Selasa, 25 April 2017

Catatan_Pranata Sebagai Kesepakatan



Pranata Sebagai Sebuah Kesepakatan Bermasyarakat
Oleh: Aji Muhammad Said


via frepik


Sebagai individu kita pastilah menjadi bagian dari seuatu kelompok, entah itu kelompok sosial, kelompok bermain, maupun kelompok kerja. Dewasa ini, sosialisasi dalam masyarakat terjadi karena ada kesepakatan bersama. Masyarakat menjadi simbol sebuah tatanan kehidupan. Adanya masyarakat membentuk adanya integritas, juga menjadi tanda kehidupan manusia. Manusia menjadi bagian dari masyarakat tentunya juga mau tidak mau, tetaplah bagian dari masyarakat. Kedudukan seseorang dalam masyarakat merupakan bentuk partisipasi. Hal ini sesuai dengan asal kata masyarakat, di mana masyarakat berasal dari bahasa Arab, yakni “syaraka” yang mempunyai arti ikut serta atau berparstisipasi, kemudian dari bahasa latin, societysocius” yang mempunyai arti kawan. Dapat dipahami menjadi sebuah jalan untuk ikut serta atau berpartisipasi dengan berkawan antar manusia.
Beberapa ahli memiliki pandangan sendiri-sendiri tentang masyarakat. Ada ahli sosiologi, ada juga yang ahli dalam antropologi. JL Gillin misalnya, ia seorang sosiolog bekerjasama dengan JP Gilin yang seorang antropolog keduanya memberikan pandangan, bahwa masyarakat adalah kumpulan orang di mana kehidupan satu sama lain terasa terikat oleh kebiasaan, adat, perasaan, bahkan hingga perilaku yang sama. Namun ahli komunikasi Koentjaraningrat menuturkan dengan pandangannya, masyarakat menjadi satu-kesatuan yang mempunyai interaksi. Manusia berinteraksi karena memiliki adat tertentu, terus berlanjut (ini kemudian menjadi terikat oleh rasa identitas yang dimiliki bersama).
Masyarakat dalam berkehidupan memiliki beberapa unsur penting, diantaranya kategori sosial, golongan sosial, dan kelompok-perkumpulan (primer-sekunder). Membahas mengenai tiga hal ini, maka memiliki konsep yang berkontribusi tersendiri bagi masyarakatnya. Kategori sosial misalnya, kesatuan manusia yang terwujud karena adanya ciri-ciri umum yang secara objektif diterapkan pada setiap individu. Contoh usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, kelas sosial. Selanjutnya golongan sosial, ada karena kesatuan manusai yang mempunyai identitas yang sama. Dalam sejarah Indonesia, ada penempatan suku berdasarkan pemudanya, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Madura, dan masih banyak lagi. Sering ditemui juga kelompok dan perkumpulan (primer-sekunder).
Ketika semua istilah kesatuan, konsolidasi, maupun identitas itu terbentuk dalam masyarakat, maka diciptakan juga adanya sebuah aturan yang disepakati bersama, itu dikenal sebagai pranata sosial. Selain sifatnya mengikat atas dasar kesepakatan bersama, pranata sosial ini juga menjadi pedoman yang penting. Istilah pranata (institution) merupakan sistem norma yang mengatur segala tindakan yang memenuhi kebutuhan hidup yang bermasyarakat, berlaku secara formal. Koentjaraningrat juga menjelaskan mengenai pranata sosial berdasar pada bidang sosiolognya. Menurut beliau, pranta sosial itu adalah sebuah sistem kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas yang kompleks (berkebutuhan khusus) dalam rangka memenuhi kebutuhan bermasyarakat.
Kesetabilan dalam masyarakat dalam berhubungan, dipengaruhi beberapa pokok bahasan penting. Ini memiliki tujuan, agar hidup harmonis dan tetap terjaga. Pranata sendiri memiliki fungsi-fungsi sendiri dalam perananya. Pranata menjadi sebuah pedoman (petunjuk) bagi tiap-tiap masyarakat, untuk bersikap, bertingkah laku dalam menghadapi masalah, utamanya dalam menyangkut kebutuhan-kebutuhan, pranata juga menjaga keutuhan masyarakat, menjadi penggendali sistem sosial. Banyak sekali ketika kita menjelajah, mengenai pranata dala kehidupan sosial. Ragam dan jenisnya, adalah sebagai berikut; pranata ekonomi, pranata pendidikan, pranata keluraga, pranata agama, dan pranata politik.



*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.



Tidak ada komentar: