Minggu, 12 Juli 2015

Review - Model Komunikasi


Model Komunikasi Menurut Pakar
Oleh: Aji Muhammad Said


Model Komunikasi Schramm

Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dari model komunikasi manusia yang paling sederhana (1954), kemudian model komunikasi yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan model Sanon dan Weaver. Dalam model yang kedua Schramm memperkenalakan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga Schramm menggangap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagai informasi.
Menurut beliau, komunikasi senantiasa membutuhkan 3 unsur, yaitu sumber(source), pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi seseorang individu(berbicara, menulis, beraktivitas), atau organisasi(surat kabar, Tv). Pesan dan berbentuk tulisan, suara, atau setiap tanda yang ditafsirkan. Sasaran yaitu orang yang sedang melihat, mendegarkan, anggota diskusi.
Schramm berpendapat, meskipun dalam berkomunikasi lewat radio atau telepon enkoder dapat berupa mikrofon dan dekoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan enkoder adalah satu orang, sedangkan dekoder dan sasarannya adalah orang lain, dan sinyalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi (communication act), suatu pesan harus disandi-balik.
Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan,berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah sama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar semakin mirip bidang pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila keduanya tidak bertemu maka komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah berimpit kecil, berarti pengalaman sumber dan pengalaman sasarannya jauh berbeda, maka akan sanggat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lain.
Berdasar model yang ketiga, contohnya adalah ketika anda mendegar teriakan “Api”, mungkin akan berteriak “tolong”(Apa yang disandi bergantung  pilihan anda atas berbagai respons yang tersedia pada situasi tersebut dan berhubungan dengan makna tadi. Proses kembali dalam model di atas disebut umpan balik.

Model Komunikasi Newcomb

Theodore Newcomb (1953) memandang komunikasi dari prespektif psikologi-sosial. Dalam model ini digambarkan bahwa seseorang (A), menyampaikan informasi kepada orang lain(B), mengenai sesuatu(X), semuanya saling tergantung, ketiganya nerupakan sistem yang berorientasi;  kepercayaan dan tatanan kognitif, Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama, orientasi B terhadap X, Orientasi B terhadap A. Dalam model ini, komunikasi adalah cara lazim dan efeltif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka.
Dengan kata lain, Bila A dan B mempunyai sikap positif terhadap X (orang, gagasan,atau benda) hubungan itu merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah satunya menyukai X, sedangkan yang lainnya tidak, hubungan itu juga merupakan simetri. Akan tetapi bila A dan B saling menyukai namun mereka tidak sependapat mengenai X atau bila mereka saling membenci namun sependapat mengenai X, maka hubungan mereka bukan simetri.
Dalam konteks ini,ketegangan mungkin akan muncul yang menuntut mereka untuk mencari keseimbangan dengan cara mengubah sikap satu pihak terhadap pihak yang lainnya, atau sikap mereka terhadap X. Maka dapat dipahami, bila seorang pria yang memutuskan untuk menikahi wanita atau membeli mobil yang menurut sebagian orang kurang pantas baginya, terus saja meminta pendapat orang-orang lain yang kira-kira mendukung keputusannya itu dan menghindari pendapat yang bertentangan.

Model Westley dan Maclean 

            Tahun 1957 Bruce Westley dan Maclean, keduanya teoritikus komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model ini dipengaruhi oleh Model Komunikasi Shannon and Weaver, Laswell, dan Newcomb. Menurut Westley dan Maclean perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Komunikasi anatr pribadi bersifat segera, langsung dapat mengetahui pesan sesuai sasaran atau tidak, sedangkan komunikasi massa bersifat tunda, tidak langsung mengetahui sasaran. Terdapat  5 unsur; obyek orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik.  Model ini menekankan pada kelompok, karena setiap individu, kelompok mempunyai kebutuhan untuk menerima dan mengirim pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.  Selain itu model ini juga membedakan pesan purposif (pesan yang dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam lingkungan), dengan pesan nonpurposif (pesan yang dikirimkan sumber kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima).

Model Gerbner (1956)

            Model perluasan dari model Laswell. Model ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut;
Seseorang (sumber, komunikator) Mempersepsi suatu kejadian.Dan bereaksiDalam suatu situasi. Melalui suatu alat(saluran, media, rekayasa fisik). Untuk menyediakan materiDalam suatu bentuk,Dan konteks yang mengandung isi  yang mempunyai suatu konsekuensi. Jadi model Gerbner ini menjelaskan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian da mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver): dalam transmisi ini sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSSE(hasil yang dikomunikasikan) bagi sasaran (destination).

Model Berlo

Tahun 1960 oleh David K. Berlo, model yang dikenal dengan SMCR, kepanjagn dari source (sumber), Mesagge (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima). Sebagaimana telah dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Selain itu dalam Model ini Berlo juga mengambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi.
Model ini dipengaruhi oleh faktor-faktor; keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra. Model ini lebih bersifat organisasional daripada mendiskripsikan proses karena tidak menjelaskan umpan balik. Kelebihannya adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar pribadi. Sedangkan kekurangannya adalah umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya,dan komunikasi non verbal dianggap tidak penting dalam mempengaruhi orang lain.

Model DeFleur

Melvin L. Devleur, seperti model perluasan para ahli (shanon and weaver), dengan memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik(feedback device). Ia menggambarkan sumber  (source), pemancar (transmiter), penerima (receiver), dan sasaran destination sebagai fase-faseyang  terpisah dalam proses komunikasi massa, Scgramm (Source, encoder, signal, decoder, destination) dalam proses komunikasi massa.
Ketika seseorang berbicara, ia memilih simbol-simbol untuk menyatakan makna denotatif dan konotatif (merumuskan makna dalam pesan), dan kemudian mengucapkannya secara verbal atau menuliskan simbol-simbol ini sedemikian rupa sehingga berubah menjadi peristiwa yang dapat didengarkan atau dilihat yang dapat dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya.
Fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisikinformasi menjadi pesan (sistem simbol yang signifikan). Menurut DeFluer komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih, komunikasi terjadi lewat operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoritis yang mempunyai konsekuensi isoformisme di antara respon internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

Model Tubbs

Dikembangkan oleh Stewart L. Tubbs. Model inimengembangkan model komunikasi yang paling mendasar, yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model ini sesuai dengan konsep komunikasi transaksi, yang mengangsumsikan bahwa peserta komunikasiberperan sebagai pengirim juga sebagai penerima pesan. Prosesnya serentak dan bersifat timbal balik.
Awal komunikasi itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari fenomena komunikasi yang terjadi sebelumnya, baik dengan orang yang bersangkutan ataupun dengan pihak lain, dan apa yang kita anggap ahkir komunikasi juga akan berlanjut dengan peristiwa komunikasi berikutnya, baik dengan diri kita lagi ataupun dengan pihak lain(komunikasi kita sehari-hari, nyaris tanpa struktur sehingga kedua peran antar komunikator 1 dengan komunikator 2 hampir tumpang tindih).
Pada model ini perubahan mengisyaratkan bahwa komunikasi yang bersifat ireversible, artinya kita tidak dapat lagi berada dalam posisi semula (baik dalam pengetahuan, pengalaman, ataupun sikap) sebelum suatu pesan menerpa kita.
Pesan dalam model  Tubbs dapat berupa pesan verbal, juga nonverbal, bisa disengaja maupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indra, terutama pendengaran, pengelihatan dan perabaan. Gangguans dalam model ini terbagi mnejadi dua, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan ini juga dapat berasal dari pengirim pesan, misalnya orang yang mengalami kesulitan  bicara atau yang berbicara terlalu pelan hingga nyaris tidak terdengar. Gangguan semantik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

Model Gudykunst dan Kim

Model William B. Gudykunt dan Young Yun Kim sebenarnya merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antar orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger). Model komunikasi ini pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap-muka, khususnya antar dua orang. Meskipun begitu, model komunikasi ini dapat mempresentasikan komunikasi antar siapa saja, karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai budaya, sosiobudaya dan psikobudaya yang sama persis.
Seperti Model Tubbs, mengasumsikan dua oramg yang setara dalam berkomunikasi, masing-masing sebagai pengirim sekaligus penerima, atau keduanya sekaligus melakukan penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding).
Menurut model ini, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya, faktor lingkungan.
Pengaruh-pengaruh budaya, sosio budaya dan psikobudaya itu berfungsi sebagai filter konseptual untuk menyandi dan menyandi balik pesan. Filter tersebut adalah mekanisme yang membatasi jumlah alternatif yang memungkinkan kita memilih ketika kita memilih menyandi dan menyandi balik pesan. Lebih khususnya, filter ini membatasi prediksi kita mengenai bagaimana mungkin orang lain mungkin menanggapi perilaku komunikasi kita. Pada gilirannya, sifat prediksi yang kita buat mempengaruhi  cara kita menyandipesan, lebih jauh lagi filter membatasi rangsangan apa yang kita perhatikan dan bagaimana kita menafsirkan rangsangan tersebut ketika kita menyandi-balik pesan yang datang.
Pengaruh budaya dalam model ini meliputi faktor-faktor yang menjelaskan kemiripan dan perbedaaan budaya, misalnya pandangan dunia (agama), bahasa, juga sikap kita terhadap manusia, misalnya apakah kita harus peduli terhadap individu (individualisme) atau terhadap kelompok (kolektivisme). Faktor-faktor tersebut mempengaruhi nilai, norma, dan aturan yang mempengaruhi perilaku komunikasi kita. Pengaruh sosiobudaya adalah pengaruh yang meyangkut proses penataan sosial (social ordering process). Penataan sosial berkembang berdasarkan interaksi dengan orang lain ketika pola-pola perilaku menjadi konsisten dengan berjalannya waktu. Sosiobudaya ini terdiri dari empat faktor utama; keanggotaan kita dalam kelompok sosial, konsep-diri kita, ekspektasi peran kita, dan definisi kita mengenai hubungan antar pribadi. Dimensi psikobudaya mencakup proses penataan pribadi (personal ordering process). Penataan pribadi ini adalah proses memberi stabilitas pada proses psikologis. Faktor-faktor psikobudaya ini mencakup stereotip dan sikap (misalnya etnosentrisme dan perasangka ) terhadap kelompok lain.  Setereotip dan sikap kita menciptakan penghargaan mengenai bagaimana orang lain akan berperilaku.         Peghargaan itu pada dasarnya mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain. Etnosentrisme misalnya mendorong kita menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan kerangka rujukan kita sendiri dan mengharapkan orang lain berperilaku sama seperti kita. Hal ini akan membuat kita salah menafsirkan pesan orang lain dan meramalkan perilakunya yang akan datang secara salah pula.
Salah satu unsur yang melengkapi model ini adalah lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi, arsitektural (lingkungan fisik), dan persepsi kita atas lingkungan tersebut, mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain.Karena itu setiap pihak akan menafsirkan pihak lainnya berdasarkan pengharapannya sendiri dan membuat prediksi mengenai perilaku pihak lain berdasaekan pengharapan yang sama. Kemungkinan itu akan menimbulkan kesalahpahaman

Model Interaksional

Model yang dikembangkan ilmuwan sosial yang mengguanakn prespektik interaksi simbolik, dengan tokoh utamanya George Herbert  Mead yang salah seorang muridya Herbert Blumer. Prespektif interaksi simbolik lebih dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus disiplin-disiplin lain seperti psikologi, ilmu komunikasi, dan bahkan antropologi.
Model interaksional sebenarnya sanggat sulit digambarkan dengan model diagramatik, karena berkarakter kualitatif, nonsistemik,dan nonlinier. Model verbal lebih sesuai digunakan untuk melukiskan model ini. Model transaksional tidak mengklasifikasikan fenomena komunikasi menjadi beberapa unsur atau fase seperti yang dijelaskan dalam model komunikasi yang linear. Alih-alih, komunikasi digambarkan sebagai pembentuk makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain) oleh para peserta komunikasi (komunikator). Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain (role-taking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga(significant others), dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized others) dalam suatu tahap disebut tahap pertandingan (game stage). Dalam interaksi itu, individu selalu melihat dirinya melalui prespektif (peran) orang lain. Maka konsep diri pun tumbuh berdasarkan bagaimana orang lain memandang diri individu tersebut.
Dalam Model-model komunikasi sebenarnya antara pesan dan saluran bersifat tumpang tindih. Dalam ilmu komunikasi sebenarnya masih banyak model-model komunikasi, namun pada setiap modelnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tidak bisa dibahas secara menyeleruh satu persatu. Komunikasi pun dapat dikaji dari berbagai sudut pandang. Pandang adari suatu prespektif akan menampilkan dimensi-dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut pandang yang berbeda akan menyoroti aspek-aspek komunikasi yang berbeda pula.

-Model Harlod Lasswell-

 Model yang paling sering dibahas dalam dunia komunikasi adalah model ini. Model ini menerangkan "Who Says What to Whom in Which Channel With What Effect,"






Sumber : Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.


*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Tidak ada komentar: