Minggu, 05 Januari 2020

Opini_Paradok Manusia Cinta


Paradok Manusia Cinta
Oleh: Aji Muhammad Said
dok. pribadi

Bayanganmu dalam pandanganku, namamu mengikat lidahku. Kenanganmu dalam hatiku, ke mana harus kukirimkan kata-kata yang kurangkai ini? Jangan berbicara Mahabah ketika kamu hanya mengikuti kebijaksanaan orang lain. Mahabah yang sesungguhnya adalah apa yang kamu rasakan, ketulusan yang kamu hambakan kepada Tuhanmu. Kecintaan yang kamu tunjukkan kepada Nabimu. Keridhoan atas apapun yang Allah berikan, termasuk rasa syukur dan penderitaan. Milikilah keluasan, karena bahagia terlalu sempit untuk dimiliki sendiri.

Ada banyak paradok dari pikiran kita sendiri. Kearifan lokal lahir dari informasi global. Yang terjadi kita hanya menjadi pengekor dari angin lesus yang berputar secara global dimana trendnya berasal dari westernisasi. Manusia adalah makro kosmos dari alam semesta, sedangkan mikro kosmos adalah semesta itu sendiri.

Pahamilah konsep 5w+h+intuisi+imajinasi (berdialektika dan komprehensif). Intuisi itu kepekaan, suluk artinya orang mencari suatu nilai secara batin, pelakunya bernama salik. Jangan berhenti pada teks, temukanlah makna, intuisi, dan nuansa yang ada pada teks tersebut, dan inilah makna kehidupan yang sejati. Seperti puisi yang hidup, jadilah kehidupan puisi yang ada di hidupmu. Setiap detik itu adalah sholat, istilahnya nawaitu, itu adalah sholat daim. Niatkan apa saja sesuatu yang baik, sesuai dengan pandangan anda. Dalam jawa memiliki istilah mantekaji dan itulah nawaitu, sregep (artinya rajin untuk meniatkan sesuatu secara istiqomah).

Manusia selalu berkonflik dan bertengkar. Kita bertengkar karena perbedaan tafsir. Dunia berdialektika dengan kebenaran dan tafsir masing-masing. Lakukanlah kebaikan minimal sekali sehari, itu menjadi amalanmu yang mengantarkanmu pada kebaikan-kebaikan yang lainnya, meminimalisir konflik.

Syariat, makrifat, hakekat, dan tharikat tidak berdiri sendiri. Semuanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Thariqat jalan untuk menemukan nilai hakekat, yang kemudian disyariatkan dimana berupa amal dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat berupa magrifat. Belajarlah pada ayat Alqur'an yang tidak difirmankan, karena itu mengantarkanmu pada momen-momen yang menajubkan dalam hidup.

Keindahan bisa tercapai dengan kebaikan dan kebenaran, dimana semuanya setiya dalam kesatuan yang sejati. Temukanlah puisi hidupmu, temukanlah kehidupan sejati dari keindahan yang ada dalam hidupmu. Temukanlah kearifan lokal yang ada pada dirimu sendiri. Ketepatan yang menjadikanmu benar dan tepat. Kearifan lokal adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada manusia untuk berdaulat pada dirinya untuk menjadi ahli, dan menghasilkan budaya yang menjadi karakter dan kualitas yang ia miliki.

Jangan hidup seperti ombak anak muda, ketika jauh merindukan ombak, namun ketika dekat pecah sendiri. Manusia itu tidak tahu apa-apa. Kehidupan selalu bersifat dinamis, manusia selalu hidup dalam kebingungan. Seluruh amal baik dan gagasan baik itu disimpan secara rohaniah, dan berkontibel satu sama lain, menjadi jawaban yang dijawab atas pertanyaan mungkar-nakir.

Rahmat dari Langit dan Semesta

Nabi adalah kerinduan dan cinta yang abadi. Cinta adalah sebuah entitas yang tidak bisa didefinisikan. Itu adalah obat dari segala macam penyakit. Ayat tak terfirmankan adalah tanda-tanda alam semesta yang kau rasakan dan hidup dalam perjalanan hidupmu. Puncak cinta adalah doa yang mengariskan keselamatan, kebaikan, dan keindahan, tanpa kamu menatapnya secara langsung, tanpa memiliki secara lahiriah, 'litaskunu ilaiha' cinta yang mendasari hanya dan pada Allah SWT. Jangan sampai cintamu rusak juga oleh pikiran-pikiran negatifmu. Cinta pada dasarnya tersimpan di dada dan sanubarimu, jika kamu menatap, menyentuh, atau memilikinya, cintamu akan batal, dan kamu tidak akan memilikinya lagi sama sekali, jagalah baik-baik.

Tarian Rembulan: Daya, Upaya, dan Kuasa

Apakah kamu mengetahui tempat segala sesuatu itu di dalam dirimu, sehingga kamu menanyakan tempat-Nya? Karena perasaan dan pikiranmu tidak memiliki tempat, bagaimana mungkin persemayaman Allah bisa ditemukan? Bagaimanapun juga, Pencipta pikiran lebih subtil dari pikiran itu sendiri. Saat kamu melihat cinta di dalam dirimu, doronglah agar ia terus bertambah. Saat kamu melihat gejala awal itu ada di dalam dirimi, yaitu keinginan mencari Allah, tingkatkanlah ia dengan pencarian yang abadi, karena dalam 'pergerakan ada berkah' . Jika gejala ini tidak bertambah, maka ia akan lari meninggalkanmu. Manusia tidak lebih kecil dari bumi, mereka telah berhasil mengubah bumi dengan mencangkul, membolak-balikan dan membajak tanahnya hingga tumbuhlah berbagai tumbuhan. Namun saat mereka menyia-nyiakannya, bumi akan menjadi keras.

Dalam buku Fihi ma fihi, Maulana Rumi menyampaikan renungan, bahwa seorang bayi yang menangis, kemudian sang ibu memberinya air susu. Seandainya ia mampu berpikir lalu berkata: "Apa gunanya tangisku dan apa sebab ibu memberikan air susu?" Niscaya ia tidak akan mendapatkan susu. Dari sini bisa kita pahami bahwa tangisan si bayi itulah yang membawakan susu untuknya. Demikian juga ketika manusia mempertanyakan: "Apa manfaatnya rukuk dan sujud ini? Kenapa aku harus melakukannya?" Setiap kesadaran akan sesuatu adalah ketidak sadaran akan sesuatu yang lain. Bahkan bumi sekalipun, dengan semua benda padat di atasnya, menyadari apa yang diberikan Allah kepadanya. Karena jika bumi tidak menyadarinya, bagaimana mungkin ia bisa menerima siraman air, dan bagaimana mungkin ia bisa menjaganya serta menumbuhkan setiap biji sesuai dengan tuntutan. Arti Islam adalah semua proses yang memungkinkan semua mahluk hidup dan alam semesta kembali kepada Allah.

Dengan mengingat Allah, sedikit demi sedikit jiwamu akan menyinari segala sesuatu, hingga akan tiba saatnya kamu melepaskan  diri dari alam fana ini. Sebagaimana seekor burung yang mencoba untuk terbang ke langit, meskipun ia tidak pernah berhasil sampai ke langit, tapi setiap ia terbang menjauh dari bumi dan ia berada lebih tinggi dari burung-burung lainnya. “Dan kami uji mereka, dengan nikmat yang baik dan bencana yang buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran (Qs. Al-Baqarah: 179)”. Seperti kekayaan yang menjadi keridhoan kepada Allah. Orang yang kaya adalah orang yang ikhkas kepada apapun saja yang dikehendaki Allah atas dirinya, itulah kekayaan yang sejati.

Disadur dari buku Inilah Fihi Ma Fihi Jalan Cinta Rumi


  *Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Tidak ada komentar: