Kamis, 30 Maret 2017

Opini_Judgement Day



Judgement Day
Oleh Aji Muhammad Said




via freepic



Pernah membayangkan akhir dari sebuah era? Atau pernah membayangkan akhir dari kehidupan manusia dan seluruh mahluk di muka bumi ini? Sebuah kenyataan yang pasti terjadi, dan tidak bisa terhindarkan lagi. Hari akhir dari segala kehidupan, ketika membayangkannya, yang terbesit dipikiran adalah kapan waktunya? Tidak pernah tahu bukan, tapi tanda-tanda kedekatannya telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Sebagai sebuah peristiwa yang pasti terjadi, Kiamat merupakan salah satu rukun iman, yang wajib untuk diimani bagi setiap muslim.
 Hari akhir atau Kiamat ini adalah proses kejadian yang luar biasa bagi manusia. Kehancuran yang terjadi tidak hanya merusak satu atau dua bagian kehidupan, tetapi keseluruhan kehidupan yang ada pada manusia. Hari Akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan dunia fana berakhir, termasuk juga semua peristiwa di mana proses yang terjadi pada hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya, serta berahkirnya seluruh kehidupan (Qiyamah). Istilah hari akhir dalam dunia barat dikenal dengan The Judgement Day, yakni hari di mana kiamat terjadi di kala manusia berada dalam ujung tanduk. Manusia berada dalam puncak kebobrokan, kerusakan, kekufuran, dan kekejaman. Atas dasar itu semua, kemudian Allah sebagai Pencipta Alam Semesta memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangka kala sebagai tanda hari Kiamat. Tiupan sangka kala ini akan terdengar tidak hanya di barat, tetapi di seluruh alam semesta dari timur hingga ke barat. Ketika ini sudah di bunyikan, maka tidak akan ada satu pun mahluk hidup yang dapat bertahan dari dahsyatnya kiamat ini.
Kiamat ini, terbagi menjadi dua macam, yakni Kiamat Sughra dan Kiamat Kubra. Dalam QS. Ali Imran dijelaskan bahwa:“Tiap-tiap yang bernyawa (pasti) akan mengalami mati.” Inilah Kiamat Sughra, yakni Kiamat kecil, seperti terjadinya kematian, terjadinya musibah banjir, gempa bumi, gelombang tsunami. Tanda-tanda dari Kiamat kecil ini, ditandai dengan beberapa hadits sahih;Di antara tanda-tanda kiamat adalah lenyapnya ilmu pengetahuan ,meluasnya  kebodohan, banyak diminumnya khamar dan perzinahan terjadi secara terang-terangan(HR. Bukhari). Lalu”Tidak akan datang kiamat hingga dua kelompok besar berperang. Antara keduanya terjadi peperangan besar, padahal dakwah keduanya sama...”(Hadits Muttafaqun ‘alaihi). Lalu akan datang suatu masa bagi manusia seseorang berkeliling menawarkan emas, tidak ada yang mau mengambilnya. Dan terlihat seorang laki-laki diikuti empat puluh wanita yang ingin besenang-senang dengannya, karena sedikitnya laki-laki dan banyak wanita”(Hadits Mutafaqun ‘alaihi).
Kiamat Sughra dan Kiamat Kubra dalam sebuah kehidupan itu seperti sebuah episode pada sebuah film. Di mana ketika episode pertama selesai, maka akan berlanjut kepada episode berikutnya. Berlanjut pada Kiamat Kubra, yakni merupakan Kiamat besar, saat rusaknya jagad raya dengan segala isinya tanpa terkecuali, setelah sangka kala dibunyikan oleh Malaikat Israfil. Pada (QS. Al-Zalzalah: 1-3) menyebutkan “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”penekanan mengenai Kiamat Kubra ini juga diterangkan dalam (QS. Al-Waqi’ah: 4-6) bahwa “Apabila bumi digoncangkan dengan dahsyatnya dan gunung-gunung dihancurkan sehancur-hancurnya maka jadilah ia debu yang beterbangan.
Kejadian hari akhir itu merupakan kejadian yang cepat, tetapi diikuti dengan rangkaian proses sebagai jalan menuju akhirat. Dalam Al-Quran dijelaskan proses dan peristiwa tentang hari akhir, dalam potongan-potongan ayat berikut ini; (Az-Zumar 39:60), (Ar-Rum 30:56), (Al-Mukmin 40:27), (Al-Fatihah 1:3), (As-Sajadah 32:29), (Al-Mukmin 40:15-16), (At-Taghabun 64:9), (Qaf 50:34). Apabila hal ini telah terjadi, proses yang akan dilalui manusia adalah dibangkitkan dari alam kubur (Ba’ats) lalu dikumpulkan di padang masyhar (Hasyr) dalam kelompok yang besar. Kemudian amalan-amalan, dan tindakan manusia mulai dihitung (Hisab). Apabila sudah selesai dalam penghitungannya, maka manusia akan memasuki tahapan penimbangan amal (Wazn). Penimbangan amalan dan perbuatan manusia ini akan menempatkan kedudukan manusia itu ke dalam dua ujung, yakni surga? Ataukah neraka.
            Namun, manusia sebelum ditempatkan ke dalam Surga atau pun Neraka, mereka akan melalui beberapa tahapan fase kehidupan atau alam yang akan dilalui. Pertama adalah alam kandungan (fase persaksian), kedua alam dunia (sebuah fase di mana manusia mencari bekal dengan beribadah untuk kehidupan di akhirat kelak), ketiga adalah alam barzakh atau alam kubur (fase penantian), keempat adalah alam akhirat (merupakan fase pertanggung jawaban segala amal perbuatan manusia di dunia).
Kita mengimani adanya Surga dan Neraka, dua kehidupan yang nantinya akan ditempati oleh setiap manusia, itu adalah janji Allah yang pasti akan terjadi. Tanda-tanda yang menjelaskan dan menggambarkan tentang keadaan surga dan neraka secara jelas digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, di mana gambaran-gambaran tersebut sulit dibandingkan dengan keadaan alam dunia. Oleh karena itu pengambaran Surga-Neraka dalam Al-quran dan Hadits kiranya tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan, kesengsaraan yang ada di dunia.
Sebagai seorang manusia biasa, iman kepada hari akhir menjadi sebuah keyakinan terhadap kebesaran Tuhan. Sebuah kepercayaan bahwa datangnya hari akhir itu nyata. Orang yang percaya adanya hari akhir, hati dan pikirannya akan benar-benar memfokuskan diri untuk senantiasa beriman kepada hari kiamat, dan benar-benar menjaga segala bentuk tindakannya. Hati dan pikirannya menjadi bersatu padu untuk berahlakul kharimah, dan manusia tersebut akan cenderung lebih dekat kepada Sang Penciptanya.
Kehidupan di dunia hanyalah kehidupan yang sementara. Kehidupan di mana kita sebagai manusia lahir, tumbuh menjadi manusia dewasa, kemudian meninggal dunia. Hal semacam itu merupakan suatu sunnatullah yang pasti terjadi kepada semua manusia di muka bumi. Tiada yang kekal dan abadi selama kita hidup di dunia. Kehidupan yang kekal hanyalah kehidupan akhirat. Di sanalah kita akan dikumpulkan dan dimintai semua pertanggungjawaban, atas apa yang telah di kerjakan sewaktu kita hidup di dunia. Di sana orang-orang sholeh dan beriman hidup bahagia di dalam Surga. Sebaliknya, orang yang munkar dan fasik sengsara di dalam Neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Kiamat, Surga-Neraka sudah banyak penjelasan dan penggamabarannya, dalam Al-qur’an dan Hadits. Maka wajib bagi orang mukmin untuk mengimani semua perkara-perkara ghaib ini. Janganlah menolaknya dengan berdasarkan pada apa yang disaksikannya di dunia, sebab masalah-masalah ahkirat tidak dapat dikiaskan dengan masalah-masalah dunia, dikarenakan ada perbedaan-perbedaan besar yang menyolok diantara keduanya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.



*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.



Tidak ada komentar: