setiap kegagalan memberikan pelajaran untuk melangkah
kedepan.
8. Tawakkal
berserah diri kepada Allah menerima secara lahir dan batin
Mengapa
setiap orang bisa mengkategorisasikan atau memiliki pandangan tersendiri. Tentu
saja itu semua memiliki dasar referensi maupun asal-muasal kerangka berpikir. Seperti
8 cara diatas. Darimana, tentu saja Al-quran
yang terbagi menjadi tiga bagian, di alam semesta, di dalam dirimu, dan muskaf tertulis menjadi sebuah kitab.
Inilah karya di alam semesta yang langsung dari Allah SWT yang dijaga ke originalitasnya. Ayat-ayat yang
terkandung dalam Al-quran pun merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Sebagai
manusia yang terpenting bukan hidup semata namun memperbaiki memahami karakter
diri untuk hidup yang lebih baik. Dalam Al-quran terdapat istilah 'iqro' yang artinya bacalah. Ini tidak
hanya menjadi sebuah makna, disisi lain merupakan perintah, dan pedoman.
Hal
tersebut mengantarkan kita pada cara bertauhid yang dilakukan secara bijaksana.
Tauhid adalah proses penyatuan diri manusia kepada Allah, dalam artian nyawiji. Cara menyatukannya adalah
mentaati segala yang Iya tentukan, termasuk hukum alam. Mengakui segala
ciptaannya termasuk hukum-hukumnya.
Sebagai manusia tentu saja cinta dihadirkan dalam segala aspek termasuk
dengan alam. Penting memhami kalimat tauhid lailahailaullah, yang artinya
adalah kekuatan keberuntungan yg dapat mengantarkan manusia pada pintu surga.
Inilah bagaimana bertauhid itu, ketika diri sudah tidak punya jarak iman lagi,
namun diri ini hidup dalam keimanan itu. Maka jangan sampai terjebak dalam musuh
ilmu yakni ilusi, kita harus sadar akan haqqul
yakin, ilmul yakin, dan ainul yakin.
Ada
lagi istilah “Manunggaling kawulogusti”, ini merupakan nilai tauhid yang
artinya mempersatukan. Sebagai contohnya
adalah pemimpin dengan rakyat yang menjadi satu kesatuan. Dalam memandang tidak akan pernah ada nilai
objektifnya. Akan tetapi kita bisa
menggambil baiknya, paling penting nilai belajarnya, bukan perkara benar atau
salahnya. Ada istilah wahada-wahidun
artinya nyawiji. Disitu hatinya bersatu
menjadikan sebuah cinta melalui pikiran dan fisik.
Hal-hal
yang menyangkut aqidah, amal, maupun tauhid merupakan tanggung jawab
masing-masing orang kepada Allah. Sedangkan ahlak menjadi bagian dari tanggung
jawab amar maruf nahimungkar kepada sesama manusia maupun muslim. Sebagai kunci
tambahan, kita mesti tahu bahwa Alat menjadi seorang muslim sebenarnya bukan
terletak pada syariat, qur'an-hadist namun pada akal pikiran dan hatinya (afala tak kunun-afala tak kinun).
Ketika
berpikir dari itu semua menjelaskan bahwa, Tauhid dasarnya adalah iman, ihsan,
dan islam. Iman berkaitan dengan meyakini rukun iman. Ihsan melakukan sesuatu
dengan landasan dan dasar segalanya untuk Allah dari Allah. Islam, ini adalah
rukun Islam berkaitan dengan tuntunan dan syariat. Setiap manusia menempuh
jalannya masing-masing dalam menjalankan tauhid, untuk itulah dalam menuju ke
arah sana diperlukan koordinat yang tepat.
Ada
beberapa kalimat dari malaikat Jibril yang menarik untuk dipahami. Suatu ketika
Malaikat Jibril pernah berkata kepada Nabi Muhammad; "Ya Muhammad,
silahkan sesuka hatimu, bagaimana kamu akan menjalani hidup ini, yang
terpenting ingatlah suatu saat nanti kamu akan mati. Dan silahkan mencintai apa
saja, termasuk cinta terhadap anak
istri, namun perlu diingat, apa yang kamu cinta itu, suatu saat akan terpisah, karena kamu tinggalkan atau mereka
meninggalkanmu, Dan silahkan mau suka terhadap apa saja termasuk harta benda, kemewahan,
dan lain sebagainya, yang semua itu selamanya tidak akan bersamamu.
"
*Apabila
mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis,
dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.