ImajinasiMedia
Sebuah blog berisikan pendapat pribadi yang subyektif yang terdiri dari berbagai-bagai alasan mengapa dunia itu perlu diapresiasi untuk hal-hal yang lebih baik lagi
Selasa, 31 Januari 2023
Sabtu, 05 Juni 2021
Opini_Blessing
Blessing
Oleh: Aji Muhammad Said, S.I.Kom.
via unsplash
Ada sebuah istilah yang saya
sukai ketika saya mengaji, yakni “sibuk mencari tapi jangan lupa untuk
menikmati”, dan “dunia tempatnya cari bayaran, dan akhirat adalah tempatnya
cari ganjaran.” Kalau ingin bahagia, maka hidup itu memberi, bukan untuk
menuntut, sebagaimana pun bahwa mahluk itu tidak mempunyai daya dan tiada bisa
diharapkan, kurangi harapan pada mahluk karena pada dasarnya mahluk itu tempatnya
kecewa, belajar untuk meninggalkan dunia, karena tempat harapan yang
sebenar-benarnya adalah Tuhan.
Ketika kamu masuk sembilan jangan
lupa menemukan 8,7, 6 dan seterusnya. Maka dari itu kita harus paham prinsip
hitungan bahwa hidup itu ada urutannya. Jadi orang, jangan sampai tidak tahu
diri, tapi dirinya sendirilah yang harus berusaha tahu. Hal primer yang harus
diupayakan diutamakan adalah Allah Islam, dan Rasullullah, jangan sampai
melihat dunia saja sampai lupa bahwa di dalam dunia ada mahluk Allah, ciptaan
Allah, Allah, Malaikat, Rasulullah, Alam, dan sebagainya. Jangan sampai
berpikir dunia hanya miliknya saja, hidup hanya miliknya saja, itu salah besar,
bentuk kafir modern. Sehingga banyak-banyaklah meminta maaf. Berusahalah tahu
apa yang menjadi lingkar kepedulian kita, lingkar perhatian kita, lingkar
pengaruh kita, dan pasrah itu artinya percaya, sehingga ambil keputusanmu itu
tepat, menjadi lebih bijaksana.
Ketika kamu ambil langkah yang
tidak benar, setiap lingkar pengaruhmu tidak akan benar. Ketika itu terjadi
hidupmu akan disertai berbagai masalah, sama halnya seperti kamu mencari rizki,
apapun rizki yang kamu cari, sekalipun itu rizki yang tidak baik, maka segala
lingkar pengaruh mu itu menjadi tidak baik.
Setiap manusia punya batasan,
Tuhan senantiasa melihat dari niat kita, jangan sampai salah niat, karena Tuhan
tidak melihat hasil kita, tapi Tuhan melihat perjuangan, dan niatmu, karena
bagaimanapun Tuhan sayang pada kita, tidak tega pada diri kita, sehingga jangan
pikirkan hasil, biarkan semuanya bekerja sesuai perannya masing-masing.
Berjuang untuk tepat itu adalah
sebuah kebaikan, tidak tepat tidak dosa, yang dosa adalah kita tidak berusaha
tepat. Semua urusan hidup yang paling fundamental adalah penderitaan. Semua
keputusan harus kamu ambil sendiri, karena akan meminimalisir kemungkinan
menyalahkan orang lain, dan orang yang paling baik adalah orang yang bersih
hatinya. Tentunya ada hitungan yang tepat dari prediksi penderitaan yang akan
kamu alami, kebahagiaan yang akan kamu alami.
Syahwat, Hati, dan Akal mempengaruhi perilaku manusia. Manusia bagian dari keinginan Allah. No 1 hidup adalah berperang melawan syahwat anda. Sebelum ngomong dipikir dulu, baru mulutnya bekerja, Kemudian menghasilkan output, yakni tidak menganggu orang, seperti 1. tidak membunuh, 2. tidak menghina, 3. tidak mencuri. Belajarlah dari siapapun, tapi yang berdaulat atas diri anda ya anda sendiri. Ringankan apapun hal yang dunia, beratkan apapun yang berkaitan dengan hal di akhirat. Jangan jatuh cinta pada dunia.
Matang
Keberuntungan adalah kesiapan
yang bertemu dengan kesempatan. Maka yang dilakukan adalah memantaskan diri,
menyiapkan diri, selain itu kita harus aktiv untuk eksplore dan show off, untuk membuka hal-hal baru.
Kalau engkau menabur benih, ada
benih yang langsung bersemi. Ada benih lain menunggu besok pagi untuk
menggeliat. Ada yang beberapa hari, atau beberapa minggu baru memuai. Bahkan,
ada pohon yang menunggu puluhan tahun sebelum orang mengetahui makna dan
manfaatnya. Tuhan yang memberikan perintah dan Tuhan pula yang memberikan
Hidayah. Kita bahkan akan merasa hampir selalu ditakdirkan oleh Tuhan untuk
sering berada ditengah sesuatu yang tidak kita pahami. Jawaban itu semua
sanggat mudah, diri ini hanyalah hologram, rekayasa ciptaan Tuhan, dan dari
Tuhan yang nyata.
Diantara ribuan titik hujan deras
yang sebagiannya menguyur kita, titik air mana yang kita perlukan? titik air
mana yang membawa hidayah Tuhan kepadamu? Titik hujan mana yang harus
menyentuhmu sehingga rezeki itu datang menghampirimu? Kalau engkau bersama-sama
berdoa dengan setiap orang, dan ditutup amin, "amin" siapa yang Tuhan
kabulkan? Amin yang kamu yakini, bahwa Dia tidak mengabulkan pun, Dia tetap
mendengarnya.
Perubahan itu sangat mudah yang
sulit itu adalah konsisten untuk tetap istiqomah. Untuk tetap Istiqomah temukan
kenikmatan dalam setiap perubahannya, jangan lakukan itu ketika kamu terpaksa,
karena pada sesuatu yang nikmat maka kamu tidak perlu usaha yang besar untuk
melakukannya. Takdir itu ada konsepnya, yakni yang bisa diubah oleh manusia dan
yang bisa diubah oleh Allah, kita tidak bisa sembarang merubahnya, tapi kita
bisa melakukan yang terbaik melalui usaha, doa, dan harapan yang terbaik yang
kita bangun dalam hidup kita.
Jadi apapun yg dianggap ketidak
beruntung oleh manusia akan kalah dengan cinta yang Allah beri. Tidak semua
harus taat dengan logika, hidup itu enak, tidak semua bisa kita pastikan
benar-benar atau salah sekali pun, tapi kita bisa tahu pasti kebenaran hanya
dan ada dari Allah, yang bisa kita pastikan adalah perubahan menuju hal yang
lebih baik. Jadi lebih dekatlah dengan Allah, lebih dekatlah dengan kebaikan
sesama, cinta Allah ada disitu. Semua yang diberikan Allah untuk kita pastilah
bermanfaat. Pandailah bersyukur agar bisa menghadapi apapun yang Allah coba
kasih ke kita.
Harapan lebih nikmat dari
kenyataan
Kita berada pada momentum yang
membutuhkan akumulasi dari akselerasi kasus-kasus yang memperlihatkan rempelo
atinya realitas sejumlah yang sesungguhnya sampai pada akhirnya nanti waktu
akan ada untuk terbitnya matahari yang baru meski belum jelas cahayanya.
Blessing
Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu menyampaikan ; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku amatlah pedih". Sejatinya ketika kita semakin tua
kita semakin mengerti sejatinya kecantikan itu. Berkah itu hal yang sedikit
namun membawa banyak kebaikan, dan itulah makna syukur. Menjadikan kita untuk
senantiasa cukup, keindahan yang tidak diukur oleh mata, tapi batin yang selalu
berbicara, dan percaya bahwa cantik itu anugrah dari Tuhan.
Jumat, 26 Maret 2021
Opini_Manusia dan Dealektika Konflik
Manusia
dan Dealektika Konflik
Oleh
Aji Muhammad Said
Tajri min tahtihar anhar: kamu yang punya hak menentukan aliran
kehidupanmu. Kompromi dengan diri sendiri itu penting, sehingga tidak
memaksakan, jangan habiskan doa untuk sesuatu yang hanya ada di dunia. What is god give behind us, what is god plan
when we didn't know the time is running. Bukan kita yang menghabisi waktu,
tapi waktulah yang menghabisi kita. Yang membuat dirimu berhenti atau terus ya
dirimu sendiri. Pas dan Benar kamu tidak akan pernah tahu hasilnya, yang
bisa kamu lakukan adalah khusnuzon.
Untuk tau pas dan benar maka kamu harus setia dengan langkahnya.
Tuhan
memasrahkan sesuatu pada dirimu untuk kamu perbuat dan kamu perbaiki. Namun
ketika kamu memasrahkan sesuatu pada Tuhan untuk diperbuat dan diperbaiki, maka
kamu harus menyediakan dirimu dengan baik, menjadi versi terbaiknya dirimu,
dengan memperlakukan orang lain, seperti kamu ingin diperlakukan. Hidup
adalah rekaat-rekaat yang kita harus sabar melalui dan menjalaninya. Dalam Maiyah
pengelolaan hati dengan hati pikiran dengan pikiran, adalah dengan patokan
Allah. Iman dan Taqwa tertaut dalam satu patokan yakni Allah.
Mau
cari yang enak atau baik. Seenak apapun kalau tidak baik jangan lakukan, tapi
sebaik apapun kalau tidak enak maka lakukannlah. Waktasimu bisabilillah, konsep dasar penciptaan manusia adalah
dealektika dan konflik. Kamu cari yang bahagia atau yang selamat, banyak orang
yang termanggu-manggu dalam suatu keindahan, yang ada dalam halusinasi
imajinasi atau harapan-harapan yang ia bangun sendiri. Carilah keselamatan dan
kebahagiaan atas dasar Allah. Hidup itu mengendalikan. Maka jadikan diri
untuk melakukan yang terbaik dalam hidup, mendeliver
segala hal yang punya untuk orang yang disayangi, dengan tujuan utama untuk
pulang, kembali pada Tuhan.
Kita
hidup dengan Tuhan, cara kerja Tuhan, Ia tak melihat tapi Ia bisa kita rasakan,
Tuhan bekerja dalam hidupmu, ketika hidupmu mulai ada perubahan menjadi lebih
baik maka Tuhan sedang bekerja, maka jadilah versi yang terbaik untuk Tuhan,
agar ia tidak sia-sia menyambutmu untuk pulang. Tugas manusia adalah
meningkatkan rohaniahnya, meningkatkan cara berpikirnya, logikanya,
meningkatkan kejernihan pikirannya. Di dunia ini banyak sekali ketertipuan, hal
yang seharusnya dianggap mulia dan bernilai dianggap biasa saja, namun hal yang
tidak membawa nilai dan memuaskan nafsunya dianggap tinggi secara mata dan
material. Sesungguhnya mereka semua telah tenggelam dalam ilusi semu, dan
kebahagiaan yang bersifat sementara.
Relasi
dengan Manusia
Hidup
bukan untuk membahagiakan atau menyenangkan orang lain, tapi hidup adalah untuk
understanding orang lain. What make deferent people, everybody creat
their valiue dan integrity. Hidup itu ambigu, jika kamu berusaha maka
resikonya adalah berkorban. Pengertian untuk sebuah kesabaran, karena sudah ada
usaha untuk memahaminya. Tapi itulah yang namanya relationship. Semua hal di dunia ini ada resiko kalau kita tidak
siap menjalani resiko, jangan berangkat, itulah prinsip.
Setiap
orang pernah memakan mangga dan pernah memakan jeruk, tapi tidak semua orang
pernah menanam keduanya. Inti sebuah diskusi adalah sinau bareng (sharing), dimana setiap orang menjernihkan satu sama
lain untuk bisa menanam kebaikan, tidak hanya menikmati kebaikan. Diskusi juga
menjadikan seseorang paham membuat bangunan, bahwa ada komponen-komponen
didalamnya yang harus dilengkapi, selain itu sebuah bangunan memiliki pondasi
untuk bisa terbentuk.
Semua
orang yang saya lihat buruk masih punya kemungkinan untuk menjadi baik.
Sementara saya hanya melihat mereka, saya tidak pernah melihat diri saya
sendiri, maka saya lah yang paling buruk, manusia tidak akan pernah bisa tahu,
dan memiliki kapasitas untuk mengetahui sebuah nilai, itu hanya 0,01% dari yang
terlihat secara nyata. Ada istilah bisa rumangsa dan rumangsa bisa, tahu diri
dengan kapasitasnya, menganggap dirinya buruk dibanding yang lain. Setiap wali
dan nabi tidak merasa dirinya paling baik, bahkan memiliki kecenderungan
menyatakan dirinya buruk, "inkuntum
minat dzolimin".
Setiap
laki-laki harus mengerti bahwa setiap wanita memiliki rasanya mereka sendiri
dan caranya berpikir, laki-laki tidak bisa mendominasi perasaan tersebut, tapi
bisa meluruskan pikiran tersebut. Perempuan itu bukan pemimpin, tapi
mereka perlu didengarkan, agar mereka bisa menganalisa apa yang mereka katakan,
dengan miroring ke prianya. When u have
problem face it, ada masalah dihadapi, jangan lari, lakukan sharing dengan orang yang tepat, there is no judgement, have a principle,
tumbuh bersama dengan saling support.
Memberi pengertian ketika opinimu lebih baik dan tepat dari pada opini orang
lain. Terakhir trust adalah level
yang tinggi.
Hidup
tidak perlu uang tapi hati yang damai. Kita hidup dunia harus menderita kita
harus salah, agar apa kita bisa tau mana yang benar, hal apa yang mesti
dilakukan agar benar, agar kebahagiaan bisa kita buat bukan temukan. Keyakinan
itu tumbuh dalam doa. Orang yang mengetahui nilai prinsip tersebut, merupakan
satu dari sekian banyak orang yang terpilih. Be qadril yakin, yakin saja Allah bakal ngasih jalan.
Hidup
itu dibangun dengan apa yang kamu percaya pada Tuhan. Ketika kamu berprasangka
Tuhan baik maka hidupmu akan menjadi baik, thats
life. Kalau Tuhan ada, ia tahu apa yang hambanya butuhkan. Berjalanlah
lurus pada kebenaran, maka Tuhan akan kasih apa yang kamu butuhkan. Kunci
hidup itu adalah terima kasih. Semakin banyak kita berterima kasih maka setiap
hal itu menjadi sesuatu yang positif, perasaan pun akan berubah menjadi lebih
baik. Seseorang memiliki kompetensi, ia adalah orang yang mengalami
masalah, kesulitan, perjuangan. Hidup itu bukan dijalanin kedepan, tapi
dijalanin sekarang. Masalalu biarlah jadi catatan, tapi jangan jadi masa
depan.
Bumi
boleh hilang, langit boleh hancur, tapi Tuhan, jangan jauh dari saya. Jangan
bersedih hati atau berbangga diri atas sesuatu. Terkadang Allah menyelamatkan
kita dengan kebebasan, namun dilain sisi Allah juga menyelamatkan kita dari
keterbatasan. Yang terbaik yang mana? itu bukan salah satunya, melainkan
keduanya baik, terkadang bisa terbatasi, terkadang juga bisa bebas, bergantung
pada waktunya yang tepat. Kebebasan juga ada batasannya, sehingga Islam
mengajarkan bahwa segala sesuatu jangan berlebihan, sehingga pilihlah yang
cukup. Kita bertanggaung jawab atas hati pikiran dan perasaan kita, jangan
biarkan dalam dirimu tumbuh amarah, kebenciam, bahkan dendam, karena one day itu akan memakanmu kamu
hidup-hidup. Sesuatu yang sulit didapat itu akan dijaga baik-baik. Lebih
baik terlambat tapi selamat. Bukan yang kamu inginkan tapi yang kamu butuhkan. Karena
ketulusan tak pernah kembali sia-sia. Sesungguhnya Allah memang menyiapkan
dirimu dengan baik, sampai kamu benar-benar siap. Mintalah padaku maka
akan ku berikan, allah ngasih rezeki bukan hanya orang, melainkan orang yang paham
akan dirimu juga merupakan rizki.
Belum
Paham
Jangan
mengeluh jika kamu tidak memiliki previlage
apapun, terkadang Allah menakdirkanmu dalam kondisi minus, sampai akhirnya kamu
menjadi plus ketika tahu bahwa kamu
telah lulus uji. Jangan membenci apa yang kalian belum paham. Orang
yang kecil memakai kelincahan untuk mengalahkan orang yang besar. Pakailah
keunggulan kecil yang kamu miliki untuk mengalahkan yang besar, karena yang dominan pada diri mengantarkan pada
takdirmu.
Cara
kita mengetahui Allah adalah dengan mengenal ilmu-ilmu yang mempelajari tentang
Allah, dengan begitu kita akan lebih dekat dengan Allah. Di dalam hidup yang
hanya setarikan nafas, jangan kau tanam apapup selain cinta, jangan kau tanam apapun
selain benih-benih kebaikan. Hanya orang-orang pilihan yang mampu mengetahui
apa yang terkandung dalam Al-Quran tanpa menyentuh tulisan huruf dan
suara. Takdir itu adalah pengelihatan Allah kita memilih apa. Kenyataan
itu mengikuti Alquran.
Ketika
kamu memaksakan hal apapun sesuai kehendakmu, kamu melupakan satu hal yang
sangat penting, yakni penerimaan. Value
yang terpenting adalah bagaimana kita mampu menerima hal baik dan hal buruk
yang Tuhan kasih, karena Tuhan yang kasih itu semua. Ketika kita mampu menerima
maka hati kita akan dengan otomatis memahami hal yang baik dan hal yang buruk
yang akan datang, sehingga secara tidak sadar terjadi penyeleksian dari hal-hal
yang bersifat buruk, menjadi pemilihan hal-hal yang bersifat baik. Sehingga
kita memahami cara menerima hidup, cara pandang hidup, bahkan bersikap terhadap
hidup, sekalipun hal buruk datang.
Jika
kita memohon tibanya cahaya siang selama kian memekatnya malam, permohonan kita
akan sia-sia. Akan tetapi, kepekatan malam kian memuncak hingga mendekati
fajar, siang datang dengan kecerahannya, entah kita kehendaki atau tidak. Jika
kita kehendaki kembalinya malam pada saat itu, doamu tidak akan dikabulkan.
Sebab, kau meminta sesuatu yang tidak layak. Kau akan dibiarkan meratap, lunglai,
jemu, dan enggan. Tingalkanlah semua ini, senantiasa beriman dan patuhilah
kepada Tuhanmu dan bersabarlah. Maka segala milikmu tidak akan lari darimu dan
segala yang bukan milikmu tidak akan kau peroleh. Demi imanku, begitulah,
memohon pertolongan kepada Allah dengan memaa tuhi-Nya. "Mohonlah
kepada-Ku, maka akan kuterima permohonanmu" (QS. Al Mu'min: 60). Kalau
akalmu salah, hatimu salah, dan hidupmu juga salah. Putu asa boleh, itu menandakan
kecintaan pada sesuatu, dengan putus asa kita paham bahwa sebuah keadaan
tidaklah baik, untuk itu perlu diperbaiki untuk menjadi baik. Janganlah
berpikir bagaimana hasil itu bisa tercapai, tapi berpikirlah apa yang bisa
ditanam.
Belajar
Dikiranya
manusia punya keberuntungan atau kesialan, tentunya ada nasib yang Tuhan
gariskan, sederhananya kita akan menuai apa yang kita tanam, dunia tidak hanya
hari ini. Orang yang paham nilai, akan menghargai besar dan kecil sebuah
nilai. Sedangkan orang yang tidak paham nilai hanya memberi kesan, tanpa memahami
maknanya. Lebih lucu lagi orang yang tidak ingin tahu makna nilai
tersebut.
Pendidikan
itu adalah cinta dan kebijaksanaan. No satu dalam pendidikan adalah hatimu
bagaimana terhadap orang lain. Jadi menanam nilai itu harus dengan ikhlas,
tumbuhnya seperti apa tidak usah dipikirkan, tapi yang utama kita memberikan
nilai tidak hanya melalui kata-kata, tapi perilaku kita pada orang lain, setiap
perilaku yang kita sampaikan itu akan menjadi hawa, itu menjadi gelombang, rasa
dan karsa yang bisa tertanam dalam diri orang lain. Terpenting kita tekun dan
istiqomah, hati pun juga demikian. Insyaallah nilai yang kita tanamakan akan
menjadi seperti yang diharapkan, innama
amruhu iddza aradha saiyan adyakulu lahu kun faya kun.
Cara
berpikir itu harus berkembang, tidak hanya setatis itu-itu saja, kita menjadi
manusia dibekali akal untuk mengolah kehidupan, sehingga melihat sesuatu tidak
hanya itu-itu saja, melainkan bisa berkembang dan bernalar. Dari blolok menjadi cengkir kemudian menjadi kelapa kemudian menjadi degan kemudian menjadi kerambil dan berahkir menjadi bathok.
Pendidikan
untuk menjadi manusia yang baik adalah nurani dan logika, kemudian dikembangkan
untuk tahu asal-usulnya, nilai-noma, budaya. Kemudian berterima kasih dengan
menaati aturan Tuhan sekaligus larangannya. Manusia itu diciptakan dengan
kelengkapan al-qur'an. Manusia menjadi mukmin yakni manusia yang memiliki iman,
adalah orang yang mampu menyelamatkan dunia. Maka Allah memberikan tawaran
kepada manusia, yang mau beriman silahkan, yang mau ingkar juga silahkan,
tetapi semua itu ada resikonya.
Orang
yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan tanda-Nya, hatinya menyimpan pengetahuan
yang langka tentang-Nya dan Ia menganugrahkan kepadanya rahasia-rahasia yang
disembunyikan-Nya dari yang lain. Ia memilihnya, mendekatkannya kepada-Nya
sendiri, membimbingnya, memperluas hatinya agar bisa menerima rahasia-rahasia
dan pengetahuan-pengetahuan ini dan menjadikannya seorang pekerja di jalan-Nya.
Penyeru hamba-hamba-Nya kepada jalan kebajikan. Pengingat siksaan
perbuatan-perbuatan keji dan hujattullah di tengah-tengah mereka. Pemandu dan
yang terbimbing, perantara, dan perantaranya yang diterima, seorang shiddiq dan
saksi kebenaran, wakil para nabi, dan utusan Allah, yang bagi mereka limpahan
rahmat Allah.
Lebih
baik memahami penalaran yang kita miliki sekarang dengan tindakan yang baik,
dari pada memahami berbagai macam sudut pandang dan sekalanya yang bisa jadi
menuntut kita untuk bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang memiliki
keterjangkauan yang lebih besar dari kemampuan kita.
Puncak
penelitian setiap orang dirumuskan "Man
'arafa nafsahu faqad 'arafa Robbahu". Barang siapa menemukan dan
mengerti dirinya, maka dia menemukan dan mengerti Tuhan Pengasuhnya. Tentu saja
itu dialektis dengan sebaliknya, " Man
'arafa Rabbahu faqad 'arafa nafsahu". Aku hidup bukan untuk memenuhi
keinginanku. Bukan untuk melampiaskan nafsuku. Bukan untuk menggapai ambisi dan
cita-citaku. Bukan untuk menempuh karir pribadiku. Bukan untuk memanjat kursi
kekuasaan diatas manusia lain. Bukan untuk mendaki puncak gunung sukses dan
kekayaan. Aku hidup untuk memastikan penyatuan kembali diriku dengan Diri
Sejati, mata air ada-ku.
Nalar
bagian dari manusia. carilah jawaban disetiap saat hanya pada agama seperti tawadhu, taqwa, tawakal. Bergantung pada
sesuatu yang tidak bisa dinalar itulah tawakal.
Puncak dari Islam adalah sujud. Kepintaran, kekayaan, kehebatanmu tidak akan
laku di hadapan Allah, yang hanya bisa laku adalah kerendahan hatimu, kebaikan
hatimu yang tulus kamu sampaikan kepada Allah, itulah yang akan
menyelamatkanmu. Cara mendekati nasib, cara mendekati takdir tidak dengan akal,
tapi dengan Agama, dengan istilah Eling
lan waspada.
Kebetulan
sebuah
gelas akan terisi jika didalamnya di kosongkan dan tutupnya dibuka, seperti
hidayah yg siap dituangkan, berarti siap menerima isi, lain cerita bila sudah
terisi atau tidak ada upaya membuka tutupnya, hidup tidak hanya sekedar
istirahat untuk minum, tapi berbagi disaat haus, Kanjeng nabi mencontohkan
tidak hanya melalui lisan, tapi melalui sikap dan perbuatan juga, dan itu
menjadi alasan mengapa Islam itu indah, karena Islam itu dirasakan
Keberuntungan
adalah kesiapan yang bertemu dengan kesempatan. Maka yang dilakukan adalah
memantaskan diri, menyiapkan diri, selain itu kita harus aktiv untuk eksplore
dan show off, untuk membuka hal-hal baru. Tidak ada sesuatu yang kebetulan, semua
karena kehendak Allah. Kita hanya lari dari satu takdir ke takdir lainnya. Apa
yang bisa kita perbuat, kita tidak bisa merubahnya, lakukanlah inalillah, walhamdulillah maka akan ada
ketenangan yang abadi, belajar berbaik sangka, berperasangka baik jangan
berperasangka buruk, berlakulah baik jangan berlaku buruk, jika tidak bisa diam
saja. Kemuliaan ahlak seseorang bukan pada saat dihisab, tapi ketika dirinya
diuji. Lakukanlah sesutu yang bermanfaat, doakanlah segala hal yang baik,
apalagi yang dicari di dunia ini, selain ridha Allah. Semua itu takdir Allah
ada kalanya diberikan nikmat dengan syukur, ada kalanya diberikan ujian sebagai
takdir.
Di
dunia ini tidak ada yang benar-benar tidak tertipu. Manusia tengelam dalam
ilusi, seperti rasa manis, yang belum tentu gula. Mereka dikesan-kesankan
dengan make up yang rupa-rupa
warnanya, padahal belum tentu itu warna aslinya. Ketertipuan terbesarnya,
mereka merasa bahagia dengan angan-angannya, padahal belum terjadi.
Kenyataannya banyak manusia yang hidup di masa lalu, dan menatap masa depan,
padahal ia punya hari ini. Percayalah, kamu boleh punya harapan, doa, dan
hal-hal baik, tapi iman diatas itu semua. Bahkan ketakutan juga bisa jadi
bagian dari iman. Memang benar Tuhan memberikan cinta pada setiap manusia, tapi
hidayah hanya diberikan pada orang-orang yang beriman.
Jika
sesuatu tidak ditentukan bagimu, Allah mencukupimu dan membuatmu ridha
kepada-Nya meskipun kau miskin. Jikalau kau miskin dan sakit, dia membuatmu
senang dengan kesulitan yang menimpamu itu. Jika berutang, Allah membuat hati
si pemberi hutang lembut terhadapmu hingga kau lunasi hutang itu. Bila
permohonanmu tidak dikabulkan di dunia ini, Allah akan memberimu di
Akhirat. Allah tidak akan mengecewakan orang yang memohon kepadaNya di
dunia dan di akhirat. Nabi bersabda bahwa si mukmin akan melihat pada catatan
amalnya, pada Hari Pengadilan, amal-amal yang tidak dilakukan secara tidak
sadar menjadi amal saleh. Untuk itulah, ada balasannya dari Allah Yang Maha
Kuasa lagi Maha Agung.
Allah
mengkaruniakan sesuatu pada saat-saat yang telah ditentukan. Dengan demikian,
Allah tidak memberi seseorang sesuatu di dunia ini karena doanya semata-mata.
Begitu pula Ia tidak menjauhkan sesuatu darinya hanya karena doanya, Nabi saw
bersabda bahwa “takdir tidak bisa
dihindari, kecuali dengan doa tertentu. Juga tak seorang pun masuk surga
melalui amal-amal salehnya semata, tetapi melalui kasih sayang Allah, dan
hamba-hamba Allah akan diberikan kedudukan di surga sesuai dengan amal-amal
mereka”. Aisyah r.a berkata, bahwa ia bertanya kepada Nabi saw., "Apakah seseorang masuk surga hanya
karena amal-amalnya? Tidak, tetapi
dengan kasih sayang Allah", jawab Nabi.
Jangan
meminta kepada Allah SWT, sesuatu pun, selain ampunan bagi dosa-dosamu,
perlindungan dari dosa-dosa kini dan kelak, kemampuan untuk menunaikan
perintah-perintah, untuk menghindari diri dari segala yang haram, untuk ridha
dengan pahitnya ketentuanNya untuk bersabar dalam menghadapi pedihnya musibah,
untuk mensyukuri limpahan karunia, dan akhirnya mati dengan khusnul khotimah bersama dengan para
Nabi para shiddiq, dan para saleh.
Jangan pula memohon kepada-Nya untuk menyingkirkan kemiskinan serta musibah dan
untuk menganugrahkan kemudahan. Namun, mintalah kepadaNya keridhaan dengan
ketentuan dan karuniaNya. Perlindungan abadi yang telah ditempatkanNya dari
satu hal ke hal yang lain. Sebab sebagai manusia kita tidak akan pernah tahu
letak kebaikan dalam kesulitan atau kemudahan. Dia telah menyembunyikan
pengetahuan tentang hal-hal darimu. Dia sendirilah yang tahu baik dan
buruk.
Sabtu, 21 November 2020
Opini_Kata-kata Yang Tak Dijelaskan
Kata-kata
Yang Tak Dijelaskan
Oleh: Aji Muhammad Said
Allahul Kafi, Rabbunal Kafi
Allah yang mencukupi, Tuhan
kita yang mencukupi
Qosodnal Kafi, Wajadnal
Kafi
Tujuan kita adalah
Allah yang mencukupi, dan kita menemukannya yang mencukupi
Likulli Kafi, kafanal
kafi
Terhadap segala sesuatu
Allah lah yang mencukupi, yang memenuhi segala kebutuhan kita adalah Allah
Wani’mal kafi, Alhamdulillah
Dan Allah itu
sebaik-baik Zat yang mencukupi, segala puji bagi Allah.
Syekh Abdul Qadir
Jaelani meriwayatkan bahwa manusia terbagi menjadi empat golongan;
Pertama, manusia yang
tidak mempunyai lisan dan hati, senang berbuat maksiat, menipu serta dungu.
Berhati-hatilah terhadap mereka dan janganlah berkumpul dengannya, karena mereka
adalah orang-orang yang mendapat siksa.
Kedua, manusia yang
mempunyai lisan tapi tidak mempunyai hati. Ia suka membicarakan hikmah dan ilmu,
tapi tidak mau mengamalkannya. Ia mengajak manusia ke jalan Allah SWT, tetapi ia
sendiri lari dariNya. Jauhi mereka agar tidak terpengaruh dengan manisnya ucapan,
sehingga kalian terhindar dari panasnya kemaksiatan yang telah dilakukannya dan
tidak akan terbunuh oleh kebusukannya.
Ketiga, manusia yang
mempunyai hati, tapi tidak mempunyai ucapan (tidak pandai berkata-kata). Mereka
adalah orang-orang yang beriman yang sengaja ditutupi Allah SWT., dari
mahlukNya diperlihatkan kekurangannya, disinari hatinya, diberitahukan
kepadanya akan bahaya berkumpul dengan sesama manusia dan kehinaan ucapan mereka.
Mereka adalah golongan kekash Allah atau waliyullah yang dipelihara dalam tirai
ilahiNya, dan memiliki segala kebaikan. Maka layanilah ia, cintaillah ia,
cukupi kebutuhannya, maka engkau akan dicintai Allah.
Keempat manusia belajar
mengajar dan mengamalkan ilmunya. Mereka mengetahui Allah ayat-ayatnya. Allah
memberikan ilmu asing kepadanya melapangkan dadanya agar mudah menerima ilmu.
Maka, takutlah untuk berbuat salah kepadanya, menjauhi serta meninggalkan
segala nasihat yang ia berikan.
Allah Mahawadah, Mahagelembung,
tempat apapun. Termasuk kita dan jagat raya yang terletak di dalamnya. Semua
orang ingin tumbuh dengan jalannya sendiri, kadang ilmu dan hidayah bisa masuk
ke dalam diri seseorang apabila orang tersebut telah siap menerima. Semakin kita
siap semakin banyak kita menerima, dan akan semakin luas hati kita. Tentunya
cinta pun bisa masuk dan menjadi bagian yang menguatkan dalam segala hal. Cinta
memiliki dua dimensi yakni pertama adalah arrahman cinta yang memiliki makna
yang meluas, kemudian arrahimmi yakni cinta yang memiliki makna mendalam.
Alasan kita melakukan berbagai hal dan tindakan di bumi, adalah innaullaha fatta biunni, yakni mencintai
Allah dan mengikuti Kanjeng Nabi. Allah berkata “apabila engkau mencintai kekasihku
(muhammad) maka engkau akan ku ampuni, sederhananya ingatlah Allah dalam
keadaan apapun, dan pakailah metode Kanjeng Nabi untuk menyelami kehidupan dengan
sentuhan cinta.
Nabi Muhammad
menjelaskan bahwa jalur cinta bisa tumbuh dengan
mengikuti kata dan perilakunya. Nabi muhammad bersabda: “Berupaya adalah
jalanku dan beriman kepada Allah adalah keadaanku”. Maka kita berada di antara
upaya dan keadaan. Jika imanmu lemah, kamu mesti berupaya, dan jika imanmu
teguh kamu mesti menggunakan keadaanmu, yakni kebergantungannya kepada Allah.
Allah berfirman ”Dan kepada Allah-lah kamu mesti berharap”(QS. Al-Insyirah 8),
“Barang siapa beriman kepada Allah, maka ia mencukupinya (QS.At-Talaq:3)
”Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang beriman kepada-Nya”(QS. Al-Imran:158).
Mencari rezeki pun
demikian, rezeki sudah ada yang menggariskan, namun sebagai manusia tentunya
harus berusaha untuk menjemputnya. Ketahuilah, bahwa bagian yang diberikan
kepada dirimu takkan lepas darimu dengan pengupayaanmu terhadapnya, sedang yang
bukan bagianmu takkan kau raih walau kau berupaya keras. Maka dari itu,
bersabarlah dan ridalah dengan keadaanmu. Jangan mengambil atau memberikan
sesuatu pun sebelum diperintahkan. Demikianlah, barang siapa meninggalkan
dunia, sibuk dengan ilmu dan bersabar dalam kesulitan, dia akan dicintai
syariat, Allah SWT.
Jadikanlah kehidupan
setelah matimu sebagai modal dan kehidupan duniawimu sebagai keuntungan. Jika
masih ada waktu lebih, habiskanlah demi kehidupan duniawimu, yaitu dengan
mencari nafkah. Jangan kau buat kehidupan duniawimu sebagai modalmu, dan
kehidupan setelah matimu sebagai keuntunganmu, dan sisa waktumu kau habiskan
untuk memperoleh kehidupan setelah mati dan memenuhi kewajiban salat lima
waktu.
Sabar
Sebab, bagi segalanya
ada pertentangan dan akhir. Maka, kesabaran adalah kuncinya, awalnya, akhirnya,
dan jaminan kebahagiaannya. Inilah yang terungkap dalam sunah Nabi saw;
“Kesabaran adalah keseluruhan Iman”. Hadiah tak selalu terbungkus dengan indah,
kadang Tuhan membungkus dengan masalah tapi di setiap masalah pasti ada berkah.
Carilah cara agar
kesabaran bisa dinikmati. Sengsara karena sabar hanya soal sudut pandang. Jika
diakhiratkan akan menjadi membahagiakan. Sabar, sebab kita tidak pernah tahu,
kejutan apa yang telah Allah persiapkan, di ujung jalan berliku yang di sebut
kesabaran. Kita menderita karena mempunyai target yang tidak tercapai, maka
dari itu jangan menargetkan sesuatu yang tidak abadi jika tidak ingin
menderita.
Mengapa semua butuh
proses? Karena di setiap peroses butuh pembelajaran, jika dipercepat, Allah
ingin kita bersyukur, jika diperlambat Allah ingin kita bersabar. Nikmatnya
makan ketika kamu lapar, nikmatnya tidur ketika kamu ngantuk, nikmatnya bertemu
ketika kamu benar-benar rindu. Lakukan hal-hal dalam hidupmu, semampumu. Bukan
lakukan segalanya semaumu, semua itu ada aturannya.
Jadikan ini prinsip
hidupmu. Berbagilah, dan jangan mengharap agar engkau dibalas dengan yang lebih
baik. Maafkanlah meski engkau dizalimi. Memberilah, dan jangan mengharap agar
engkau diperlakukan sama.
Dan jika sesuatu yang
baik harus berakhir, percayalah yang lebih baik akan dimulai. Terkadang,
mungkin Allah membuat hambaNya merasa kecewa, namun percayalah ia hanya ingin
engkau kembali berharap hanya kepada-Nya.
Raga selalu berpisah
namun doa selalu bertemu dan setiap doa
semoga terkabulkan. Andai Allah tidak menghendaki untuk mengabulkan doamu,
pastilah Allah tidak akan menggerakan hatimu untuk berdoa. Ya Allah jagalah hatiku
dan apa yang ada di dalamnya. Yang baik akan datang, inilah keyakinanku terhadap
Allah. Jangan khawatir tentang hari esok, karena segala yang terbaik telah Tuhan
siapkan untukmu. Jangan Lelah, melangitkan doa, membumikan ikhtiar. Pasti ada
titik bahagia jika kita mau bersabar. Bagian dari doa yang harus kita pahami
adalah, kita sering lupa bahwa fungsi do’a itu untuk meminta, bukan memaksa.
Penerimaan
Ucapan alhamdulillah
memenuhi timbangan, sedangkan subhanallah dan alhamdulillah memenuhi apa yang
ada di langit dan di bumi. Salat adalah cahaya, dan sedekah adalah bukti. Sabar
adalah pelita, Al-quran adalah hujjah yang membenarkan atau menentang kamu.
Syukur adalah berupa hati yang tetap cinta kepada sang pemberi nikmat. Syukur
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu syukur dengan mulut, artinya selalu
mengucapkan alhamdulillah, syukur dengan anggota badan, artinya selalu
melakukan perintah-perintah-Nya, syukur dengan hati, artinya selalu menjaga
iman kepada Allah.”Dan apa pun nikmat yang ada padamu, berasal dari Allah” (QS.
An-Nahl :53).
Bukan hanya penerimaan
apa adanya yang Allah anugrahkan, bahkan memaknai dirinya sendiri, menentukan batas
yang rendah hati atas kehidupan. Hidup bukanlah mencapai apa yang ada di dunia,
melainkan mencari dibukakannya ridha oleh Sang Maha Pencipta. Semua unsur dan
peristiwa dalam kehidupan ini adalah embusan belaka dari kemauan Maha Pencipta.
Semua daya upaya dan pencapaian manusia tetap berada dan patuh di dalam kuasa Tuhan,
takdir, nasib, lahul Mahfudh, serta fenomena “hidayah” dan “amr”. Mahluk hidup
adalah anak-anak panah yang diluncurkan oleh Maha Pemanahnya. Mahluk tidak
berkuasa atas busurnya dan tidak pernah mengerti titik tempat ujung panahnya
menacap. Allah mengajari langsung kepada
manusia, apa yang dia belum ketahui. “Allamal
insana ma lam ya’lam”.
Ongkos paling mahal
untuk mendapatkan sukses dari Allah adalah mensyukuri kehidupan dengan
menikmati kerja, gerak, ilmu, segala pemandangan ciptaanNya, dari pagi sampai
siang, dari siang sampai sore, dari sore sampai malam, dari malam sampai pagi.
Seandainya langit tak menurunkan hujan, bumi tak menumbuhkan apapun. Lalu aku
mencemaskan sesuatu dari rezekiku (yang sudah dijamin oleh Allah), sungguh aku
khawatir jika aku sudah jatuh ke dalam lubang kufur nikmat
Dalam kesadaran,
manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk mencapai keselamatan
di dunia dan akherat. Hal tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu
bersemangat sesuai kemampuan, mensyukuri nikmat kemurahan Tuhan dalam bentuk
apapun. Sikap dan perilaku yang diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan
YME.
Pencarian Sejati
Perumpamaan kehidupan
di dunia ini menjadikan bahwa tidak masalah mereka membanggakan jabatan dan
kekayaan mereka. Tapi yang perlu kita sadari adalah kita adalah komponen dari suatu
lingkaran cinta dengan fitri diciptakan oleh Allah. Kita hanya sebuah
instrument dari orchestra kemesraan keluarga.
Dalam tradisi budaya kebanyakan orang mencari setatus, padahal lebih mulia
orang yang mampu memberikan manfaat.
Kesejatian itu viewnya adalah Tuhan. Apabila menjalani
Idul Fitri dan mudik kepada Tuhan, satu-satunya jalan adalah memakai cara pandang Tuhan. Materi,
Kekayaan, Kumpulan modal, citra, hamparan uang, pangkat, jabatan dan periode,
semua yang tampak mata adalah mata uang yang tidak laku di dalam pola pikir
Idul Fitri, yakni di hadapan Allah.
Hidup itu bagaikan daun
yang hanyut di sungai. Daun itu adalah kita, dan sungai itu adalah takdir.
Jangan banyak berharap, karena harap kita takkan mengubah takdir. Semakin
harap, semakin banyak angan, hidup akan semakin sumpek, takut kehilangan, tidak
kesampaian, takut keduluan orang. Tujuan benar itu harus dilakukan dengan baik,
Tujuan yang baik harus dilakukan dengan benar. Ibadah, Ahlak, Ilmu, dan Pekerjaan
adalah empat pilar kesuksesan dalam kehidupan manusia. Maka jangan sampai kita
kehilangan salah satunya apalagi kehilangan semuanya. Bekerja dengan tulus
lahir dan batin akan mendapatkan kebahagiaan walaupun hasilnya belum terlihat.
Orang hidup itu gampang,
pokoknya membuat baik terus, dimana saja, sama siapa saja. Begitu kamu baik,
Allah kasih hidayah kepadamu. Harus melakukan apa, melangkah kemana. Allah
kasih panduan. Apabila Anda ikhlas menerima apapun yang ditentukan Allah, maka
Allah tidak akan menghilangkan sesuatu yang engkau cintai. Justru Allah akan
menambahnya dengan sesuatu yang lain. Allah itu Maha Unik dan Asyik, terkadang
jika ia dimintai tidak dikabulkan, dan jika tidak dimintai tiba-tiba ada.
Agama itu dimulai dari
kesenangan, bahagia, faroh dalam bahasa arab, karena agama sendiri adalah jalan
dan ruang yang indah penuh dengan kedamaian. Jika memulai sesuatu karena Allah,
maka jangan menyerah karena manusia.
Berodoalah seperti ini, “Karuniakanlah kepada kami,
kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada Rasul-Mu, juga kecintaan orang-orang yang
mencintaimu. Selama kamu serius beribadah kepada Allah. Jangan khawatir, Allah
akan menjamin segala hal yang ada di dalam hidupmu.” Cinta ialah ruh dari agama.
Setiap yang mengaku beragama, pasti menebar cinta. Mereka yang menebar benci
bagaimana mungkin dikatakan beragama. Kebahagiaan tidak dapat dilihat dari
seberapa hartanya, seberapa kayanya. Melainkan dilihat dari rohaninya.
Katakan hati
Jika kebijaksanaan
menunjukkan kebaikan. Maka kesucian menunjukkan hal yang indah. Bila mengenalmu
adalah kebaikan. Maka, mencintaimu adalah anugrah terindah. Semakin Dewasa
kehidupan kita semakin banyak urusan. Kita harus senantiasa menata berbagai
hal, dari diri, pasangan, orang tua, hingga anak, melakukannya memang harus
serius agar apa, agar tidak menimbulkan masalah atau membikin repot di kemudian
hari.
Kebencian boleh membatu
karang, namun cinta harus terus menetes yang kelak akan melubangi. Setia itu
bukan rasa cinta yang meluap-luap, tapi bagaimana tetap bertahan di dalam naik
turunnya kehidupan, kita kenal dengan istiqomah. Ada kalanya dalam setiap doa
kita, tidak meminta siapa-siapa hanya minta diberi yang terbaik. Ketika ada dua
pilihan, pilihlah yang baik. Ketika dua-duanya sama baik, pilihlah yang mau
bersamamu. Saat dua-duanya ingin bersama, ketahuilah mana yang akan membuatmu
lebih dekat kepadanya. Cinta itu bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa
tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi
memberi sayap. Kau akan belajar dengan membaca tapi kau paham dengan cinta.
Cinta mungkin terkadang
membuatmu rapuh, tapi berterima kasihlah kepadanya, karena cinta darinya bisa
membuatmu lebih kuat dari sebelumnya. Cinta bukanlah bertahan seberapa lama.
Tapi seberapa jelas dan arahnya kemana. Cinta adalah salah satu bunga yang
tumbuh tanpa bantuan musim. Cinta bukan seberapa lama engkau mengenal seseorang.
Tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum, sejak pertama engkau
mengenalnya.
Rahmat Allah SWT turun
karena sebab ikhtiar. Sebagai contoh adalah mawaddah, rahmah, dan sakinah akan
muncul ketika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah. Mawaddah konsepnya adalah
ketika dua insan memilih berpasangan maka, mawaddah adalah tempat untuk
kembali, tempat untuk berteduh. Seperti rumah yang nyaman, teman berbagi
cerita, bahu untuk bersandar. Kemudian ada rahmah, bagian dari Tuhan yang
berupa kasih sayang, jika mencintai seseorang maka rahmah ini adalah, rasa yang
dirasakan, seperti tempat meletakkan kebaikan dan keberkahan. Mencurahkan perhatian cinta, rindu, dan kasih
sayang. Ketika kekasih kita sakit kita yang menderita, ketika kekasih kita
haus, kita yang sibuk mencarikan minum. Sedangkan sakinah adalah usaha, ikhtiar
kita secara istiqomah agar cinta yang kita miliki itu menyatu, ada kalanya
cinta itu berjarak, merengang, cara kita menjaganya dan mengusahakannya inilah
yang disebut sakinah. Kesungguhan dari itu semua adalah cinta yang menghubungkan
dengan Allah dan Kekasihnya Kanjeng Nabi Muhammad.
Kita sering diberi
masalah oleh Allah yang tidak ada jalan keluarnya lagi. Maka sebenarnya Allah
mendatangkan masalah itu untuk mendudukan diri kita kepada Rasa tidak ada lagi
yang bisa menolong selain Allah. Rasa inilah anugrah dan nikmat yang luar biasa
yang kita minta kepada Allah agar tidak dicabut rasa ini. Apabila kita mendapat
masalah besar seperti apapun. Jangan bingung, karena ketika bingung itu berarti
terbiasa mengandalkan yang lain daripada Allah, mengantungkan harapan kepada
selain Allah. Cobalah belajar memiliki pengertian, karena dengan mengerti mulut
ini akan mampu mengamalkan diam dan memahami bahwa dibalik hajat yang tidak
qobul, pasti ada hikmah. Dibalik hajat yang tidak qobul, ada kasih sayang Allah
kepada hambanya. Cintailah permasalahan yang kamu hadapi, karena yang memberi
masalah juga mencintai kamu. Yakinlah bahwa yang menjamin semuanya itu adalah Tuhan,
bukan logika. Carilah cara berdekatan dengan Tuhan, dengan caramu sendiri. Tuhan
memberikan banyak cara dan banyak pintu, tinggal apa yang kamu pilih, dan apa
yang kamu perjuangkan. Allah akan memberikan pertolongan pada hamba-Nya, selama
hamba itu mau mau menolong saudaranya.
Nabi Musa pernah berdoa
lama, namun tak kunjung dikabulkan. Namun ketika ia berkata ‘Masya Allah”
seketika apa yang ia minta dalam doa sudah tersedia di depannya. “Gusti Allah,
doaku itu sudah lama, namun kenapa baru dikabulkan sekarang?!” Allah berfirman:
“Wahai Musa, aku merasa bangga ketika kau bilang masya Allah (semua hal atas
restu Allah). Itulah yang membuat-Ku mengabulkan doamu.” Dia yang mencintaimu
akan menemukan seribu cara untuk menjangkaumu. Hidup itu tidak berdasarkan
seleramu, tapi hidup itu berdasarkan apa yang terbaik, tersehat, dan apa yang
benar-benar kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Harta adalah rezeki
yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak soleh
adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan mendapat ridho Tuhan adalah rezeki
yang sempurna. Untuk
kesehatan yang baik kendalikan makananmu, untuk jiwa yang baik kendalikan
dosa-dosamu, dan untuk keimanan yang baik kirimkan sholawat kepada Nabi SAW. Disisi
keinginanmu ada keinginan Allah atas hidupmu. Cara menempuh hidup terbaik
adalah mengkerjasamakan antara keduanya. Penjelasan lisan membuat banyak hal
menjadi jelas, namun cinta yang tak dijelaskan sungguh jauh lebih jelas.