Mendidik Dengan Cinta
(Meminimalisir Konflik)
via unsplash
1. Komitmen (buatlah komitmen sedini mungkin)
a. Model siapa yang akan kita contoh dalam mendidik anak.
b. Siapa yang lebih dominan mendidik anak.
c. Bagaimana mengasuh dan mendidik anak.
d. Apakah akan langsung punya anak?
e. Apakah diperkenankan orang lain ikut mendidik anak
f. Bolehkah apabila setelah menginjak masa dan umur beberapa tahun, istri melakukan aktualisasi diluar lingkungannya. Dalam artian bisa melanjutkan pendidikan atau berkarir.
g. Dimana akan menyekolahkan anak
h. Bagaimana apabila bertemu dengan mantan?
2. Saat anak dalam kandungan
a. Biasakanlah beraktivitas secara bersama bagi calon bapak maupun calon ibu, dengan kebersamaan akan membangkitkan bibit yang kuat bagi calon anak.
b. Ajak anak dalam kandungan untuk senantiasa berkomunikasi dan berinteraksi, terutama mengajaknya dalam melaksanakan ibadah.
c. Seimbangkan peran suami dan istri.
3. Pahami pola pendidikan yang diterapkan oleh Sayyidinna Ali
a. Usia pendidikan 0-7 perlakukan anak dengan tulus jadikan ia sebagai raja
- Sering temani anak untuk bermain.
- Lakukan kegiatan secara bersama-sama.
- Sering temani tidur bacakan bacaan alfatihah dan usap ubun-ubunnya.
- Jangan luapkan emosi dihadapannya, biasakan sabar.
- Sering jawab pertanyaan. Jangan jawab dengan intonasi tinggi.
- Ketika anak mendapat kekerasan fisik, maka itu akan melekat secara psikis, mewaris dan sulit dihilangkan.
- Ketika seorang istri hamil, maka istimewakan, jangan sampai terjadi perubahan psikis, jangan sampai tidak percaya diri. Pendidikan anak ketika masih dalam bayi luar biasa pengaruhnya. Apalagi setelah melahirkan peran ibu muda sangatlah banyak, dan banyak tekanan. Alasannya 40 hari semasa bayi yang lahir, ia akan tetap terjada 40 hari kedepan, bayi tersebut tidak tidur, maka dari itu suami harus tahu dan sigap.
b. Usia pendidikan 8-14 perlakukan anak sebagai seorang tawanan
- Pada fase tawanan ini kita sebagai orang tua lebih sering memberikan penjelasana kepada anak; bahwa anak mendapat hak dan memiliki kewajiban secara proposional
- Tidak menuntut anak tetapi juga mengajak anak juga.
- Membiasakan ibadah bersama.
- Perlu kerjasama.
- Menjelaskan konsekuensi yang dibuat bersama-sama.
- Tidak mengatur dan menekan.
- Buatlah sebuah pertanyaan pilihan ketika mengobrol bersama.
c. Usia Pendidikan 15-21 perlakukan anak sebagai seorang sahabat.
- Jadikan anak sebagai teman untuk mengobrol. Buat dirinya merasa nyaman sebagai seorang sahabat. Temani ia untuk tumbuh dan berkembang.
- Pada usia ini anak menginjak aqil baligh. Biasakan pada masa ini anak diberikan contoh dan keteladanan. Jangan didekte.
- Pada usia ini secara psikis dan fisik anak mengalami perubahan. Maka dari itu sering-seringlah berdialog dari hati ke hati, dengarkan ia berdiskusi dalam sehari minimal 30 menit.
- Berikan ia ruang untuk tumbuh, dan melakukan aktivitas yang diminati.
- Berikan anak amanah dan tanggung jawab. Pada masa ini pendidikan diarahkan untuk mandiri dan cekatan, dan mampu menjadi wakil dari orang tua.
Sebagai tambahan dalam memberikan pendidikan parenting dalam rumah tangga, ada beberapa kiat yang bisa digunakan yakni peran sentral seorang istri yang juga ibu. Rumah itu tergantung kondisi istri. Bersinarnya istri dalam rumah, maka berakibat bersinarnya juga rumah tersebut. Semakin matangnya istri, maka akan semakin cinta istri tersebut pada suami, begitu juga sebalinya.
Sumber: Kelas Nikah Institue Jallaludin Rumi 10
*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar