Minggu, 07 Mei 2017

Opini_Polemik Media Massa


Media Massaku Kini?
Oleh: Aji Muhammad Said

via unsplash



Melihat kaca mata dunia ini, yang terjadi adalah adanya segitiga yang tidak terpisahkan dalam ranah media. Baik negara, pasar, maupun masyarakat tertampung dalam media massa, proses komunikasi yang terjadi bersifat timbal balik dan saling berpengaruh satu sama lain. Media massa memilki ekosistem yang menampung pesan juga sebagai pihak yang mempunyai peran dalam menjaga stabilitas ekonomi maupun politik.
Media massa sendiri memiliki peranan bagi khalayak. Pertama media dapat menjadi jendela yang menjembatani khalayak dalam melihat peristiwa apa yang terjadi. Sebagai sebuah perantara media sangatlah reflektif terhadap kehidupan sosial. Media menjadi cerminan kejadian-kejadian yang berlangsung di masyarakat dunia. Apa yang ditampilkan dalam media pun sangat selektif, hal ini didasari pada hal-hal yang diberi perhatian ataupun yang tidak diberi perhatian. Sebagai sebuah pembawa pesan media ini memberikan kontribusi alternatif yang cukup beragam dalam memberikan jawaban atas persoalan sosial.
“Medium is the massage” hal ini mengandung makna yang filosofis. Kehadiran media membawa pesan sekaligus perantara. Arti penting media ini hadir sebagai sebuah forum, guna merepresentasikan berbagai informasi maupun ide ke khalayak, sehingga tanggapan dan umpan baliknya pun sering muncul juga. Sebagai sebuah forum komunikasi yang terjadi pun tidak hanya satu arah atau dua arah, namun bisa menggerakkan massa dan sangat interaktif.
Penulis mengamati bahwa media masa menjadi sebuah alat yang digunakan beberapa kelompok-kelompok tertentu, dan bertujuan untuk kepentingan tertentu. Media masa ini memiliki fungsi yakni, menyediakan informasi terbaru mengenai berbagai macam kejadian politik, tidak jarang media massa dijadikan salah satu bagian penting dalam membuat kebijakan. Bahkan uniknya media massa ini menjadi fasilitator orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakat. Lebih sepesifiknya lagi media menjadi alat yang digunakan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan, maupun memelihara kontinuitas sebuah kekuasaan yang berlangsung (hegemoni).
Dalam ranah politik media massa ini memiliki peran dalam; Memberikan informasi, membantu berhubungan dengan berbagai kelompok, membantu mensosialisasikan pribadi manusia, membujuk khalayak, juga sebagai sarana hiburan (Ardial, 2010). Hal ini juga dipertegas oleh (McQuail,2010), “There has been an intimate connection between mass communication and the conduct of politics, in whatever kind of regime.”
Jika dirangkum, maka teori normatif media massa akan terbagi dalam dua teori besar yakni teori otoritarian dan teori libertarian (Muhtadi, 2009). Teori otoritarian: kebenaran harus diletakkan dekat dengan kekuasaan. Penguasa menggunakan media untuk menginformasikan sesuatu yang dianggap penting oleh kekuasaan. Sedangkan oposisinya adalah, teori libertarian: media merupakan alat yang akan menjadi kekuatan untuk mengontrol penguasa. Media dipandang sebagai fasilitas penyampaian informasi yang objektif tentang segala sesuatu yang dinilai baik atau pun buruk.
Pers atau media memiliki hakekat dalam kemerdekaan dan demokrasi. Dalam ilmu politik, pers ini dipandang sebagai rangka ke empat (the fourth estate) dalam sebuah negara. Adanya kebebasan pers menjadi penegak kualitas demokratis, dengan kebebasan memungkinkan terjadinya keberagaman informasi, sehingga mendukung masyarakatnya untuk berkontribusi dalam demokrasi.
Indonesia memiliki kebebasan pers, namun harus dibarengi dengan stakeholder yang professional dan bertanggungjawab. Media massa di Indonesia kini hanya sebagai kendaraan politik, dan hanya memproduksi informasi yang mengarah kepada profit saja, tanpa memberikan informasi secara kredibel. Seharusnya tidak demikian, media seharusnya memberikan fasilitas yang cukup penting guna meningkatkan profesionalisme jurnalisnya. Terpenting dari semua itu adalah media mampu memiliki jiwa guilty feeling artinya ketika membuat kesalahan, maka harus mengakui dan meminta maaf. Selain itu elite penguasa harus memahami fungsi pers sebagai serana kritik dan kontrol terhadap kekuasaan.
Kenyataannya yang terjadi di Indonesia sekarang ini cukuplah mengherankan. Media massa di Indonesia berada dalam kondisi yang tidak berdaya dari berbagai tekanan kepentingan pihak penguasa dan pengusaha media. Tekanan-tekanan hadir, dengan alasan demi stabilitas nasional dan kepentingan pembangunan ekonomi, hal ini kemudian menjadi jelas, setelah membuat media massa cenderung hanya berorientasi kepada kepentingan pemerintah dan pemilik modal, dan mengabaikan kepentingan khalayak dan masyarakat secara luas (Ardial, 2010: 171).


Ada Apa dengan Media?

Sekarang ini akses informasi maupun peristiwa terkait kehidupan masyarakat dunia mudah sekali menyebar dan viral. Kata kunci yang bisa menjadi pembuka itu semua adalah media. Tentunya masyarakat zaman sekarang tidak hanya memahami satu media saja yang digunakan untuk menangkap, mengkonsumsi informasi terkait kehidupan sehari-hari. Media sosial menjadi trend untuk menjelajah berbagai arus informasi.
Ketika menggunakan media, apakah setiap orang itu sadar atas isi maupun konten-konten yang ada didalamnya? Maksudnya yang menjadikan media tersebut hidup adalah isi yang dikonsumsi. Sadar apakah sesuai dengan kebutuhan secara sosial atau mengikuti arus berdasarkan profit yang dibuat pemilik media itu sendiri? Adanya kepemilikan atas media menjadi faktor penentu baik-buruk, kredibilitas, dan informasi yang diberikan.
Kritik dan protes memang perlu disematkan kepada media-media sekarang ini. Alasannya adalah tujuan/profit yang didewakan oleh para pemilik media. Adanya profit oriented, menjadikan tindakan yang menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Tidak hanya pada satu tapi pada banyak media juga. Bahkan terkait isu-isu kontemporer belakangan ini terkait pembuatan berita alakadarnya memberikan dampak tertentu dalam masyarakat. Sering terdengar bukan berita “hoax” (pemberitaan palsu). Jelas itu berdampak buruk, karena bisa meresahkan masyarakat, dan menganggu stabilitas nasional ekonomi-politik.
Tidak heran kemudian banyak orang-orang yang memiliki pengetahuan diatas rata-rata hilang kendali, setelah bergabung dengan media. Gambarannya mungkin bisa dilustrasikan seperti kaum terpelajar yang dulunya cerdas memiliki IP yang bagus, dan memiliki kemampuan analisis yang baik. Namun setelah menjadi penggiat media, menjadikan kebiasaan membaca, mendengar, dan analisis memudar karena melupakannya. Hal ini didasari oleh “eklusivitas,” daya “magis” berita yang mampu menghasilkan profit, tanpa mempertimbangkan kelayakan berita secara moral. Secara akademik dapat dikatakan cerdas, namun nurani dalam hatinya patut dipertanyakan.

Eksistensi Media Baru

Dewasa ini, kehidupan masyarakat telah tumbuh dengan sejumlah perkembangan yang maju. Keberadaan teknologi memudahkan setiap aktivitas yang dilakukan manusia. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Efisiensi waktu dan efisiensi kerja adalah tujuan utama dari penggunaan teknologi. Pengembangan teknologi juga memberikan efek jangka panjang, kepraktisan, dan  penghematan energi. Di setiap masa dan perkembangan manusia, teknologi menjadi salah satu tanda perubahan zaman.
Menelisik mengenai teknologi, maka terdapat hubungan yang erat dengan adanya media. Perpaduan teknologi dan media membawa arus informasi bagi masyarakat. Media menjadi perantara bagaimana sebuah komunikasi terjadi. Di Abad 21, teknologi menjadi sosok media baru. Pernyataan ini memiliki alasan yang cukup kuat, karena teknologi mempunyai sifat digital, teknologi sangat mudah dimanipulasi, teknologi tidak hanya mencakup satu bagian, tapi rangkaian yang menjadi sebuah jaringan, padat, mapat, interaktif, dan tidak memihak kepada siapapun. Istilah teknologi sebagai new media atau media baru, dapat kita jumpai di kalangan masyrakat, terkhusus bagi anak muda. Sebagai contohnya adalah internet, gadget, sosialmedia, e-book, dan masih banyak lagi.
Ketika perkembangan teknologi sedang berkembang dengan cepat, pasti banyak sekali produk-produk multimedia yang akan kita ketahui, baik itu melalui media massa atau interaksi sosial dengan sesama. Komputer, handphone/smartphone menjadi salah satu komponen media baru yang inovasinya terus berkembang, membawa perubahan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan semakin lengkapnya program dan aplikasi yang dihadirkan pada gadget dan komputer yang ditawarkan untuk dikonsumsi.
Cakupan terbesar dari itu semua sebenarnya adalah internet. Kehadiran internet menjadi sosok yang dominan, karena internet ini mampu meleburkan media-media seperti film, gambar, musik, dan tulisan menjadi satu. Tidak hanya sampai sini, internet juga mempunyai kekuatan interaktif yang cukup besar bagi perluasan sebuah informasi. Internet memberikan aksesbilitas luar biasa, penggunanya disodorkan kemungkinan, permintaan, layanan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Berawal dari hal yang sifatnya interaktif ini, internet kemudian membawa pengguna untuk aktif berpartisipasi. Apa yang terkandung di dalam internet membawa informasi dan komunikasi yang mudah sekali menjadi viral, disinilah posisi pengguna, selain sebagai konsumen yang mengkonsumsi konten internet, pengguna juga menjadi pihak dalam mengembangkan keberadaan internet. Fakta nyatanya juga dapat dipahami secara langsung, melalui penggunaan sosial media. Istilah ‘like’, ‘share’, ‘subscribe’, ‘twit’, sering terdengar bukan? Dan bahkan mudah memahami dan menerapkannya.
Pandangan penulis mengenai media baru adalah bagian dari demokratisasi di mana kehadiran media itu dimulai dari sebuah penciptaan pesan, kemudian penerbitan, lalu didistribusikan, dan dikonsumsi oleh setiap orang yang menggunakannya. Sebagai sebuah sarana demokratisasi media sanggatlah menggelobal. Munculnya media baru dapat meningkatkan komunikasi orang-orang diseluruh dunia. Tidak ketinggalan pula media menjadi sebuah wujud pengekspresian diri melalui sarana media sosial yang beraneka ragam.
Ketika hadir dengan powernya yang cukup besar, media baru juga memiliki beberapa kekurangan. Kehadiran perubahan yang signifikan menciptakan serangkaian ketegangan, maupun pro-kontra dalam ruang publik. Di luar dari nilai postifinya, beberapa ideologi radikal muncul, komunitas dengan tindakan negative muncul, gerakan kampanye hitam muncul, tidak ketinggalan pula informasi palsu (hoax) juga muncul. Hal ini tidak bisa dihindari melihat sifat media itu sendiri yang cepat sekali menyebar dan berkembang. Salah satu kunci yang tepat, untuk menangani ini adalah dengan melihat karakter media itu sendiri, sudah seharusnya perkembangan media baru ini dicermati dengan bijaksana. Pemanfaatan yang dibarengi dengan kerja cerdas, memperhatikan sebuah kredibilitas informasi, kemudian memprediksi sebab-akibat dari sebuah tindakan, ini menjadi faktor penentu dalam penggunaannya. Jangan sampai itu merugikan orang lain atau menjadi boomerang bagi diri sendiri. 




*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Analisis Sosial_Proses Komunikasi di Pasar Traditional

Proses Komunikasi
di Pasar Traditional Klithikan
Jl. Hos Cokroaminoto No. 34
Oleh: Aji Muhammad Said

via unsplash




BAB I
Pendahuluan
Komunikasi merupakan bentuk interaksi yang dilakukan antar manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, komuniaksi ini terdiri dari dua bentuk yaitu Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi ini digunakan agar seseorang bisa memahami maksud dan tujuan antara satu dengan yang lainnya dalam prosesnya terdiri dari 3, yaitu proses komunikasi primer, proses komunikasi sekunder, dan proses komunikasi timbal balik.
            Terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita lihat misalnya komunikasi yang dilakukan dalam pasar traditional. Pasar adalah tempat di mana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli. Di dalamnya terdapat interaksi yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar melihat-lihat atau melakukan kegiatan lain. Fungsi pasar, bukan hanya sebagai tempat transaksi jual-beli, tetapi juga menjadi media sosial yang menghubungkan komunikasi antar manusia di suatu daerah.
Observasi yang saya lakukan, dilaksanakan sabtu, 15 November 2012 pukul 17.00-19.30. Bertempat di Pasar Klithikan yang berada di Jl. Ho Cokroaminoto No. 34. Saya mengunjungi pasar ini pada waktu malam hari. Pasar Klithikan merupakan pasar yang unik dikarenakan pasar ini ramai pada jam-jam malam. Sebagian besar barang-barang yang dijual dalam pasar, adalah tas sekolah, baju distro, ikat pinggang, dompet, sepatu, dan masih banyak lainnya. Dapat digambarkan bahwa pasar klithikan, mempunyai tempat parkir yang disediakan di depan pintu masuk, kemudian terdapat dua lantai sebagai pusat perdagangan. Lantai atas sebagai pusat penjualan HP dan smartphone. Untuk Lantai bawah pusat pernak-pernik, seperti spare part sepeda motor, macam-macam pakaian, barang antik, gitar, sepatu, dan  masih banyak lainnya. Sedangkan yang terletak di bagian paling belakang  adalah tempat ibadah berupa mushola, dan sebelum mendekati mushola ada sejumlah warung-warung makan.


BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Komunikasi
Secara Etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, communico mempunyai arti membagi. Hakikatnya komunikasi haruslah memiliki kesamaan makna atau kesamaan pengertian.

B. Komponen Komunikasi
  1. Source adalah sumber atau individu yang menyampaikan pesan.
  2. Encoding adalah proses penyandian atau pengalihan pesan dalam bentuk lambang-lambang.
  3. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang-lambang yang bermakna yang disampaikan sumber.
  4.  Lambang dapat berupa verbal (kata-kata lisan atau tulisan) ataupun nonverbal (gerak, gambar, isyarat, sikap).
  5. Channel adalah saluran atau media yang dipakai oleh sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Saluran yang digunakan bisa dua, tiga, atau empat saluran secara serentak.
  6. Receiver adalah penerima pesan dari komunikator.
  7. Decoding adalah proses penangkapan, pemahaman dan penerimaan pesan oleh komunikan dari komunikator.
  8. Receiver response adalah tanggapan atau seperangkat reaksi dari komunikan yang timbul setelah menerima pesan. Feedback adalah umpan balik atau tanggapan dari komunikan kepada komunikator.

C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi yang terjadi di pasar adalah proses komunikasi primer. Alasannya adalah penyampaian pikiran dan perasaan kepada orang lain menggunakan lambang atau simbol yang berupa bahasa, body language dan sentuhan yang dilakukan secara langsung melalui tatap muka antara satu orang dengan yang lainnya, misalnya saja dalam  melakukan proses transaksi, dan ketika penjual menjelaskan contoh barang atau produk yang dijual. Proses komunikasi sekunder melalui  alat sangat sedikit di jumpai. Proses komunikasi sekunder mungkin seperti penggunaan telephone genggam, internet dan lain-lain. Proses komunikasi selanjutnya adalah proses komnikasi timbal balik, misalnya saja dalam proses tawar-menawar barang, yang akan menentukan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.

D. Bentuk Komunikasi (Komunikasi Verbal Dan Non Verbal)
1. Komunikasi Verbal
Proses komunikasi verbal setiap individu dalam pasar dilakukan melalui lisan secara langsung. Semua individu di dalam pasar berbicara satu sama lain untuk menjalin komunikasi.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi non verbal selalu menyertai komunikasi verbal. Mencakup gerakan mata penjual, ekspresi wajah pembeli ketika menawar barang dan bahasa tubuh individu lain di pasar. Komunikasi nonverbal merupakan hasil bentukan budaya masyarakat.

E. Fungsi Komunikasi
Berikut adalah fungsi komunikasi dan proses komunikasi di pasar traditional ‘Klithikan,’ selama beberapa jam berada disini saya mengamati berbagai fungsi komunikasi, tapi fungsi komunikasi yang paling sering dialami atau paling dominan adalah fungsi sosial dimana fungsi ini sangat penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, terhindar dari tekanan dan  ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Contohnya adalah saat saya dengan penjual baju bola sedang berdiskusi untuk menentukan harga barang yang ingin saya beli (jersy baju bola), dan lain-lain.

F. Pola Komunikasi Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komunikasi
1. Komunikasi adalah proses simbolik
            Komunikasi menunjukan lambang sesuai dengan kesepakatan. Misalnya ketika pengelola pasar Klithikan memberikan petunjuk lokasi mushola yang terletak di bagian belakang pasar menggunakan, petunjuk arah.
2. Setiap perilaku berpotensi sebagai komunikasi
            Hal ini dapat dilihat ketika salah seorang  pengunjung  melihat dan memilih sepatu futsal, dan seketika itu juga si penjual melayani dengan memberi penjelasan berupa kualitas sepatu tersebut, model sepatu tersebut, meminta ukuran nomor sepatu pelanggan.
3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan
            Contoh  pada prinsip ini adalah ketika salah seorang penjual pakaian  melakukan seruan-seruan kepada pembeli bahwa ia menjual pakaian dengan model-model distro, dan dijual dengan harga murah-meriah.
4. Komunikasi berbagai tinggkatan kesenjangan (kejadian sepontan)
            Saya ambil contoh ketika penjual jam tangan memamerkan produknya, namun soerang pembeli tidak menyukai produk tersebut, lalu si penjual  ini (dengan  sepontan) mengambil contoh produk jam  tangan lain, dengan  tujuan agar si pengunjung mau membeli produk yang ia tawarkan.
5.Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
            Pada prinsip ini adalah ketika pembeli melakukan penawaran terhadap onderdil bekas sepeda motor berupa velg, penjual merasa bingung terhadap penawaran yang dilakukan pembeli tersebut, kemudian ia melakukan diskusi dengan pedagang lain ,dengan meminta saran, dan dilakukan dengan nada rendah.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
            Seorang pengunjung datang ke pedagang pakian jersey bola ia bertanya mas ini baju bola warna merah berapa, si pengunjung ini akan memprediksi jawaban yang akan di berikan kepadanya setelah ia bertanya, lalu si pedagang memberikan jawaban sesuai pertanyaan yang diberikan pembeli tersebut.
7.Komunikasi bersifat sistematik
            Pada prinsip komunikasi bersifat sistematik ini menjelaskan mengenai dua sistem komunikasi yaitu sistem komunikasi internal berdasar serapan dunia luar kepada diri kita, dan sistem eksternal berkaitan dengan  unsur-unsur diluar individu (lingkungan).
            Contohnya adalah pada setiap penjual dan pedagang yang berada di pasar klithikan mempunyai cara tersendiri dalam memamerkan produknya, misalnya penjual kaset CD  player, menjual dagangannya dengan memainkan music dari CD tersebut, sedangkan pedagang sepatu, menaruh sepatu-sepatunya berjajar rapi yang ditata dengan apik pada rak jualnya. Jadi setiap pedagang mempunyai cara tersendiri dalam menjual dagangannya.
8.Komunikasi efektif-semakin mirip sosial budaya
            Misalnya saja ketika pedagang  sepatu futsal mempromosikan dagangannya dengan mengatakan barang tersebut tinggal satu, dan kualitasnya bagus (merupakan bentuk komunikasi yang efektif), dan ahkirnya pembeli membeli barang tersebut.
9. Komunikasi nonsekuensial
            Komunikasi selalu terjadi dua arah meski umpan baliknya tidak bisa ditrima orang lain, misalnya saja pedagng kaos yang melakukan seruan mengenai produknya, para pelanggan tahu mengenai produknya, namun ada pula pelanggan yang mengabaikannya.
10.Komuikasi prosesual, dinamis, transaksasional
            Misalnya ketika seorang pembeli membeli telephone gengam yang harganya murah, kemudian memberi tahu kepada temannya, dan temannya tertarik dengan  apa yang  ia beli, sehingga terjadi komunikasi yang berkembang, dan teman si pembeli tertarik dengan informasi tersebut.
11.Komunikasi ireversible
            Misalnya ketika saya  menanyakan kaos bola, harga, jenis bahan nya, kualitas kepada pedagangan kaos bola Juve, beliau memberikan penjelasan, dan ketika saya ingin membelinya lagi saya sudah tahu informasi mengenai kaos tersebut, dan tidak perlu bertanya lagi.
12.Komunikasi bukan panasea
            Dapat diambil contoh pada suatu kejadian terjadi tawar menawar  kenalpot  sepeda motor R9 yang cukup alot antara penjual dan pembeli, sehingga keduanya binggung mencapai kesepakatan  harga, dan ahkirnya si penjual barang mengalah dengan memberikan harga sesuai permintaan pembeli.

G.Kesimpulan
Pasar selain mempunyai peranan dalam aktivitas ekonomi ternyata juga mempunyai peranan dalam aktivitas sosial. Perannya sebagai tempat melakukan aktivitas sosial, pasar tradisional terlihat sebagai tempat interaksi, selain itu juga sebagai sarana jual-beli yang menjadi tempat bertemunya warga masyarakat dari berbagai kalangan. Pasar tradisional Klithikan juga mempunyai peranan dalam kegiatan sosial yang menghubungkan antar individu dalam struktur masyarakat desa.
Pasar pada prinsipnya adalah tempat dimana para penjual dan pembeli bertemu. Tetapi apabila pasar telah terselenggara dalam proses jual-beli, maka pasar memperlihatkan peranannya bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat kebudayaan.

Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005.



*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.