Sabtu, 21 November 2020

Opini_Kata-kata Yang Tak Dijelaskan

Kata-kata Yang Tak Dijelaskan

Oleh: Aji Muhammad Said

 

via unsplash

Allahul Kafi, Rabbunal Kafi

Allah yang mencukupi, Tuhan kita yang mencukupi

Qosodnal Kafi, Wajadnal Kafi

Tujuan kita adalah Allah yang mencukupi, dan kita menemukannya yang mencukupi

Likulli Kafi, kafanal kafi

Terhadap segala sesuatu Allah lah yang mencukupi, yang memenuhi segala kebutuhan kita adalah Allah

Wani’mal kafi, Alhamdulillah

Dan Allah itu sebaik-baik Zat yang mencukupi, segala puji bagi Allah.

 

Syekh Abdul Qadir Jaelani meriwayatkan bahwa manusia terbagi menjadi empat golongan;

Pertama, manusia yang tidak mempunyai lisan dan hati, senang berbuat maksiat, menipu serta dungu. Berhati-hatilah terhadap mereka dan janganlah berkumpul dengannya, karena mereka adalah orang-orang yang mendapat siksa.

Kedua, manusia yang mempunyai lisan tapi tidak mempunyai hati. Ia suka membicarakan hikmah dan ilmu, tapi tidak mau mengamalkannya. Ia mengajak manusia ke jalan Allah SWT, tetapi ia sendiri lari dariNya. Jauhi mereka agar tidak terpengaruh dengan manisnya ucapan, sehingga kalian terhindar dari panasnya kemaksiatan yang telah dilakukannya dan tidak akan terbunuh oleh kebusukannya.

Ketiga, manusia yang mempunyai hati, tapi tidak mempunyai ucapan (tidak pandai berkata-kata). Mereka adalah orang-orang yang beriman yang sengaja ditutupi Allah SWT., dari mahlukNya diperlihatkan kekurangannya, disinari hatinya, diberitahukan kepadanya akan bahaya berkumpul dengan sesama manusia dan kehinaan ucapan mereka. Mereka adalah golongan kekash Allah atau waliyullah yang dipelihara dalam tirai ilahiNya, dan memiliki segala kebaikan. Maka layanilah ia, cintaillah ia, cukupi kebutuhannya, maka engkau akan dicintai Allah.

Keempat manusia belajar mengajar dan mengamalkan ilmunya. Mereka mengetahui Allah ayat-ayatnya. Allah memberikan ilmu asing kepadanya melapangkan dadanya agar mudah menerima ilmu. Maka, takutlah untuk berbuat salah kepadanya, menjauhi serta meninggalkan segala nasihat yang ia berikan.

Allah Mahawadah, Mahagelembung, tempat apapun. Termasuk kita dan jagat raya yang terletak di dalamnya. Semua orang ingin tumbuh dengan jalannya sendiri, kadang ilmu dan hidayah bisa masuk ke dalam diri seseorang apabila orang tersebut telah siap menerima. Semakin kita siap semakin banyak kita menerima, dan akan semakin luas hati kita. Tentunya cinta pun bisa masuk dan menjadi bagian yang menguatkan dalam segala hal. Cinta memiliki dua dimensi yakni pertama adalah arrahman cinta yang memiliki makna yang meluas, kemudian arrahimmi yakni cinta yang memiliki makna mendalam. Alasan kita melakukan berbagai hal dan tindakan di bumi, adalah innaullaha fatta biunni, yakni mencintai Allah dan mengikuti Kanjeng Nabi. Allah berkata “apabila engkau mencintai kekasihku (muhammad) maka engkau akan ku ampuni, sederhananya ingatlah Allah dalam keadaan apapun, dan pakailah metode Kanjeng Nabi untuk menyelami kehidupan dengan sentuhan cinta.

Nabi Muhammad menjelaskan bahwa jalur cinta bisa tumbuh dengan mengikuti kata dan perilakunya. Nabi muhammad bersabda: “Berupaya adalah jalanku dan beriman kepada Allah adalah keadaanku”. Maka kita berada di antara upaya dan keadaan. Jika imanmu lemah, kamu mesti berupaya, dan jika imanmu teguh kamu mesti menggunakan keadaanmu, yakni kebergantungannya kepada Allah. Allah berfirman ”Dan kepada Allah-lah kamu mesti berharap”(QS. Al-Insyirah 8), “Barang siapa beriman kepada Allah, maka ia mencukupinya (QS.At-Talaq:3) ”Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang beriman kepada-Nya”(QS. Al-Imran:158).

Mencari rezeki pun demikian, rezeki sudah ada yang menggariskan, namun sebagai manusia tentunya harus berusaha untuk menjemputnya. Ketahuilah, bahwa bagian yang diberikan kepada dirimu takkan lepas darimu dengan pengupayaanmu terhadapnya, sedang yang bukan bagianmu takkan kau raih walau kau berupaya keras. Maka dari itu, bersabarlah dan ridalah dengan keadaanmu. Jangan mengambil atau memberikan sesuatu pun sebelum diperintahkan. Demikianlah, barang siapa meninggalkan dunia, sibuk dengan ilmu dan bersabar dalam kesulitan, dia akan dicintai syariat, Allah SWT.

Jadikanlah kehidupan setelah matimu sebagai modal dan kehidupan duniawimu sebagai keuntungan. Jika masih ada waktu lebih, habiskanlah demi kehidupan duniawimu, yaitu dengan mencari nafkah. Jangan kau buat kehidupan duniawimu sebagai modalmu, dan kehidupan setelah matimu sebagai keuntunganmu, dan sisa waktumu kau habiskan untuk memperoleh kehidupan setelah mati dan memenuhi kewajiban salat lima waktu.

 

Sabar

Sebab, bagi segalanya ada pertentangan dan akhir. Maka, kesabaran adalah kuncinya, awalnya, akhirnya, dan jaminan kebahagiaannya. Inilah yang terungkap dalam sunah Nabi saw; “Kesabaran adalah keseluruhan Iman”. Hadiah tak selalu terbungkus dengan indah, kadang Tuhan membungkus dengan masalah tapi di setiap masalah pasti ada berkah.

Carilah cara agar kesabaran bisa dinikmati. Sengsara karena sabar hanya soal sudut pandang. Jika diakhiratkan akan menjadi membahagiakan. Sabar, sebab kita tidak pernah tahu, kejutan apa yang telah Allah persiapkan, di ujung jalan berliku yang di sebut kesabaran. Kita menderita karena mempunyai target yang tidak tercapai, maka dari itu jangan menargetkan sesuatu yang tidak abadi jika tidak ingin menderita.

Mengapa semua butuh proses? Karena di setiap peroses butuh pembelajaran, jika dipercepat, Allah ingin kita bersyukur, jika diperlambat Allah ingin kita bersabar. Nikmatnya makan ketika kamu lapar, nikmatnya tidur ketika kamu ngantuk, nikmatnya bertemu ketika kamu benar-benar rindu. Lakukan hal-hal dalam hidupmu, semampumu. Bukan lakukan segalanya semaumu, semua itu ada aturannya.

Jadikan ini prinsip hidupmu. Berbagilah, dan jangan mengharap agar engkau dibalas dengan yang lebih baik. Maafkanlah meski engkau dizalimi. Memberilah, dan jangan mengharap agar engkau diperlakukan sama.  

Dan jika sesuatu yang baik harus berakhir, percayalah yang lebih baik akan dimulai. Terkadang, mungkin Allah membuat hambaNya merasa kecewa, namun percayalah ia hanya ingin engkau kembali berharap hanya kepada-Nya.

Raga selalu berpisah namun doa selalu bertemu dan setiap doa semoga terkabulkan. Andai Allah tidak menghendaki untuk mengabulkan doamu, pastilah Allah tidak akan menggerakan hatimu untuk berdoa. Ya Allah jagalah hatiku dan apa yang ada di dalamnya. Yang baik akan datang, inilah keyakinanku terhadap Allah. Jangan khawatir tentang hari esok, karena segala yang terbaik telah Tuhan siapkan untukmu. Jangan Lelah, melangitkan doa, membumikan ikhtiar. Pasti ada titik bahagia jika kita mau bersabar. Bagian dari doa yang harus kita pahami adalah, kita sering lupa bahwa fungsi do’a itu untuk meminta, bukan memaksa.

 

Penerimaan

Ucapan alhamdulillah memenuhi timbangan, sedangkan subhanallah dan alhamdulillah memenuhi apa yang ada di langit dan di bumi. Salat adalah cahaya, dan sedekah adalah bukti. Sabar adalah pelita, Al-quran adalah hujjah yang membenarkan atau menentang kamu. Syukur adalah berupa hati yang tetap cinta kepada sang pemberi nikmat. Syukur terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu syukur dengan mulut, artinya selalu mengucapkan alhamdulillah, syukur dengan anggota badan, artinya selalu melakukan perintah-perintah-Nya, syukur dengan hati, artinya selalu menjaga iman kepada Allah.”Dan apa pun nikmat yang ada padamu, berasal dari Allah” (QS. An-Nahl :53).

Bukan hanya penerimaan apa adanya yang Allah anugrahkan, bahkan memaknai dirinya sendiri, menentukan batas yang rendah hati atas kehidupan. Hidup bukanlah mencapai apa yang ada di dunia, melainkan mencari dibukakannya ridha oleh Sang Maha Pencipta. Semua unsur dan peristiwa dalam kehidupan ini adalah embusan belaka dari kemauan Maha Pencipta. Semua daya upaya dan pencapaian manusia tetap berada dan patuh di dalam kuasa Tuhan, takdir, nasib, lahul Mahfudh, serta fenomena “hidayah” dan “amr”. Mahluk hidup adalah anak-anak panah yang diluncurkan oleh Maha Pemanahnya. Mahluk tidak berkuasa atas busurnya dan tidak pernah mengerti titik tempat ujung panahnya menacap. Allah mengajari langsung  kepada manusia, apa yang dia belum ketahui. “Allamal insana ma lam ya’lam”.

Ongkos paling mahal untuk mendapatkan sukses dari Allah adalah mensyukuri kehidupan dengan menikmati kerja, gerak, ilmu, segala pemandangan ciptaanNya, dari pagi sampai siang, dari siang sampai sore, dari sore sampai malam, dari malam sampai pagi. Seandainya langit tak menurunkan hujan, bumi tak menumbuhkan apapun. Lalu aku mencemaskan sesuatu dari rezekiku (yang sudah dijamin oleh Allah), sungguh aku khawatir jika aku sudah jatuh ke dalam lubang kufur nikmat

Dalam kesadaran, manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk mencapai keselamatan di dunia dan akherat. Hal tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu bersemangat sesuai kemampuan, mensyukuri nikmat kemurahan Tuhan dalam bentuk apapun. Sikap dan perilaku yang diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan YME.

 

Pencarian Sejati

Perumpamaan kehidupan di dunia ini menjadikan bahwa tidak masalah mereka membanggakan jabatan dan kekayaan mereka. Tapi yang perlu kita sadari adalah kita adalah komponen dari suatu lingkaran cinta dengan fitri diciptakan oleh Allah. Kita hanya sebuah instrument dari orchestra kemesraan keluarga. Dalam tradisi budaya kebanyakan orang mencari setatus, padahal lebih mulia orang yang mampu memberikan manfaat.

Kesejatian itu viewnya adalah Tuhan. Apabila menjalani Idul Fitri dan mudik kepada Tuhan, satu-satunya jalan adalah memakai cara pandang Tuhan. Materi, Kekayaan, Kumpulan modal, citra, hamparan uang, pangkat, jabatan dan periode, semua yang tampak mata adalah mata uang yang tidak laku di dalam pola pikir Idul Fitri, yakni di hadapan Allah.

Hidup itu bagaikan daun yang hanyut di sungai. Daun itu adalah kita, dan sungai itu adalah takdir. Jangan banyak berharap, karena harap kita takkan mengubah takdir. Semakin harap, semakin banyak angan, hidup akan semakin sumpek, takut kehilangan, tidak kesampaian, takut keduluan orang. Tujuan benar itu harus dilakukan dengan baik, Tujuan yang baik harus dilakukan dengan benar. Ibadah, Ahlak, Ilmu, dan Pekerjaan adalah empat pilar kesuksesan dalam kehidupan manusia. Maka jangan sampai kita kehilangan salah satunya apalagi kehilangan semuanya. Bekerja dengan tulus lahir dan batin akan mendapatkan kebahagiaan walaupun hasilnya belum terlihat.

Orang hidup itu gampang, pokoknya membuat baik terus, dimana saja, sama siapa saja. Begitu kamu baik, Allah kasih hidayah kepadamu. Harus melakukan apa, melangkah kemana. Allah kasih panduan. Apabila Anda ikhlas menerima apapun yang ditentukan Allah, maka Allah tidak akan menghilangkan sesuatu yang engkau cintai. Justru Allah akan menambahnya dengan sesuatu yang lain. Allah itu Maha Unik dan Asyik, terkadang jika ia dimintai tidak dikabulkan, dan jika tidak dimintai tiba-tiba ada.

Agama itu dimulai dari kesenangan, bahagia, faroh dalam bahasa arab, karena agama sendiri adalah jalan dan ruang yang indah penuh dengan kedamaian. Jika memulai sesuatu karena Allah, maka jangan menyerah karena manusia. Berodoalah seperti ini, “Karuniakanlah kepada kami, kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada Rasul-Mu, juga kecintaan orang-orang yang mencintaimu. Selama kamu serius beribadah kepada Allah. Jangan khawatir, Allah akan menjamin segala hal yang ada di dalam hidupmu.” Cinta ialah ruh dari agama. Setiap yang mengaku beragama, pasti menebar cinta. Mereka yang menebar benci bagaimana mungkin dikatakan beragama. Kebahagiaan tidak dapat dilihat dari seberapa hartanya, seberapa kayanya. Melainkan dilihat dari rohaninya.

 

Katakan hati

Jika kebijaksanaan menunjukkan kebaikan. Maka kesucian menunjukkan hal yang indah. Bila mengenalmu adalah kebaikan. Maka, mencintaimu adalah anugrah terindah. Semakin Dewasa kehidupan kita semakin banyak urusan. Kita harus senantiasa menata berbagai hal, dari diri, pasangan, orang tua, hingga anak, melakukannya memang harus serius agar apa, agar tidak menimbulkan masalah atau membikin repot di kemudian hari.

Kebencian boleh membatu karang, namun cinta harus terus menetes yang kelak akan melubangi. Setia itu bukan rasa cinta yang meluap-luap, tapi bagaimana tetap bertahan di dalam naik turunnya kehidupan, kita kenal dengan istiqomah. Ada kalanya dalam setiap doa kita, tidak meminta siapa-siapa hanya minta diberi yang terbaik. Ketika ada dua pilihan, pilihlah yang baik. Ketika dua-duanya sama baik, pilihlah yang mau bersamamu. Saat dua-duanya ingin bersama, ketahuilah mana yang akan membuatmu lebih dekat kepadanya. Cinta itu bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap. Kau akan belajar dengan membaca tapi kau paham dengan cinta.

Cinta mungkin terkadang membuatmu rapuh, tapi berterima kasihlah kepadanya, karena cinta darinya bisa membuatmu lebih kuat dari sebelumnya. Cinta bukanlah bertahan seberapa lama. Tapi seberapa jelas dan arahnya kemana. Cinta adalah salah satu bunga yang tumbuh tanpa bantuan musim. Cinta bukan seberapa lama engkau mengenal seseorang. Tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum, sejak pertama engkau mengenalnya.

Rahmat Allah SWT turun karena sebab ikhtiar. Sebagai contoh adalah mawaddah, rahmah, dan sakinah akan muncul ketika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah. Mawaddah konsepnya adalah ketika dua insan memilih berpasangan maka, mawaddah adalah tempat untuk kembali, tempat untuk berteduh. Seperti rumah yang nyaman, teman berbagi cerita, bahu untuk bersandar. Kemudian ada rahmah, bagian dari Tuhan yang berupa kasih sayang, jika mencintai seseorang maka rahmah ini adalah, rasa yang dirasakan, seperti tempat meletakkan kebaikan dan keberkahan.  Mencurahkan perhatian cinta, rindu, dan kasih sayang. Ketika kekasih kita sakit kita yang menderita, ketika kekasih kita haus, kita yang sibuk mencarikan minum. Sedangkan sakinah adalah usaha, ikhtiar kita secara istiqomah agar cinta yang kita miliki itu menyatu, ada kalanya cinta itu berjarak, merengang, cara kita menjaganya dan mengusahakannya inilah yang disebut sakinah. Kesungguhan dari itu semua adalah cinta yang menghubungkan dengan Allah dan Kekasihnya Kanjeng Nabi Muhammad.

Kita sering diberi masalah oleh Allah yang tidak ada jalan keluarnya lagi. Maka sebenarnya Allah mendatangkan masalah itu untuk mendudukan diri kita kepada Rasa tidak ada lagi yang bisa menolong selain Allah. Rasa inilah anugrah dan nikmat yang luar biasa yang kita minta kepada Allah agar tidak dicabut rasa ini. Apabila kita mendapat masalah besar seperti apapun. Jangan bingung, karena ketika bingung itu berarti terbiasa mengandalkan yang lain daripada Allah, mengantungkan harapan kepada selain Allah. Cobalah belajar memiliki pengertian, karena dengan mengerti mulut ini akan mampu mengamalkan diam dan memahami bahwa dibalik hajat yang tidak qobul, pasti ada hikmah. Dibalik hajat yang tidak qobul, ada kasih sayang Allah kepada hambanya. Cintailah permasalahan yang kamu hadapi, karena yang memberi masalah juga mencintai kamu. Yakinlah bahwa yang menjamin semuanya itu adalah Tuhan, bukan logika. Carilah cara berdekatan dengan Tuhan, dengan caramu sendiri. Tuhan memberikan banyak cara dan banyak pintu, tinggal apa yang kamu pilih, dan apa yang kamu perjuangkan. Allah akan memberikan pertolongan pada hamba-Nya, selama hamba itu mau mau menolong saudaranya.

Nabi Musa pernah berdoa lama, namun tak kunjung dikabulkan. Namun ketika ia berkata ‘Masya Allah” seketika apa yang ia minta dalam doa sudah tersedia di depannya. “Gusti Allah, doaku itu sudah lama, namun kenapa baru dikabulkan sekarang?!” Allah berfirman: “Wahai Musa, aku merasa bangga ketika kau bilang masya Allah (semua hal atas restu Allah). Itulah yang membuat-Ku mengabulkan doamu.” Dia yang mencintaimu akan menemukan seribu cara untuk menjangkaumu. Hidup itu tidak berdasarkan seleramu, tapi hidup itu berdasarkan apa yang terbaik, tersehat, dan apa yang benar-benar kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Harta adalah rezeki yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak soleh adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan mendapat ridho Tuhan adalah rezeki yang sempurna. Untuk kesehatan yang baik kendalikan makananmu, untuk jiwa yang baik kendalikan dosa-dosamu, dan untuk keimanan yang baik kirimkan sholawat kepada Nabi SAW. Disisi keinginanmu ada keinginan Allah atas hidupmu. Cara menempuh hidup terbaik adalah mengkerjasamakan antara keduanya. Penjelasan lisan membuat banyak hal menjadi jelas, namun cinta yang tak dijelaskan sungguh jauh lebih jelas.

 

 *Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.