Pranata Sebagai Sebuah Kesepakatan Bermasyarakat
Oleh: Aji Muhammad Said
via frepik
Sebagai individu kita pastilah menjadi bagian dari
seuatu kelompok, entah itu kelompok sosial, kelompok bermain, maupun kelompok
kerja. Dewasa ini, sosialisasi dalam masyarakat terjadi karena ada kesepakatan
bersama. Masyarakat menjadi simbol sebuah tatanan kehidupan. Adanya masyarakat
membentuk adanya integritas, juga menjadi tanda kehidupan manusia. Manusia
menjadi bagian dari masyarakat tentunya juga mau tidak mau, tetaplah bagian
dari masyarakat. Kedudukan seseorang dalam masyarakat merupakan bentuk
partisipasi. Hal ini sesuai dengan asal kata masyarakat, di mana masyarakat
berasal dari bahasa Arab, yakni “syaraka”
yang mempunyai arti ikut serta atau berparstisipasi, kemudian dari bahasa
latin, society “socius” yang mempunyai arti kawan. Dapat dipahami menjadi sebuah
jalan untuk ikut serta atau berpartisipasi dengan berkawan antar manusia.
Beberapa ahli memiliki pandangan sendiri-sendiri
tentang masyarakat. Ada ahli sosiologi, ada juga yang ahli dalam antropologi.
JL Gillin misalnya, ia seorang sosiolog bekerjasama dengan JP Gilin yang
seorang antropolog keduanya memberikan pandangan, bahwa masyarakat adalah kumpulan
orang di mana kehidupan satu sama lain terasa terikat oleh kebiasaan, adat,
perasaan, bahkan hingga perilaku yang sama. Namun ahli komunikasi
Koentjaraningrat menuturkan dengan pandangannya, masyarakat menjadi
satu-kesatuan yang mempunyai interaksi. Manusia berinteraksi karena memiliki
adat tertentu, terus berlanjut (ini kemudian menjadi terikat oleh rasa
identitas yang dimiliki bersama).
Masyarakat dalam berkehidupan memiliki beberapa
unsur penting, diantaranya kategori sosial, golongan sosial, dan
kelompok-perkumpulan (primer-sekunder). Membahas mengenai tiga hal ini, maka
memiliki konsep yang berkontribusi tersendiri bagi masyarakatnya. Kategori
sosial misalnya, kesatuan manusia yang terwujud karena adanya ciri-ciri umum
yang secara objektif diterapkan pada setiap individu. Contoh usia, jenis
kelamin, tingkat pendapatan, kelas sosial. Selanjutnya golongan sosial, ada
karena kesatuan manusai yang mempunyai identitas yang sama. Dalam sejarah
Indonesia, ada penempatan suku berdasarkan pemudanya, seperti Jong Java,
Jong Sumatra, Jong Madura, dan masih banyak lagi. Sering
ditemui juga kelompok dan perkumpulan (primer-sekunder).
Ketika semua istilah kesatuan, konsolidasi, maupun
identitas itu terbentuk dalam masyarakat, maka diciptakan juga adanya sebuah
aturan yang disepakati bersama, itu dikenal sebagai pranata sosial. Selain
sifatnya mengikat atas dasar kesepakatan bersama, pranata sosial ini juga
menjadi pedoman yang penting. Istilah pranata (institution) merupakan sistem
norma yang mengatur segala tindakan yang memenuhi kebutuhan hidup yang
bermasyarakat, berlaku secara formal. Koentjaraningrat juga menjelaskan
mengenai pranata sosial berdasar pada bidang sosiolognya. Menurut beliau,
pranta sosial itu adalah sebuah sistem kelakuan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas yang kompleks (berkebutuhan khusus) dalam rangka memenuhi kebutuhan
bermasyarakat.
Kesetabilan dalam masyarakat dalam berhubungan,
dipengaruhi beberapa pokok bahasan penting. Ini memiliki tujuan, agar hidup
harmonis dan tetap terjaga. Pranata sendiri memiliki fungsi-fungsi sendiri dalam
perananya. Pranata menjadi sebuah pedoman (petunjuk) bagi tiap-tiap masyarakat,
untuk bersikap, bertingkah laku dalam menghadapi masalah, utamanya dalam
menyangkut kebutuhan-kebutuhan, pranata juga menjaga keutuhan masyarakat,
menjadi penggendali sistem sosial. Banyak sekali ketika kita menjelajah,
mengenai pranata dala kehidupan sosial. Ragam dan jenisnya, adalah sebagai
berikut; pranata ekonomi, pranata pendidikan, pranata keluraga, pranata agama, dan
pranata politik.
*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar