Judgement Day
Oleh
Aji Muhammad Said
via freepic
Pernah
membayangkan akhir dari sebuah era? Atau pernah membayangkan akhir dari
kehidupan manusia dan seluruh mahluk di muka bumi ini? Sebuah kenyataan yang
pasti terjadi, dan tidak bisa terhindarkan lagi. Hari akhir dari segala
kehidupan, ketika membayangkannya, yang terbesit dipikiran adalah kapan
waktunya? Tidak pernah tahu bukan, tapi tanda-tanda kedekatannya telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Sebagai
sebuah peristiwa yang pasti terjadi, Kiamat merupakan salah satu rukun iman,
yang wajib untuk diimani bagi setiap muslim.
Hari akhir atau Kiamat ini adalah proses
kejadian yang luar biasa bagi manusia. Kehancuran yang terjadi tidak hanya
merusak satu atau dua bagian kehidupan, tetapi keseluruhan kehidupan yang ada
pada manusia. Hari Akhir adalah
kehidupan yang kekal sesudah kehidupan dunia fana berakhir, termasuk
juga semua peristiwa di
mana proses yang terjadi pada hari
itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya, serta
berahkirnya seluruh kehidupan (Qiyamah).
Istilah hari
akhir dalam dunia barat dikenal dengan The
Judgement Day, yakni hari di mana kiamat terjadi di kala manusia berada
dalam ujung tanduk. Manusia berada dalam puncak kebobrokan, kerusakan,
kekufuran, dan kekejaman. Atas dasar itu semua, kemudian Allah sebagai Pencipta
Alam Semesta memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangka kala sebagai
tanda hari Kiamat. Tiupan sangka kala ini akan terdengar tidak hanya di barat,
tetapi di seluruh alam semesta dari timur hingga ke barat. Ketika ini sudah di
bunyikan, maka tidak akan ada satu pun mahluk hidup yang dapat bertahan dari
dahsyatnya kiamat ini.
Kiamat ini, terbagi menjadi
dua macam, yakni Kiamat Sughra dan Kiamat Kubra. Dalam QS. Ali Imran dijelaskan
bahwa:“Tiap-tiap
yang bernyawa (pasti) akan mengalami mati.” Inilah Kiamat Sughra, yakni Kiamat
kecil, seperti terjadinya kematian, terjadinya musibah banjir, gempa bumi,
gelombang tsunami. Tanda-tanda dari Kiamat kecil ini, ditandai dengan beberapa
hadits sahih;”Di antara tanda-tanda kiamat adalah
lenyapnya ilmu pengetahuan ,meluasnya
kebodohan, banyak diminumnya khamar dan perzinahan terjadi secara
terang-terangan”(HR. Bukhari). Lalu”Tidak akan datang kiamat hingga dua kelompok besar
berperang. Antara keduanya terjadi peperangan besar,
padahal dakwah keduanya sama...”(Hadits Muttafaqun ‘alaihi). Lalu “akan
datang suatu masa bagi manusia seseorang berkeliling menawarkan emas,
tidak ada yang mau mengambilnya.
Dan terlihat seorang laki-laki diikuti empat puluh wanita
yang ingin besenang-senang dengannya, karena
sedikitnya laki-laki dan banyak wanita”(Hadits Mutafaqun ‘alaihi).
Kiamat Sughra dan Kiamat Kubra dalam sebuah kehidupan itu seperti
sebuah episode pada sebuah film. Di mana ketika episode pertama selesai, maka
akan berlanjut kepada episode berikutnya. Berlanjut pada Kiamat Kubra, yakni merupakan
Kiamat besar, saat rusaknya jagad raya dengan segala isinya tanpa terkecuali,
setelah sangka kala dibunyikan oleh Malaikat Israfil. Pada (QS. Al-Zalzalah:
1-3) menyebutkan “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang
dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya dan
manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”penekanan mengenai Kiamat
Kubra ini juga diterangkan dalam (QS. Al-Waqi’ah: 4-6) bahwa “Apabila bumi
digoncangkan dengan dahsyatnya dan gunung-gunung dihancurkan sehancur-hancurnya
maka jadilah ia debu yang beterbangan.”
Kejadian
hari akhir itu merupakan kejadian yang cepat, tetapi diikuti dengan rangkaian
proses sebagai jalan menuju akhirat. Dalam Al-Quran dijelaskan proses dan peristiwa tentang hari akhir, dalam
potongan-potongan ayat berikut ini;
(Az-Zumar 39:60), (Ar-Rum 30:56), (Al-Mukmin 40:27), (Al-Fatihah
1:3), (As-Sajadah 32:29), (Al-Mukmin
40:15-16), (At-Taghabun 64:9), (Qaf 50:34). Apabila hal ini telah terjadi, proses yang akan
dilalui manusia adalah dibangkitkan dari alam kubur (Ba’ats) lalu dikumpulkan di padang masyhar (Hasyr) dalam kelompok yang besar. Kemudian amalan-amalan, dan
tindakan manusia mulai dihitung (Hisab).
Apabila sudah selesai dalam penghitungannya, maka manusia akan memasuki tahapan
penimbangan amal (Wazn). Penimbangan
amalan dan perbuatan manusia ini akan menempatkan kedudukan manusia itu ke
dalam dua ujung, yakni surga? Ataukah neraka.
Namun,
manusia sebelum ditempatkan ke dalam Surga atau pun Neraka, mereka akan melalui
beberapa tahapan fase kehidupan atau alam yang akan dilalui. Pertama adalah
alam kandungan (fase persaksian), kedua alam dunia (sebuah fase di mana manusia
mencari bekal dengan beribadah untuk kehidupan di akhirat kelak), ketiga adalah
alam barzakh atau alam kubur (fase penantian), keempat adalah
alam akhirat (merupakan fase pertanggung jawaban segala amal perbuatan manusia
di dunia).
Kita mengimani adanya Surga dan Neraka, dua
kehidupan yang nantinya akan ditempati oleh setiap manusia, itu
adalah janji Allah yang pasti akan terjadi. Tanda-tanda yang menjelaskan dan menggambarkan tentang keadaan surga dan neraka secara jelas
digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, di mana
gambaran-gambaran tersebut sulit dibandingkan dengan keadaan alam dunia. Oleh
karena itu pengambaran Surga-Neraka dalam Al-quran dan Hadits
kiranya tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan,
kesengsaraan yang ada di dunia.
Sebagai
seorang manusia biasa, iman kepada hari akhir menjadi sebuah keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan. Sebuah kepercayaan bahwa datangnya hari akhir itu nyata. Orang
yang percaya adanya hari akhir, hati dan pikirannya akan benar-benar
memfokuskan diri untuk senantiasa beriman kepada hari kiamat, dan benar-benar
menjaga segala bentuk tindakannya. Hati dan pikirannya menjadi bersatu padu
untuk berahlakul kharimah, dan manusia tersebut akan cenderung lebih dekat
kepada Sang Penciptanya.
Kehidupan
di dunia hanyalah kehidupan yang sementara. Kehidupan di mana kita sebagai manusia
lahir, tumbuh menjadi manusia dewasa, kemudian meninggal dunia. Hal semacam itu
merupakan suatu sunnatullah yang
pasti terjadi kepada semua manusia di muka bumi. Tiada yang kekal dan abadi
selama kita hidup di dunia. Kehidupan yang kekal hanyalah kehidupan akhirat. Di
sanalah kita akan dikumpulkan dan dimintai semua pertanggungjawaban, atas apa
yang telah di kerjakan sewaktu kita hidup di dunia. Di sana orang-orang sholeh
dan beriman hidup bahagia di dalam Surga. Sebaliknya, orang yang munkar dan
fasik sengsara di dalam Neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Kiamat, Surga-Neraka sudah banyak
penjelasan dan penggamabarannya,
dalam Al-qur’an dan Hadits.
Maka wajib bagi orang mukmin untuk mengimani semua perkara-perkara ghaib ini.
Janganlah menolaknya dengan berdasarkan pada apa yang
disaksikannya di dunia, sebab masalah-masalah ahkirat tidak dapat dikiaskan
dengan masalah-masalah dunia, dikarenakan
ada perbedaan-perbedaan besar yang menyolok diantara keduanya. Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan.
*Apabila
mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan
gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar