Memelihara Keluarga
Oleh: Aji Muhammad
Said
dok. pribadi
Surat Al-Mu’minun Ayat 115
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Arab-Latin: A fa ḥasibtum annamā
khalaqnākum 'abaṡaw wa annakum ilainā lā turja'ụn
Terjemah Arti: Maka apakah kamu mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Surat Al-An’am Ayat 103
لَا تُدْرِكُهُ
الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Arab-Latin: Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa
yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr
Terjemah Arti: Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah
Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Dasar berkeluarga adalah ilmu (mengaji).
Manusia jangan sampai berpegangan pada dunia. Bepeganglah dengan ilmu terutama
dalam mengalah. Allah itu senantiasa memberikan petunjuk dan jalan. Usahakan
membaca Al-quran, kitab dan hadits karena itu isi tata cara perilaku Kanjeng
Nabi, itu memberikan manfaat dan tuntunan. Ada amalan yang senantiasa bisa
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ahlak terjaga, kita terhindar dari
kegiatan zolim. Kemudian dapat membangun ilmu yang bermanfaat, jangan hanya
membangun hal-hal yang bersifat materil. Kegiatan duniawi akan berakibat
konflik duniawi.
Menikah itu sunah, ada kesiapan yang matang
tapi juga bergantung pada ilmu dan keseimbangan pada hawa nafsunya. Mencari
pasangan dilihat dari agamanya, secara lahiriah, secara dohir terlihat. Orang
yang paham agama senantiasa bisa memahami halal, haram, sunah, mubah, makruh
dalam segala sesuatunya. Mencari jodoh ada dengan kenalan, ada dengan perjodohan itu diperbolehkan, taaruf pun
diperbolehkan. Namun harus diamati yang
mudah dalam melihatnya adalah dengan melihat cara ibadah orang secara dohir dan
ahlak dalam perilakunya sehari-hari. Ketika Allah memperlihatkan baik maka itu
baik buat kamu. Lihat keperawakannya, 'litaskunu illaiha', karena menikah itu sunahnya
Kanjeng Nabi. Tirakat seseorang yang belum menikah menyertakan doa untuk
dirinya, istrinya kelak, anaknya kelak, hingga cucunya kelak itu akan
menjadikan baik untuk dirinya. Perbanyak berzikir untuk kita, agar senantiasa
ingat pada Allah. Setiap kita berdzikir, insyaaah doa-doa diijabahi, diberikan
jalan.
Dalam pendekatan ada cara untuk mengamati
calon pasangan. Kanjeng Nabi mengajarkan, bahwa dalam memilih perempuan,
dilihat dari agama, nasab, dan hartanya. Ketika yang lain sulit, tapi agamanya
baik maka bisa menjadi jalan pertimbangan. Agama bergantung pada istri.
Pendidikan anak pertama sebelum masuk dunia adalah ibu, dimana ibu yang
mengajari itu semua. Ketika mencari pasangan bisa dilihat dari ibunya, karena
buah tidak lepas dari pohonnya. Perhatikan juga nasab, bahwa seseorang
berketurunan dari siapa, perilakunya kemungkinan akan sama. Menikah niatkan
dengan ibadah (seseorang menikah separuh agamanya sempurna). Itu ada dasaranya,
ketika sudah menikah pahala meningkat dari 1 menjadi 27 derajat. Cara
mengetahuinya bagaimana ? yakni setelah menikah apakah pribadinya menjadi lebih
baik dari sebelumnya ataukah menjadi lebih buruk.
Berkaitan dengan itu semua ada kitab
qurotul uyun bisa dibaca setelah menikah. Selain itu Kanjeng nabi mengajarkan
sholat istiharoh dalam memilih sesuatu. Apabila sudah berniat maka insyaallah
ada jalan. Posisi laki-laki dalam keluarga itu adalah kepala keluarga. Jangan
sampai aturan apapun yang menggerakkan adalah perempuan, kecuali adalah urusan
pengelolaan sandang-pangan.
Laki-laki memiliki tanggung jawab besar.
Ketika berkeluarga tetapi yang diutamakan adalah ibu kandungnya. Ajarkan bahwa
dalam hidup bekeluarga seorang istri mendukung suami untuk berbakti kepada
orang tua, dan seorang suami harus mengajarkan istri untuk taat kepadanya.
Hidup itu tetap berjalan, insyaallah ada jalannya. Sudah menikah usahakan
miliki rumah sendiri, ini meredam konflik. Saling mengisi dibangun dengan
berjalan. Cara mendidik Istri, yakni setelah menjadi suami istri ada tanggung
jawab mengajak sholat, mulang ngaji. Mintakan petunjuk pada Allah, ketika itu
semua terjadi maka hanya Allah yang memberi pertolongan. Waspada itu boleh,
tapi keadaan was-was dalam keragu-raguan harap ditinggalkan, itulah ajaran
Kanjeng Nabi.
Kewajiban nafkah, itu double yakni kepada
orang tua dan istri. Istri dinafkahi itu wajib sifatnya, sedangkan orang tua
itu sunah. Segala sesuatunya itu akan terlatih seiring berjalannya waktu. Kamu
akan menjadi baik, kalau kamu niatkan segala sesuatunya baik. Memilahara keluarga
itu menjaga agama. Ada keluarga diberikan fasilitas duniawi, namun tidak bisa
menyeimbangkan secara agama. Segala sesuatu itu ada ilmunya. Maka setiap
tindakan ada tuntunannya bukan sekedar ilmunya saja. Jangan sampai keluarga
kita buta agama, itulah dalam Al-quran diajarkan untuk memilihara keluarga.
Orang yang berpegang pada Agama maka kegiatan apapun akan selamat dunia dan
akhirat.
Mertua dan orang tua itu cara
memperlakukannya berbeda. Ada istilah anak aran, yakni apabila tidak menikah
dengan anaknya maka tidak akan menjadi orang tua (mertuanya). Perbandingannya
adalah orang tua kandung yang utama, kemudian orang tua guru, kemudian mertua.
Selain orang tua dalam golongan itu hanya wajib dihormati, diberikan bakti
saja.
Menikah itu membukakan pintu rizki. Ada
orang setelah menikah dimudahkan dalam rejekinya. Kesiapan diri itu penting,
terutama siap dalam menerima kehidupan
bersama. Tanggung jawab itu amanah, Gusti Allah menguji seseorang dalam
berkeluarga dengan suami-istri, orang tua, mertua, Allah mengujinya dalam
lingkaran itu saat kita memiliki masalah pada saat itu juga Allah memberikan
solusinya. Semua ada masalahnya, namun ada ilmu untuk mengatasinya. Kehidupan
manusia akan dianggap berhasil, apabila mampu mengatasi itu semua. Ilmu yang
dimaksud disini adalah mengaji agama secara terus-menerus tidak ada batasan
usianya.
Sebelum berkeluarga, tempatkan diri dalam
keluarga batih seperti apa. Menjaga keluarga, itu memelihara keluarga, bukan
sekedar transaksi duniawi. Tanggung jawab terbesar itu pada orang tua, banyak
orang tua memberikan tuntutan, jarang memberikan tuntunan. Solusinya itu dengan
komunikasi duduk bersama. Dimana ujung muaranya adalah bagaimana memperlakukan
keluarganya dengan baik. Percuma sholat lima waktu, jikalau ahlaknya saja tidak
dibangun dengan baik.
Selain itu, ada persiapan ke dalam ada
persiapan ke luar. Ada yang harus disiapkan dalam diri yakni fisik (jasadiah)
penyempurnaan jasad secara fisik, Persiapan nafsiah, yakni kesiapan mental.
Siap memakan sesuatu yang tidak suka, dan siap tidak memakan sesuatu yang ia
suka. Ada persiapan sepiritual ruhiah, yakni kesiapan apa yang ia percayai,
yakni iman. Kemudian ada aqliyah, yakni memahami akal intelektual, dalam
kehidupan ada strategi dalam bertahan hidup. Dalam ketidak pastian
bergantunglah sesuatu hanya pada Allah. Musuh utama manusia adalah
keinginannya. Jangan terikat oleh ikatan materi tapi terikatlah oleh ikatan
rohani. Pada hakekatnya anda akan menyatu pada Allah.
Puncak pengetahuan adalah segala hal yang
tidak berkaitan dengan pengetahuan itu sendiri. "Sesungguhnya kamu melalui
tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). Mengapa mereka tidak mau beriman?
(Qs.al-Insyiqaq: 19-20). Derita akan menimpa setiap manusia, apapun
pekerjaannya. Sebab ketika seseorang tidak menderita, tidak gila, dan tidak
merindukan sesuatu, niscaya ia tidak akan pernah sampai kepadaNya. Sesuatu
tidak akan didapat dengan mudah tanpa adanya derita, entah itu kesuksesan di
dunia maupun kesuksesan di akhirat, kekayaan maupun kekuasaan, maupun ilmu atau
bintang gemintang. Seandainya Maryam tak merasakan derita saat melahirkan, maka
ia tak akan pernah sampai pada pohon yang penuh berkah.
Dijadikanlah indah pada (pandangan) manusia
kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga)."(Qs.Ali 'Imran: 14). Kata-kata "dijadikan
indah" Dalam firman Allah diatas mengindikasikan bahwa semua hal tersebut
tidaklah indah, sebab segala keindahan yang tersimpan di dalam semua itu
berasal dari tempat yang lain. Laksana uang palsu yang disepuh dengan emas;
dunia merupakan gelembung buih ini adalah uang palsu yang tak berharga dan tak
bernilai, sementara kitalah yang menyepuh uang palsu itu dengan emas, dan
kemudian kita jadikan perhiasan yang tampak indah di mata manusia.
Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tapi semuanya enggan untuk memikul
amanah itu dan mereka khawatir akan menghianatinnya, dan dipikullah amanah itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh
(Qs.al-ahzab:72).
Istikomah itu seperti tongkat musa, dan
godaannya seperti penyihir fir'aun: ketika istiqomah muncul, ia akan menelan
segala tipu daya firaun itu. Jika kamu teguh pada jalan lurus ini, maka kamu
sama saja menyelamatkan dirimu sendiri.Sebab dengan keteguhan itu kamu sampai
kepada Allah.
Renungkankah hal ini baik-baik, akan kalian
dapati bahwa asal segala sesuatu adalah diri kalian sendiri, dan segala sesuatu
yang lain adalah tadi adalah cabang dari diri kalian sendiri. Jika cabang itu
memiliki banyak perincian, keajaiban , dan bentuk-bentuk luar biasa yang tak
berujung, maka renungkanlah apa yang kalian miliki karena kalian adalah asal
dari segala sesuatu itu.
Ketika cabang-cabang itu mengalami
ketimpangan, kemerosotan, kebahagiaan, dan ketidak beruntungan, renungkanlah
dirimu yang menjadi asal dari semua itu; apa saja yang membuat dunia spiritual
(roh) kalian mengalami semua itu. Roh seseorang memiliki karakteristik seperti
itu, dan akan melahirkan hal-hal seperti itu juga. Karena memang pada dasarnya
seorang manusia suda seharusnya seperti ini.