Financial Planning
via unsplash
1. Apabila kita sudah membahas pengeluaran bersama tapi hasilnya pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan karena adanya pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga. Ini berarti Penghasilan-Pengeluaran berjumlah sama dengan yang ditabung. Jika tidak bisa menabung, artinya keuangan tidak sehat. Apabila merasa ada keperluan mendadak, maka perlu disiapkan Dana Darurat agar semua kondisi darurat sudah disiapkan dana dan tidak mengganggu Cashflow bulanan.
2. Didalam keluarga, istri yang mengelola keuangan. Mengatur keuangan biasanya dilakukan istri karena perempuan cenderung lebih detail. Tapi tidak selalu harus demikian. Jika memang sepakat suami yang lebih terampil silakan saja.
3. Apakah penghasilan suami di serahkan semua kepada istri?. Cara mengelola keuangan itu macam-macam dan tergantung kesepakatan antar suami istri. Mau berikan 100% ke istri atau sebagian saja diserahkan ke istri atau semua dipegang sendiri atatu istri dapat mingguan untuk belanja sayur atau urus masing keuangan dipisah. Boleh saja, tergantung hasil diskusi dengan pasangan.
4. Apa yangg harus dilakukan istri bila suami belum ada penghasilan tetap. Harusnya bukan tanya apa yang harus dilakukan istri. Apa yang harus dilakukan suami untuk memastikan penghasilan lebih stabil.
5. Rumus mengelola keuangan didalam keluarga? Rumus pengeluaran bulanan. Penghasilan jika diterima bulanan, dapat dibagi menjadi beberapa kategori besar.
- a. CICILAN UTANG.
- Maks 30% dari penghasilan.
- b. RUTIN.
- Semua yang dukung operasional rumah tangga. Termasuk transportasi, makan, dll.
- Biasanya antara 40-60%. Anggap ini sebagian besar nafkah sehingga porsinya besar.
- c. MENABUNG/INVESTASI.
- Ini juga nafkah, tapi nafkah untuk masa depan seperti uang sekolah anak di masa datang, persiapan pensiun, dll. Biasanya min. 10%.
- d. SOSIAL.
- Urusan tolong menolong. Ada yang zakat (wajib, dengan syarat haul dan nishab, juga ada aturan penerima), ada juga sedekah.
- e. LIFESTYLE / GAYA HIDUP
- Semua yang asyik. Bukan gak boleh. Kita batasi saja maks. 20%
6. Suami ideal untuk istri ,berapa sih minimal penghasilan suami per hari itu? Gak ada rumus ideal. Tiap daerah beda biaya hidup. Tiap org beda gaya hidup. Kenali gaya hidup masing-masing pasangan.
7. Bagaimana hukum dan pengelolaan waris dari orang tua untuk pasangan suami istri yang akan membangun rumah tangga? Hukum waris Islam. Jika suami dapat warisan, maka itu milik dia seorang. Dia berhak membagi kepada istri, menggunakannya untuk kebaikan keluarga, atau simpan sendiri.
8. Bagaiamana menghadapi perkara yang syubhat dalam finansial keluarga? Sebagian orang mengatakan bahwa selama masih ada khilaf (perselisihan ulama), maka engkau boleh memilih pendapat mana saja yang engkau suka. Kami katakan, “Tidak demikian”. Khilaf ulama tidak menjadikan kita seenaknya saja memilih pendapat yang kita suka. Namun hendaknya kita pilih mana yang halal atau haram yang kita yakini. Karena jika sikap kita semacam tadi, dapat membuat kita terjatuh dalam keharaman. Lihat penjelasan yang amat baik dari Syaikh Sholih Al Fauzan dalam Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, hal. 107. Sedangkan Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Jika perkaranya syubhat (samar), maka sepatutnya ditinggalkan. Karena jika seandainya kenyataan bahwa perkara tersebut itu haram, maka ia berarti telah berlepas diri. Jika ternyata halal, maka ia telah diberi ganjaran karena meninggalkannya untuk maksud semacam itu. Karena asalnya, perkara tersebut ada sisi bahaya dan sisi bolehnya.” (Fathul Bari, 4: 291)
9. Apa hukumnya apabila suami tidak memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri dalam jangka waktu tertentu? simisal ada pertengkaran diantara suami-istri yang mengakibatkan demikian. Dari sisi finansial Islami, suami bertanggung jawab memberikan nafkah kepada istri tanpa syarat. Jadi kemampuan besar kecil itu bukan syarat. Tapi harus memberikan kepada istri dan anak artinya prioritas nafkah ini tinggi sekali. Dalam Islam, prosesi menikah itu bukan janji cinta setia antara 2 sejoli. Melainkan janji mempelai pria kepada wali mempelai wanita, serah terima tanggung jawab bahagia si perempuan. Jadi jangan sampai berani gak ngasih nafkah.
10. Bagaiamana peran orang tua secara finansial baik sebelum dan setelah menikahkan anaknya ? Peran orang tua sebelum anak menikah: tanggung jawab menafkahi. Setelah menikah tanggung jawab itu sudah berhenti, berpindah menjadi tanggungan suami. Setahu saya gak ada kewajiban anak menafkahi orang tua. Bantu-bantu tentu tidak salah. Tapi bukan menafkahi. Kasih sayang itu harusnya gak dibalas dengan uang.
11. Siapa yang harus diprioritaskan ketika seorang laki-laki menjadi tulang punggung bagi orang tua dan istrinya? setelah menikah tugas seorang suami itu pada istri dan anaknya. Kalau memang orang tua dalam keadaan kemiskinan maka bantulah orang tua. Alangkah bijak jika istri tidak perlu harus bersaing dg mertuanya. Kalau memang secara finansial terbatas. Izinkan lah istri bekerja juga.
12. Kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi suami kepada istri dan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi istri kepada suami? Kebutuhan finansial itu wajib suami kepada istri dan anak. Tidak ada kewajiban finansial istri kepada keluarga. Istri modern masa kini biasanya mau ikut membantu. Sehingga jangan larangan istri bekerja, harus dibarengi juga dengan menerima konsekuensi gaji cuma dari suami. Dengan memberikan keleluasaan istri untuk bekerja, menghasilkan uang juga sehingga penghasilan keluarga dari 2 sumber. Jadi ayo bahas bersama. Lihat apa saja pengeluaran bersama. Kalau memang tidak ada lg yg bisa dihemat, ya sudah waktunya pasangan turut bekerja.
13. Bagaimana baiknya ketika menjalankan kegiatan bisnis dengan antar keluarga? Dalam ekonomi dan keuangan Islami tentu harus menghindari riba, gharar, maksiat dll. Tapi selain itu perlu 3 elemen penting: jelas, tercatat, transparan. Berlaku saat berbisnis maupun utang piutang dengan siapapun. Contoh; Sepakat berbisnis dengan istri. Modal 50:50. Artinya kepemilikan 50:50. Jika berpisah atau meninggal juga 50:50.
a. JELAS.
Jelas bisnisnya apa. Siapa perannya apa. Yang tidak jelas itu kalau suami kerjakan semua, cuma katanya owner juga, surat bisnis atas nama adik istri. Giliran ada apa-apa status kepemilikan: tidak jelas.
b. TERCATAT.
Ada surat secara hukum.
c. TRANSPARAN.
Tidak ada yang disembunyikan.
14. Bagaimana mengatur hutang-piutang dalam keluarga?
Contoh; Utang kepada mertua 100 juta. Untuk beli rumah. Dicicil bulanan tanpa bunga untuk 5 tahun.
a. JELAS.
Jelas untuk apa, siapa yang melakukan, bagaimana pembayarannya.
b. TERCATAT
Ada surat minimal diketik dan tanda tangan di atas materai. Justru dengan mertua harus seperti ini, supaya anak-anak yang lain plus mantu gak bisa bunyi komentar negative.
c. TRANSPARAN.
Kepada mertua ada jelas pembayaran kapan saja, saldo terbayar VS saldo utang belum terbayar. Kalau ada apa-apa, semua informasi mudah didapat.
15. Bagaimana memberikan pemahaman financial planing kepada anak? Tentukan Tujuan Keuangan, Ajari tentang Konsep Uang dan Menabung, Mengatur uang tak ubahnya seperti sebuah permainan, Membuat Daftar Pekerjaan ini menjadi bentuk transparansi. Selain itu financial planning pada anak memiliki empat pilar yakni MBBM yang berarti;
Contoh kasus: Seorang anak membeli HP dengan cara menabung uang agpaw dan ultah.
1. Menghasilkan: Uang didapat dari hasil pemberian angpaw dan hadiah saat ultah,
2. Berbelanja: Si anak membeli HP,
3. Berbagi: Sebagian angpaw disedekahkan,
4. Menabung: 2 tahun uang angpaw dan uang saku ditabung dengan rajin
Berdasarkan hal tersebut anak akan menghargai makna kerja keras, dan apa yang didapat/dimilikinya (termasuk juga dengan uang).
16. Apakah idealnya pasangan suami dan istri bekerja semua dalam memenuhi kebutuhan keluarga? Tentunya sesuai kesepakatan antar suami dan istri. Apabila penghasilan suami rendah, tapi istri tidak diperbolehkan bekerja dengan alasan tugas perempuan dirumah saja itu tidak seimbang secara perencanaan keuangan. Banyak profesi yang bisa dilakukan oleh perempuan, dan yang paling mudah adalah berdagang. Apabila istri mengalami kesuksesan, seorang suami juga harus siap mendukung, karena keharmonisan itu juga penting.
17. Menyeimbangkan keadilan terhadap orang tua, mertua, dan istri. Adil itu bukan sama rata, melainkan adil itu sesuai porsi. Semisal seorang istri memikirkan antara orang tua dan mertua, namun seorang suami akan memikirkan anak dan istrinya terlebih dahulu. Idealnya adalah tentu saja orang tau dan mertua mandiri, sehingga kewajiban kepada anak dan istri tidak dilanggar. Namun kebanyakan kasus dan kenyataannya tidak begitu. Kalau pada kasus tertentu (masalah) kesusahan, maka semua harus bekerja. Orang tua, mertua, kakak-adik, suami-istri. Kerja semua supaya tidak memberatkan salah satu.
18. Finansial plan itu selalu memiliki biaya yang harus dibayarkan. Proses setiap finansial plan itu selalu harus ada datanya. Ada konsekuensi yang terjadi saat kita punya aset yang besar. Semua itu harus diukur karena permainannya angka. Apa yang kita hasilkan tidak hanya hidup pada hari itu, namun ada ukuran dan sekala pada jangka waktu tertentu, semuanya terukur dengan menyeimbangkan. Interpretasi bisa bikin bohong, namun angka tidak. Terbiasalah punya ukuran, terbiasalah punya mimpi yang bisa dibawa ke bumi, dan terbiasalah punya tujuan yang jelas. Ini seperti langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan dalam melakukan sesuatu.
19. Isue finansial problemnya kebanyakan adalah pada responsibility. Karena setiap hutang-piutang harus ada bukti yang jelas, dan si penghutang punya tanggung jawab untuk bertanggung jawab terhadap hutangnya.
20. Dalam mengatur finansial planning, perhatikan
a. Masa pakai/tingkat penyusutannya.
b. Apabila hutang harus jelas tujuannya.
c. Barang jelas. Dalam finansial planning gadget jangan dicicil.
d. Tercatat dengan jelas.
e. Aset adalah barang bertumbuh, dan bisa menghasilkan uang.
f. Hadapi konsekuensi dari setiap tindakan yang diputuskan, dengan mengetahui risiko terburuk.
g. Ketika terjebak dalam hutang, menghentikan semua pengeluaran life style, dimana tujuan utamanya adalah melunasi hutang dan pengeluaran rutin
Kombinasi itu penting antara kreatifitas dan struktural, maka harus ada balance-nya.
21. Basic dalam keuangan harus mendasar dan kuat sehingga tersuktrur arus keluar dan masuk, simpannya jelas. Ketika keuangan jelas maka itu tidak berantakan dalam mendalami hidup.
22. Meminimalisir kehidupan dalam lifestyle kita itu penting, karena itu mengantarkan pada kesederahaan, dan hidup berkecukupan. Meminimalisis barang-barang dalam kehidupan kita.
23. Tanggung jawab itu budaya yang rendah dalam budaya Indonesia, namun tinggi akan gotong-royong. Lebih parah lagi adalah budaya patriarki, bahwa anggapan akan ada menolong ketika mengambil keputusan terkait finacial.
24. Kita bebas melakukan apa saja terhadap keuangan kita, namun tidak pada konsekuensi dari pengaturan uangnya.
25. Cara memisahkan emosi dengan sebuah barang adalah dengan di foto saja, itu akan memudahkan segala sesuatunya. Apabila teringat lagi maka tinggal lihat fotonya.
26. Nafkah wajib tanpa syarat kepada istri.
27. Masalah umum dalam financial keluarga adalah budaya patriarki, kesenjangan pendapatan antara istri yang lebih besar dari suami.
28. Caranya kaya adalah memiliki penghasilan besar, dan meningkat.
29. Bersenang-senang boleh asalkan maksimal hanya 20% dari pendapatan.
30. Realtionship transaksional itu tedak sehat. Didiklah perempuan untuk bisa menghasilkan uang, itu juga akan menghargai keuangan yang ada dalam keluarga.
31. Apabila seseorang tidak pernah menghasilkan uang, maka akan kesulitan dalam mengelolanya.
32. Kecerdasan emosional juga berpengaruh dalam pengelolaan keuangan keluarga, maka pilihlah pasangan yang tepat.
33. Berbelanja itu adalah sebuah pilihan bagaimana kita mengambil keputusan. Kita harus memahami bagaimana cara berbelanja seperti kita memahami investasi.
34. Pemahaman paling penting kepada anak. Memberikan pemahaman bagaimana prosesi mendapatkan uang, dan tidak semua hal bisa dibeli dengan uang.
Kesimpulan: intinya semua itu kembali kepada diri kita masing-masing. Selain itu juga harus paham karakter pasangan, mertua. Sehingga kedepannya paham benar konsekuensi di kemudian hari. Jika ada yang ingin dirubah dan diperbaiki, maka jalannya adalah dengan berbicara. Pandangan perempuan dalam islam itu, semua tindakan apapun itu ikut (manut) suami. Maka suami memiliki uang atau tidak kita harus paham konsekuensinya. Logis apa tidak apabila suami tidak punya uang, sebagai istri tidak diperkenankan bekerja, sehingga menjadikan hidup menderita miskin di dunia?
Pengalaman hidup yang sering terjadi adalah Drama dalam keluarga. STOP DRAMA BAHAS SEMUA DENGAN BAIK. Pasangan yang tidak mau membahas permasalahan dengan baik-baik bukanlah pasangan yang baik. Apabila seseorang tidak memiliki uang, kalau memiliki ahlak yang baik, maka keduanya akan saling bekerjasama. Namun apabila dia tidak memiliki uang, sok tahu, tidak bisa memberikan solusi dan hanya melarang-larang saja, bersiaplah menghadapi kehidupan yang tidak menyenangkan.
- a. Menghasilkan,
- b. Berbelanja,
- c. Berbagi,
- d. Menabung Investasi.
Contoh kasus: Seorang anak membeli HP dengan cara menabung uang agpaw dan ultah.
1. Menghasilkan: Uang didapat dari hasil pemberian angpaw dan hadiah saat ultah,
2. Berbelanja: Si anak membeli HP,
3. Berbagi: Sebagian angpaw disedekahkan,
4. Menabung: 2 tahun uang angpaw dan uang saku ditabung dengan rajin
Berdasarkan hal tersebut anak akan menghargai makna kerja keras, dan apa yang didapat/dimilikinya (termasuk juga dengan uang).
16. Apakah idealnya pasangan suami dan istri bekerja semua dalam memenuhi kebutuhan keluarga? Tentunya sesuai kesepakatan antar suami dan istri. Apabila penghasilan suami rendah, tapi istri tidak diperbolehkan bekerja dengan alasan tugas perempuan dirumah saja itu tidak seimbang secara perencanaan keuangan. Banyak profesi yang bisa dilakukan oleh perempuan, dan yang paling mudah adalah berdagang. Apabila istri mengalami kesuksesan, seorang suami juga harus siap mendukung, karena keharmonisan itu juga penting.
17. Menyeimbangkan keadilan terhadap orang tua, mertua, dan istri. Adil itu bukan sama rata, melainkan adil itu sesuai porsi. Semisal seorang istri memikirkan antara orang tua dan mertua, namun seorang suami akan memikirkan anak dan istrinya terlebih dahulu. Idealnya adalah tentu saja orang tau dan mertua mandiri, sehingga kewajiban kepada anak dan istri tidak dilanggar. Namun kebanyakan kasus dan kenyataannya tidak begitu. Kalau pada kasus tertentu (masalah) kesusahan, maka semua harus bekerja. Orang tua, mertua, kakak-adik, suami-istri. Kerja semua supaya tidak memberatkan salah satu.
18. Finansial plan itu selalu memiliki biaya yang harus dibayarkan. Proses setiap finansial plan itu selalu harus ada datanya. Ada konsekuensi yang terjadi saat kita punya aset yang besar. Semua itu harus diukur karena permainannya angka. Apa yang kita hasilkan tidak hanya hidup pada hari itu, namun ada ukuran dan sekala pada jangka waktu tertentu, semuanya terukur dengan menyeimbangkan. Interpretasi bisa bikin bohong, namun angka tidak. Terbiasalah punya ukuran, terbiasalah punya mimpi yang bisa dibawa ke bumi, dan terbiasalah punya tujuan yang jelas. Ini seperti langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan dalam melakukan sesuatu.
19. Isue finansial problemnya kebanyakan adalah pada responsibility. Karena setiap hutang-piutang harus ada bukti yang jelas, dan si penghutang punya tanggung jawab untuk bertanggung jawab terhadap hutangnya.
20. Dalam mengatur finansial planning, perhatikan
a. Masa pakai/tingkat penyusutannya.
b. Apabila hutang harus jelas tujuannya.
c. Barang jelas. Dalam finansial planning gadget jangan dicicil.
d. Tercatat dengan jelas.
e. Aset adalah barang bertumbuh, dan bisa menghasilkan uang.
f. Hadapi konsekuensi dari setiap tindakan yang diputuskan, dengan mengetahui risiko terburuk.
g. Ketika terjebak dalam hutang, menghentikan semua pengeluaran life style, dimana tujuan utamanya adalah melunasi hutang dan pengeluaran rutin
Kombinasi itu penting antara kreatifitas dan struktural, maka harus ada balance-nya.
21. Basic dalam keuangan harus mendasar dan kuat sehingga tersuktrur arus keluar dan masuk, simpannya jelas. Ketika keuangan jelas maka itu tidak berantakan dalam mendalami hidup.
22. Meminimalisir kehidupan dalam lifestyle kita itu penting, karena itu mengantarkan pada kesederahaan, dan hidup berkecukupan. Meminimalisis barang-barang dalam kehidupan kita.
23. Tanggung jawab itu budaya yang rendah dalam budaya Indonesia, namun tinggi akan gotong-royong. Lebih parah lagi adalah budaya patriarki, bahwa anggapan akan ada menolong ketika mengambil keputusan terkait finacial.
24. Kita bebas melakukan apa saja terhadap keuangan kita, namun tidak pada konsekuensi dari pengaturan uangnya.
25. Cara memisahkan emosi dengan sebuah barang adalah dengan di foto saja, itu akan memudahkan segala sesuatunya. Apabila teringat lagi maka tinggal lihat fotonya.
26. Nafkah wajib tanpa syarat kepada istri.
27. Masalah umum dalam financial keluarga adalah budaya patriarki, kesenjangan pendapatan antara istri yang lebih besar dari suami.
28. Caranya kaya adalah memiliki penghasilan besar, dan meningkat.
29. Bersenang-senang boleh asalkan maksimal hanya 20% dari pendapatan.
30. Realtionship transaksional itu tedak sehat. Didiklah perempuan untuk bisa menghasilkan uang, itu juga akan menghargai keuangan yang ada dalam keluarga.
31. Apabila seseorang tidak pernah menghasilkan uang, maka akan kesulitan dalam mengelolanya.
32. Kecerdasan emosional juga berpengaruh dalam pengelolaan keuangan keluarga, maka pilihlah pasangan yang tepat.
33. Berbelanja itu adalah sebuah pilihan bagaimana kita mengambil keputusan. Kita harus memahami bagaimana cara berbelanja seperti kita memahami investasi.
34. Pemahaman paling penting kepada anak. Memberikan pemahaman bagaimana prosesi mendapatkan uang, dan tidak semua hal bisa dibeli dengan uang.
Pengalaman hidup yang sering terjadi adalah Drama dalam keluarga. STOP DRAMA BAHAS SEMUA DENGAN BAIK. Pasangan yang tidak mau membahas permasalahan dengan baik-baik bukanlah pasangan yang baik. Apabila seseorang tidak memiliki uang, kalau memiliki ahlak yang baik, maka keduanya akan saling bekerjasama. Namun apabila dia tidak memiliki uang, sok tahu, tidak bisa memberikan solusi dan hanya melarang-larang saja, bersiaplah menghadapi kehidupan yang tidak menyenangkan.
Sumber: Kelas Nikah Institue Jallaludin Rumi 10
*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.