Cinta dan Pesan Maulana Rummi
oleh: Aji Muhammad Said
dok. pribadi
Setiap kalimat itu memiliki bias. Dalam setiap kata tidaklah selalu mengikat dalam agama. Sibuk mencari dunia, sampai lupa mencari akhirat, hidup tidak hanya singgah untuk minum, tapi berbagi disaat haus. Cinta menjadikan sesuatu menjadi tampak menawan, tapi segala sesuatu yang menawan tak selalu memiliki cinta.
Kalau kamu mau senang masuklah penderitaan cinta. Ingatan kepada cinta menyegarkan hati si pecinta. Momentum cinta muncul dari kesulitan yang dialami. Ribuan orang berbakat cemerlang, tapi asing terhadap cinta. Telah lenyap tanpa meninggalkan riwayat atau peninggalan yang mengabadikan namanya. Engkau bisa mencoba 100 hal, tapi cinta yang akan membebaskanmu dari dirimu sendiri. Maka jangan melarikan dirimu dari cinta, sekalipun dari cinta dalam samaran duniawi.
Level cinta pada tahapan awal adalah artifisial yakni belajar mencintai dulu. Hatimu lunakkan dulu dengan cinta, karena itu persiapan tertinggi dari kebenaran, bahwa dasar cinta itu bermuara pada Allah. Yang harus dilakukan adalah belajar pada apapun, dan belajar mencintai apapun. Latihan jatuh cinta, hiduplah dengan alur yang penuh cinta. Nanti batinmu terlatih dengan penuh cinta.
Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan balasan atas perbuatan baik dan buruk di hari kiamat kelak, akan tetapi contoh dari balasan tersebut telah Allah kirimkan kepada kita di setiap waktu dan kerlingan mata. Jika kebahagiaan masuk ke dalam hati seseorang, maka itu adalah balasan baginya karena membuat orang lain bahagia. Jika seseorang bersedih, maka itu juga merupakan balasan baginya karena membuat orang lain bersedih. Ini semua adalah hadiah dari dunia yang lain dan tanda bagi hari pembalasan nanti, agar orang-orang bisa memahami yang banyak dari yang sedikit, sebagaimana kamu mengambil segenggam gandum sebagai contoh dari gandum-gandum yang ada di dalam karung.
Allah berfirman "Wahai Muhammad, jangan kau berputus asa, Aku tidak akan membiarkanmu sibuk dengan urusan manusia, bahkan di dalam derasnya kesibukanmu itu, kau tetap bersama-Ku. Ketika kau sibuk bersama manusia, tak sedetikpun waktumu bersama-Ku akan diambil darimu. Bahkan meski kamu berada di tengah-tengah lautan manusia, kau tetap bersama-Ku"
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia juga akan melihat (balasan)nya (Qs.al-Zalzalah: 7-8)."
Kadang kita melihat orang yang menderita menjadi sangat bahagia, dan orang yang sangat bahagia menjadi begitu menderita. Maulana Rumi menjawab bahwa; orang yang menderita itu kemudian berbuat kebaikan atau berpikir untuk melakukan kebaikan, maka jadilah ia orang yang bahagia. Sementara orang yang bahagia tadi menjadi menderita, karena ia kemudian melakukan keburukan-keburukan, maka berubahlah ia menjadi orang yang menderita. Maulana rumi berkata; "Demi Allah, sudah sepatutnya bagi manusia untuk selalu memiliki harapan. Iman itu sendiri terdiri atas rasa takut dan harapan." Apalah arti bentuk jika yang utama adalah esensi dari manusianya. Bagaimana mungkin cinta Tuhan Bisa melepaskanmu pergi.
"Dan bahwasanya hanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (Qs. an-Najm:42). Artinya, puncak dari kecintaanmu pada sesuatu selain diri-Nya. Mencari sesuatu selain diriNya, akan tetap berakhir pada Allah. Jadi cintailah Allah demi Dia semata.
Bahwa segala sesuatu yang dicintai tidak lepas dari segala sesuatu yang dibenci. Karena yang pertama, tanpa adanya yang kedua adalah mustahil adanya. Secara logika, yang dicintai ada karena hilangnya yang dibenci, dan mustahil sesuatu yang dibenci hilang didahului oleh keberadaannya. Kebahagiaan adalah hilangnya kesedihan sedang kesedihan tak akan hilang tanpa didahului oleh keberadaannya. Demikian keduanya menjadi satu. Setiap orang memiliki akal parsial butuh belajar, dan akal universal adalah akal sumber yang mereka cari. Para Nabi dan para Wali telah menyatukan akal parsial dengan akal universal, sehingga keduanya menjadi satu.
Maulana Rumi berkata; "Benar, pertama-tama niat ini berada di alam arwah sebelum ia pindah ke alam jasmani. Jadi jika ia didatangkan bersama kita ke alam jasmani tanpa membawa maslahat, maka itu hal yang mustahil, sebab perkataan memiliki pekerjaan yang diliputi oleh banyak kemanfaatan.
Allah berfitman: "Seandainya kamu berpaling dari sesuatu yang kamu kejar-kejar itu dan memaafkan dirimu serta mengucilkannya, maka semuanya akan baik-baik saja. Seandainya mereka melintas dalam pikiranmu dan kamu meninggalkannya demi Aku semata, ketahuilah bahwa kemulian-Ku adalah tidak terbatas, dan Aku akan menjadikan sesuatu itu berada dalam genggamanmu"
Semua ilmu-ilmu ini berasal dari alam yang tidak berhuruf dan bersuara , kemudian bergerak menuju alam yang berhuruf dan bersuara. Di alam sana, ucapan tidak berhuruf dan juga tidak bersuara. "Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya".(Qs. Al-Anfal). Hal yang tidak tersingkap ini bisa dicerna dengan perbandingan. Allah berfirman " Dan tidaklah sama antara orang buta dengan orang yang melihat. Tidak pula sama antara gelap gulita dengan cahaya. Tidak pula sama antara yang teduh dengan yang panas. "(Qs. Fathir:19-21). Sebuah kisah menuliskan bahasa cinta yang termasyhur Majnun menulis untuk Laila; "Khayalanmu di mataku, namamu di mulutku, Ingatanmu dihatiku, lalu di mana lagi aku bisa menulis".
Disadur dari buku Inilah Fihi Ma Fihi Jalan Cinta Rumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar