Paradok Manusia Cinta
Oleh: Aji Muhammad Said
dok. pribadi
Bayanganmu dalam pandanganku,
namamu mengikat lidahku. Kenanganmu dalam hatiku, ke mana harus kukirimkan
kata-kata yang kurangkai ini? Jangan berbicara Mahabah ketika kamu hanya
mengikuti kebijaksanaan orang lain. Mahabah yang sesungguhnya adalah apa yang kamu
rasakan, ketulusan yang kamu hambakan kepada Tuhanmu. Kecintaan yang kamu
tunjukkan kepada Nabimu. Keridhoan atas apapun yang Allah berikan, termasuk
rasa syukur dan penderitaan. Milikilah keluasan, karena bahagia terlalu sempit
untuk dimiliki sendiri.
Ada banyak paradok dari pikiran
kita sendiri. Kearifan lokal lahir dari informasi global. Yang terjadi kita
hanya menjadi pengekor dari angin lesus yang berputar secara global dimana
trendnya berasal dari westernisasi.
Manusia adalah makro kosmos dari alam
semesta, sedangkan mikro kosmos
adalah semesta itu sendiri.
Pahamilah konsep 5w+h+intuisi+imajinasi
(berdialektika dan komprehensif). Intuisi itu kepekaan, suluk artinya orang
mencari suatu nilai secara batin, pelakunya bernama salik. Jangan berhenti pada
teks, temukanlah makna, intuisi, dan nuansa yang ada pada teks tersebut, dan
inilah makna kehidupan yang sejati. Seperti puisi yang hidup, jadilah kehidupan
puisi yang ada di hidupmu. Setiap detik itu adalah sholat, istilahnya nawaitu,
itu adalah sholat daim. Niatkan apa
saja sesuatu yang baik, sesuai dengan pandangan anda. Dalam jawa memiliki
istilah mantekaji dan itulah nawaitu, sregep (artinya rajin untuk meniatkan
sesuatu secara istiqomah).
Manusia selalu berkonflik dan
bertengkar. Kita bertengkar karena perbedaan tafsir. Dunia berdialektika dengan
kebenaran dan tafsir masing-masing. Lakukanlah kebaikan minimal sekali sehari,
itu menjadi amalanmu yang mengantarkanmu pada kebaikan-kebaikan yang lainnya,
meminimalisir konflik.
Syariat, makrifat, hakekat, dan
tharikat tidak berdiri sendiri. Semuanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Thariqat jalan untuk menemukan nilai hakekat, yang kemudian disyariatkan dimana
berupa amal dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat berupa magrifat. Belajarlah
pada ayat Alqur'an yang tidak difirmankan, karena itu mengantarkanmu pada
momen-momen yang menajubkan dalam hidup.
Keindahan bisa tercapai dengan
kebaikan dan kebenaran, dimana semuanya setiya dalam kesatuan yang sejati.
Temukanlah puisi hidupmu, temukanlah kehidupan sejati dari keindahan yang ada
dalam hidupmu. Temukanlah kearifan lokal yang ada pada dirimu sendiri.
Ketepatan yang menjadikanmu benar dan tepat. Kearifan lokal adalah kesempatan
yang Tuhan berikan kepada manusia untuk berdaulat pada dirinya untuk menjadi
ahli, dan menghasilkan budaya yang menjadi karakter dan kualitas yang ia
miliki.
Jangan hidup seperti ombak anak
muda, ketika jauh merindukan ombak, namun ketika dekat pecah sendiri. Manusia
itu tidak tahu apa-apa. Kehidupan selalu bersifat dinamis, manusia selalu hidup
dalam kebingungan. Seluruh amal baik dan gagasan baik itu disimpan secara
rohaniah, dan berkontibel satu sama lain, menjadi jawaban yang dijawab atas
pertanyaan mungkar-nakir.
Rahmat dari Langit dan Semesta
Nabi adalah kerinduan dan cinta
yang abadi. Cinta adalah sebuah entitas yang tidak bisa didefinisikan. Itu
adalah obat dari segala macam penyakit. Ayat tak terfirmankan adalah
tanda-tanda alam semesta yang kau rasakan dan hidup dalam perjalanan hidupmu.
Puncak cinta adalah doa yang mengariskan keselamatan, kebaikan, dan keindahan,
tanpa kamu menatapnya secara langsung, tanpa memiliki secara lahiriah, 'litaskunu ilaiha' cinta yang mendasari
hanya dan pada Allah SWT. Jangan sampai cintamu rusak juga oleh pikiran-pikiran
negatifmu. Cinta pada dasarnya tersimpan di dada dan sanubarimu, jika kamu
menatap, menyentuh, atau memilikinya, cintamu akan batal, dan kamu tidak akan
memilikinya lagi sama sekali, jagalah baik-baik.
Tarian Rembulan: Daya, Upaya, dan Kuasa
Apakah kamu mengetahui tempat
segala sesuatu itu di dalam dirimu, sehingga kamu menanyakan tempat-Nya? Karena
perasaan dan pikiranmu tidak memiliki tempat, bagaimana mungkin persemayaman
Allah bisa ditemukan? Bagaimanapun juga, Pencipta pikiran lebih subtil dari
pikiran itu sendiri. Saat kamu melihat cinta di dalam dirimu, doronglah agar ia
terus bertambah. Saat kamu melihat gejala awal itu ada di dalam dirimi, yaitu
keinginan mencari Allah, tingkatkanlah ia dengan pencarian yang abadi, karena
dalam 'pergerakan ada berkah' . Jika gejala ini tidak bertambah, maka ia akan
lari meninggalkanmu. Manusia tidak lebih kecil dari bumi, mereka telah berhasil
mengubah bumi dengan mencangkul, membolak-balikan dan membajak tanahnya hingga
tumbuhlah berbagai tumbuhan. Namun saat mereka menyia-nyiakannya, bumi akan
menjadi keras.
Dalam buku Fihi ma fihi, Maulana Rumi menyampaikan renungan, bahwa seorang
bayi yang menangis, kemudian sang ibu memberinya air susu. Seandainya ia mampu berpikir
lalu berkata: "Apa gunanya tangisku dan apa sebab ibu memberikan air
susu?" Niscaya ia tidak akan mendapatkan susu. Dari sini bisa kita pahami
bahwa tangisan si bayi itulah yang membawakan susu untuknya. Demikian juga
ketika manusia mempertanyakan: "Apa manfaatnya rukuk dan sujud ini? Kenapa
aku harus melakukannya?" Setiap kesadaran akan sesuatu adalah ketidak
sadaran akan sesuatu yang lain. Bahkan bumi sekalipun, dengan semua benda padat
di atasnya, menyadari apa yang diberikan Allah kepadanya. Karena jika bumi
tidak menyadarinya, bagaimana mungkin ia bisa menerima siraman air, dan
bagaimana mungkin ia bisa menjaganya serta menumbuhkan setiap biji sesuai
dengan tuntutan. Arti Islam adalah semua proses yang memungkinkan semua mahluk
hidup dan alam semesta kembali kepada Allah.
Dengan mengingat Allah, sedikit demi sedikit jiwamu akan
menyinari segala sesuatu, hingga akan tiba saatnya kamu melepaskan diri dari alam fana ini. Sebagaimana seekor
burung yang mencoba untuk terbang ke langit, meskipun ia tidak pernah berhasil
sampai ke langit, tapi setiap ia terbang menjauh dari bumi dan ia berada lebih
tinggi dari burung-burung lainnya. “Dan kami uji mereka, dengan nikmat yang
baik dan bencana yang buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran (Qs.
Al-Baqarah: 179)”. Seperti kekayaan yang menjadi keridhoan kepada Allah. Orang
yang kaya adalah orang yang ikhkas kepada apapun saja yang dikehendaki Allah
atas dirinya, itulah kekayaan yang sejati.
Disadur dari buku Inilah Fihi Ma Fihi Jalan Cinta Rumi