Model Komunikasi Menurut Pakar
Oleh: Aji Muhammad Said
Model
Komunikasi Schramm
Wilbur
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dari model komunikasi
manusia yang paling sederhana (1954), kemudian model komunikasi yang lebih rumit
yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga
ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip
dengan model Sanon dan Weaver. Dalam model yang kedua Schramm memperkenalakan
gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang
sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh
sumber dan sasaran. Model ketiga Schramm menggangap komunikasi sebagai
interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik,
mentransmisikan, dan menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan
lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagai informasi.
Menurut
beliau, komunikasi senantiasa membutuhkan 3 unsur, yaitu sumber(source), pesan
(message), dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi seseorang
individu(berbicara, menulis, beraktivitas), atau organisasi(surat kabar, Tv).
Pesan dan berbentuk tulisan, suara, atau setiap tanda yang ditafsirkan. Sasaran
yaitu orang yang sedang melihat, mendegarkan, anggota diskusi.
Schramm
berpendapat, meskipun dalam berkomunikasi lewat radio atau telepon enkoder
dapat berupa mikrofon dan dekoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia,
sumber dan enkoder adalah satu orang, sedangkan dekoder dan sasarannya adalah orang
lain, dan sinyalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi
(communication act), suatu pesan harus disandi-balik.
Sumber
dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan,berdasarkan pengalaman
yang dimilikinya masing-masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah sama yang
besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar semakin mirip bidang
pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi.
Bila keduanya tidak bertemu maka komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila
wilayah berimpit kecil, berarti pengalaman sumber dan pengalaman sasarannya
jauh berbeda, maka akan sanggat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang
kepada orang lain.
Berdasar
model yang ketiga, contohnya adalah ketika anda mendegar teriakan “Api”,
mungkin akan berteriak “tolong”(Apa yang disandi bergantung pilihan anda atas berbagai respons yang
tersedia pada situasi tersebut dan berhubungan dengan makna tadi. Proses
kembali dalam model di atas disebut umpan balik.
Model
Komunikasi Newcomb
Theodore
Newcomb (1953) memandang komunikasi dari prespektif psikologi-sosial. Dalam
model ini digambarkan bahwa seseorang (A), menyampaikan informasi kepada orang
lain(B), mengenai sesuatu(X), semuanya saling tergantung, ketiganya nerupakan
sistem yang berorientasi; kepercayaan
dan tatanan kognitif, Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama,
orientasi B terhadap X, Orientasi B terhadap A. Dalam model ini, komunikasi
adalah cara lazim dan efeltif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan
diri terhadap lingkungan mereka.
Dengan
kata lain, Bila A dan B mempunyai sikap positif terhadap X (orang, gagasan,atau
benda) hubungan itu merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah
satunya menyukai X, sedangkan yang lainnya tidak, hubungan itu juga merupakan
simetri. Akan tetapi bila A dan B saling menyukai namun mereka tidak sependapat
mengenai X atau bila mereka saling membenci namun sependapat mengenai X, maka
hubungan mereka bukan simetri.
Dalam
konteks ini,ketegangan mungkin akan muncul yang menuntut mereka untuk mencari
keseimbangan dengan cara mengubah sikap satu pihak terhadap pihak yang lainnya,
atau sikap mereka terhadap X. Maka dapat dipahami, bila seorang pria yang
memutuskan untuk menikahi wanita atau membeli mobil yang menurut sebagian orang
kurang pantas baginya, terus saja meminta pendapat orang-orang lain yang
kira-kira mendukung keputusannya itu dan menghindari pendapat yang
bertentangan.
Model
Westley dan Maclean
Tahun 1957 Bruce Westley dan
Maclean, keduanya teoritikus komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup
komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik
sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model ini dipengaruhi oleh
Model Komunikasi Shannon and Weaver, Laswell, dan Newcomb. Menurut Westley dan
Maclean perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi
antarpribadi dengan komunikasi massa. Komunikasi anatr pribadi bersifat segera,
langsung dapat mengetahui pesan sesuai sasaran atau tidak, sedangkan komunikasi
massa bersifat tunda, tidak langsung mengetahui sasaran. Terdapat 5 unsur; obyek orientasi, pesan, sumber,
penerima, dan umpan balik. Model ini
menekankan pada kelompok, karena setiap individu, kelompok mempunyai kebutuhan
untuk menerima dan mengirim pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.
Selain itu model ini juga membedakan
pesan purposif (pesan yang dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima
mengenai sesuatu dalam lingkungan), dengan pesan nonpurposif (pesan yang
dikirimkan sumber kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang
namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima).
Model
Gerbner (1956)
Model perluasan dari model Laswell.
Model ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
Model verbal
Gerbner adalah sebagai berikut;
Seseorang
(sumber, komunikator) Mempersepsi suatu kejadian.Dan bereaksiDalam suatu
situasi. Melalui suatu alat(saluran, media, rekayasa fisik). Untuk menyediakan
materiDalam suatu bentuk,Dan konteks yang mengandung isi yang mempunyai suatu konsekuensi. Jadi model
Gerbner ini menjelaskan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian da
mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan
sinyal kepada penerima (receiver): dalam transmisi ini sinyal menghadapi gangguan
dan muncul sebagai SSSE(hasil yang dikomunikasikan) bagi sasaran (destination).
Model
Berlo
Tahun
1960 oleh David K. Berlo, model yang dikenal dengan SMCR, kepanjagn dari source
(sumber), Mesagge (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima). Sebagaimana
telah dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik
seorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode
simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran adalah medium yang membawa
pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Selain itu
dalam Model ini Berlo juga mengambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan
penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi.
Model
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor; keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan,
sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur,
isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra. Model ini
lebih bersifat organisasional daripada mendiskripsikan proses karena tidak
menjelaskan umpan balik. Kelebihannya adalah bahwa model ini tidak terbatas
pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar
pribadi. Sedangkan kekurangannya adalah umpan balik yang diterima pembicara
dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya,dan komunikasi non verbal
dianggap tidak penting dalam mempengaruhi orang lain.
Model
DeFleur
Melvin
L. Devleur, seperti model perluasan para ahli (shanon and weaver), dengan
memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan
balik(feedback device). Ia menggambarkan sumber
(source), pemancar (transmiter), penerima (receiver), dan sasaran
destination sebagai fase-faseyang
terpisah dalam proses komunikasi massa, Scgramm (Source, encoder,
signal, decoder, destination) dalam proses komunikasi massa.
Ketika
seseorang berbicara, ia memilih simbol-simbol untuk menyatakan makna denotatif
dan konotatif (merumuskan makna dalam pesan), dan kemudian mengucapkannya
secara verbal atau menuliskan simbol-simbol ini sedemikian rupa sehingga
berubah menjadi peristiwa yang dapat didengarkan atau dilihat yang dapat
dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya.
Fungsi
receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya
mengubah peristiwa fisikinformasi menjadi pesan (sistem simbol yang
signifikan). Menurut DeFluer komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih,
komunikasi terjadi lewat operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem
teoritis yang mempunyai konsekuensi isoformisme di antara respon internal
(makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
Model
Tubbs
Dikembangkan
oleh Stewart L. Tubbs. Model inimengembangkan model komunikasi yang paling
mendasar, yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model ini sesuai dengan konsep
komunikasi transaksi, yang mengangsumsikan bahwa peserta komunikasiberperan
sebagai pengirim juga sebagai penerima pesan. Prosesnya serentak dan bersifat
timbal balik.
Awal
komunikasi itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari fenomena komunikasi yang
terjadi sebelumnya, baik dengan orang yang bersangkutan ataupun dengan pihak
lain, dan apa yang kita anggap ahkir komunikasi juga akan berlanjut dengan
peristiwa komunikasi berikutnya, baik dengan diri kita lagi ataupun dengan
pihak lain(komunikasi kita sehari-hari, nyaris tanpa struktur sehingga kedua
peran antar komunikator 1 dengan komunikator 2 hampir tumpang tindih).
Pada
model ini perubahan mengisyaratkan bahwa komunikasi yang bersifat ireversible,
artinya kita tidak dapat lagi berada dalam posisi semula (baik dalam
pengetahuan, pengalaman, ataupun sikap) sebelum suatu pesan menerpa kita.
Pesan
dalam model Tubbs dapat berupa pesan
verbal, juga nonverbal, bisa disengaja maupun tidak disengaja. Salurannya
adalah alat indra, terutama pendengaran, pengelihatan dan perabaan. Gangguans
dalam model ini terbagi mnejadi dua, gangguan teknis dan gangguan semantik.
Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan perubahan
dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan ini
juga dapat berasal dari pengirim pesan, misalnya orang yang mengalami
kesulitan bicara atau yang berbicara
terlalu pelan hingga nyaris tidak terdengar. Gangguan semantik adalah pemberian
makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Model
Gudykunst dan Kim
Model
William B. Gudykunt dan Young Yun Kim sebenarnya merupakan model komunikasi
antarbudaya, yakni komunikasi antar orang-orang yang berasal dari budaya yang
berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger). Model komunikasi ini
pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap-muka, khususnya antar dua orang.
Meskipun begitu, model komunikasi ini dapat mempresentasikan komunikasi antar
siapa saja, karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai budaya,
sosiobudaya dan psikobudaya yang sama persis.
Seperti
Model Tubbs, mengasumsikan dua oramg yang setara dalam berkomunikasi,
masing-masing sebagai pengirim sekaligus penerima, atau keduanya sekaligus
melakukan penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding).
Menurut
model ini, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan proses
interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan
menjadi faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya, faktor lingkungan.
Pengaruh-pengaruh
budaya, sosio budaya dan psikobudaya itu berfungsi sebagai filter konseptual
untuk menyandi dan menyandi balik pesan. Filter tersebut adalah mekanisme yang
membatasi jumlah alternatif yang memungkinkan kita memilih ketika kita memilih
menyandi dan menyandi balik pesan. Lebih khususnya, filter ini membatasi
prediksi kita mengenai bagaimana mungkin orang lain mungkin menanggapi perilaku
komunikasi kita. Pada gilirannya, sifat prediksi yang kita buat
mempengaruhi cara kita menyandipesan,
lebih jauh lagi filter membatasi rangsangan apa yang kita perhatikan dan
bagaimana kita menafsirkan rangsangan tersebut ketika kita menyandi-balik pesan
yang datang.
Pengaruh
budaya dalam model ini meliputi faktor-faktor yang menjelaskan kemiripan dan perbedaaan
budaya, misalnya pandangan dunia (agama), bahasa, juga sikap kita terhadap
manusia, misalnya apakah kita harus peduli terhadap individu (individualisme)
atau terhadap kelompok (kolektivisme). Faktor-faktor tersebut mempengaruhi
nilai, norma, dan aturan yang mempengaruhi perilaku komunikasi kita. Pengaruh
sosiobudaya adalah pengaruh yang meyangkut proses penataan sosial (social
ordering process). Penataan sosial berkembang berdasarkan interaksi dengan
orang lain ketika pola-pola perilaku menjadi konsisten dengan berjalannya
waktu. Sosiobudaya ini terdiri dari empat faktor utama; keanggotaan kita dalam
kelompok sosial, konsep-diri kita, ekspektasi peran kita, dan definisi kita
mengenai hubungan antar pribadi. Dimensi psikobudaya mencakup proses penataan
pribadi (personal ordering process). Penataan pribadi ini adalah proses memberi
stabilitas pada proses psikologis. Faktor-faktor psikobudaya ini mencakup
stereotip dan sikap (misalnya etnosentrisme dan perasangka ) terhadap kelompok
lain. Setereotip dan sikap kita
menciptakan penghargaan mengenai bagaimana orang lain akan berperilaku. Peghargaan itu pada dasarnya
mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang
kita buat mengenai perilaku orang lain. Etnosentrisme misalnya mendorong kita
menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan kerangka rujukan kita sendiri dan
mengharapkan orang lain berperilaku sama seperti kita. Hal ini akan membuat
kita salah menafsirkan pesan orang lain dan meramalkan perilakunya yang akan
datang secara salah pula.
Salah
satu unsur yang melengkapi model ini adalah lingkungan. Lingkungan mempengaruhi
kita dalam menyandi dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi,
arsitektural (lingkungan fisik), dan persepsi kita atas lingkungan tersebut,
mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang
kita buat mengenai perilaku orang lain.Karena itu setiap pihak akan menafsirkan
pihak lainnya berdasarkan pengharapannya sendiri dan membuat prediksi mengenai
perilaku pihak lain berdasaekan pengharapan yang sama. Kemungkinan itu akan
menimbulkan kesalahpahaman
Model
Interaksional
Model
yang dikembangkan ilmuwan sosial yang mengguanakn prespektik interaksi
simbolik, dengan tokoh utamanya George Herbert
Mead yang salah seorang muridya Herbert Blumer. Prespektif interaksi
simbolik lebih dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus
disiplin-disiplin lain seperti psikologi, ilmu komunikasi, dan bahkan
antropologi.
Model
interaksional sebenarnya sanggat sulit digambarkan dengan model diagramatik,
karena berkarakter kualitatif, nonsistemik,dan nonlinier. Model verbal lebih
sesuai digunakan untuk melukiskan model ini. Model transaksional tidak
mengklasifikasikan fenomena komunikasi menjadi beberapa unsur atau fase seperti
yang dijelaskan dalam model komunikasi yang linear. Alih-alih, komunikasi
digambarkan sebagai pembentuk makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang
lain) oleh para peserta komunikasi (komunikator). Beberapa konsep penting yang
digunakan adalah diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna,
penafsiran, dan tindakan.
Para
peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain (role-taking). Diri (self) berkembang lewat
interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti
keluarga(significant others), dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan
(play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized others)
dalam suatu tahap disebut tahap pertandingan (game stage). Dalam interaksi itu,
individu selalu melihat dirinya melalui prespektif (peran) orang lain. Maka
konsep diri pun tumbuh berdasarkan bagaimana orang lain memandang diri individu
tersebut.
Dalam
Model-model komunikasi sebenarnya antara pesan dan saluran bersifat tumpang
tindih. Dalam ilmu komunikasi sebenarnya masih banyak model-model komunikasi,
namun pada setiap modelnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
yang tidak bisa dibahas secara menyeleruh satu persatu. Komunikasi pun dapat
dikaji dari berbagai sudut pandang. Pandang adari suatu prespektif akan
menampilkan dimensi-dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut pandang
yang berbeda akan menyoroti aspek-aspek komunikasi yang berbeda pula.
-Model Harlod Lasswell-
Model yang paling sering dibahas dalam dunia komunikasi adalah model ini. Model ini menerangkan "Who Says What to Whom in Which Channel With What Effect,"
Sumber : Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu
Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar