"Jalan
Cinta Abadi"
Oleh:
Aji Muhammad Said
via unsplash
Al-Quran menyatakan bahwa
dunia ini adalah permainan (la'ibun),
tipuan, dan kebohongan (lahwun) serta
perhiasan yang menyilaukan mata kebenaran (ziinatun).
Banyak manusia yang berhasil dipermainkan oleh dunia, ditipu dan dibohongi oleh
keduniaan, serta larut ke dalam ornamen (hiasan)
yang dijadikan tujuan hidup. Kebahagiaan yang tampak indah itu merupakan simpul
kebahagiaan semu (QS. Al-Hadid).
Kebahagiaan semu tersebut biasanya berupa kenikmatan yang bersifat nominal
(harta dan anak-anak). Kesuksesan sesungguhnya adalah selamatnya seseorang dari
api neraka dan keberhasilan menempuh Siratholmustakimmi
menuju surga.
Ibarat sepotong cerita
dalam sebuah novel; ada seorang Penjual
kopi di seberang sana, memiliki kelopak mata yang indah. Sayang, hanya
pura-pura, sebab kelopak mata yang dihitam-hitamkan tidak seperti kelopak mata
yang benar-benar hitam. Dalam proses menyingkap kepura-puraan, kita pasti
akan menghadapi kesulitan-kesulitan, derita. Jangan sekali-kali mengeluh, sebab
siapa pun dia, selama ia manusia, tentu akan dibuntuti dengan yang namanya
derita. Meski demikian, derita tidak akan berefek terhadap orang yang berilmu,
yakni ia yang paham ke mana muara tujuan perjalanannya. Di hati orang yang
berilmulah keyakinan membangun rumahnya.
Cinta akan tetap
tinggal selama teguran masih berlangsung.’Ketahuilah, teguran seseorang
terhadap sesama itu tidak berarti kebencian. Justru teguran itu menjadi penegas
akan luhurnya hubungan antar manusia. Lalu apa yang menjadi penegas dari sebuah
teguran, yakni adalah Agama sebagai Nasiha (nasehat). Agama mengajarkan
kepedulian, dan disitulah letak cinta itu tumbuh. Sesuatu yang dicintai dan
yakin tidak bisa dipisah yaitu cinta dengan Nabi Muhammad SAW, mencintai
keluarga Nabi dan mencintai Al-Qur’an. Ajarkan cinta ini kepada anak-anak, dan sesama.
Suka
Kepedulian bisa terlahir dari
perasaan manusia untuk menyukai. Sebuah perasaan bisa ditumbuhkan atau
dihilangkan, itu seperti sunatullah
dalam alam semesta. Sepesifik lagi perasaan itu merupakan ekspresi yang bisa
melahirkan ekspresi lanjutan. Dalam hubungan manusia antar lawan jenis, ada doa
ada pembuktian. Seperti kalau sayang doakan dia dunia dan ahkirat. Kalau cinta,
bimbingan lah dia kejalan yang benar. Mencintai tanpa mengikuti itu dusta,
mengikuti tanpa mencintai itu hampa. Lalu prinsip bagi kaum adam, paras membuat
laki-laki menatap, namun Ahlak membuat laki-laki menetap. "Wanita dinikahi
karena 4 perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya;
maka pilihlah wanita karena agamanya.
Dari perasaan suka ini juga
mengantarkan kepada pilihan, pikiran, yang menjadi habituisasi. Dimana menjadikan manusia kedalam beberapa tipe; pertama
anusia jangka pendek, ngomongnya politik. Manusia jangka menengah ngomongnya
iptek dan filsafat. Tapi manusia jangka panjang ngomongnya cinta. Dalam cinta
tidak butuh dekatnya jarak. Namun dekat membutuhkan cinta. Dalam bahasa sunyi
cinta, yang berbicara adalah perilaku bukan kata. Semakin mendalam keimanan dan
semakin mantap pengetahuan, semakin besar pula rasa cinta. Untuk menemukan
cinta sejati, kadang-kadang merasakan kepahitan yang lebih dalam terlebih
dahulu. Untuk menemukan cahaya kita harus menyadari adanya kegelapan terlebih
dahulu. Inilah rasa suka yang sering kita timbulkan.
Benci
Kebencian merupakan ekspresi yang
hampir sama seperti rasa suka, namun didalamnya ada poin yang besar yakni
adalah perbedaan diri, ekspetasi kita sendiri. Kebencian ini mempunyai magnit
yang besar yang juga dapat menimbulkan ekspresi lanjutan. Mengapa kebencian
lebih mudah menarik kita dari pada (cinta) kearifan? Karena kebencian
memperbolehkan kita untuk menuruti ego, sementara kearifan mensyaratkan kita
untuk berlapang dada dan berbagi dengan yang lain.
Dari benci kaitannya pada
perbedaan dan kekecewaan. Ekspektasi dan harapanlah yang paling mudah membuat
kita kecewa. It is not the eyes that are
blind, but the hearts (Quran Surah 22:46). Semua orang di dunia ini harus
paham, bahwa mencintai di dunia ini bukan hanya berkaitan denganh hati, waktu,
keberanian, dan kesempatan saja. Tapi cinta dasarnya adalah tentang keimanan
dan ketakwaan. You can do anything as
hard as you can do tapi pada akhirnya, Allah tau yang terbaik untuk kita.
Ketika kita mendapatkan sesuatu
yang biasa, saat itu kita mendapatkan sesuatu yang terbaik, maka selalu lah
bersyukur karena kita tidak mendapatkan yang terburuk. Perbedaan dan kegagalan
adalah sebuah peluang untuk mendapatkan yang terbaik dan lebih baik. Anggaplah
kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Pada suatu hari
nanti kita pasti akan mengingatnya dan bersyukur untuk kegagalan yang pernah
kita alami dimasa lalu. Do not lose hope
nor be sad. Percayalah ketika satu pintu tertutup untuk kita, sebenarnya
pintu-pintu lain terbuka untuk kita. Allah tidak berjanji dalam hidup ini
mudah, tapi Allah berjanji disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.
this is
just dunya
Kehidupan ini bukan miliki kita (manusia)
melainkan milik Allah. Kalau kita menolak sesuatu yang Allah tidak suka, maka Allah
memberi ganti yang Ia suka. Itu akan menjadi berlipat ganda dan menjadi hal
yang kamu (kita) sukai. Kita berada disebuah tempat, bukan karena kita ingin,
tapi Allah lah yang mengantarkan kita sampai disini. Dunia menjadi tempat
dimana ditakdirkannya manusia untuk terus berjuang, dan kehidupan yang abadi
adalah kehidupan diakhirat kelak.
Adanya kekecewaan akan
menimbulkan sakitnya hati atau berujung pada patah hati. Jangan jadikan itu
masalah, beban atau penderitaan, itu hanya menyempitkan diri, apabila
memperluas maka tidak akan khawatir karena masih ada kesempatan, jadikan itu sebuah
kenikmatan karena merasa sebegitu mengenanya, tinggal menyiapkan mental diri,
dan hidup teruslah berjalan.
Jangan kemudian menjadi, orang
yang menyesatkan (orang-orang yang tidak mau bergaul dan menganggap dirinya
benar sendiri). Ada hal di dunia ini yang membawa kemuliaan. Diantara semua
yang mulia adalah perang melawan diri sendiri.
Perbanyaklah dalam hidup ini untuk tidak selalu menang. Namun yang
paling penting lagi bukan kamu menderita, kalah, sedih, tapi kamu mampu untuk
bersyukur setiap keadaan yang kamu alami.
Ilmu, Iman, Hati
Dari
cinta dan rasa suka melahirkan efek lanjutan tindakan kebaikan, dengan dasar
adalah ilmu. Pahamilah bahwa otak agama berada pada pertama akal, dan yang
kedua adalah hati. Harta apabila diberikan maka akan selalu berkurang, namun
ilmu apabila diberikan maka akan bertambah. Kita berada pada pencarian ilmu dan
itulah nuansa keabadian Allah.
Dalam berilmu harus
matang secara intelektual, matang secara mental, matang secara moral, dan
matang secara sepiritual, dan disitulah kita akan menemukan letak sebuah
keseimbangan. Melalui Sekolah lah keseimbangan tersebut dibentuk. Ilmu itu
pasti baik, tapi harus tau dulu ketepatannya; Tepat secara waktu, Tepat secara
tempat, Tepat secara aturan. Sehingga apabila ditemui sebuah kebaikan dalam
berilmu, belum tentu baik, karena kebaikan tidak ditempatkan pada waktunya maka
akan menjadi sebuah keburukan.
Ilmu
tiada artinya tanpa iman. Apabila tidak ada "iman" maka kita tidak
akan bisa melakukan "Amal
Sholih". Kita bisa melaksanakan ibadah, Sholat, puasa, zakat, haji,
membaca Al-Quran, sholawat dan
lainnya. Itu karena didorong oleh "Iman". Kita juga bisa meninggalkan
perbuatan maksiat, itu juga didorong oleh "Iman". Tetapi
"Iman" itu ada yang kuat dan ada yang lemah. "Al-Imani Yazidu Wa Yanqush" Iman itu kadang bertambah
kadang berkurang, bahkan iman bisa habis sama sekali.
Ilmu,
Iman sudah, selanjutnya adalah hati. Memahami hati manusia tidak mudah. Namun paling
penting dalam memahami manusia dan kehidupan merujuk pada istilah jawa; Aja
gumun, Aja kaget, Aja dumeh. Dan harus optimis, orang-orang jawa mengemban
prinsip bondo nekat, tapi ada lagi yang lebih hebat, yakni bondo bismillah. “Tak bismillahi kapok koe”.
Apa
yang penulis sampaikan sebenarnya telah ada di hatimu selama ini. Penulis telah
kehabisan kata-kata, kini yang kurasakan hanyalah cinta. Have you fallen in love? Penulis akan menjawab; Five times a day.
Ini seperti perkataan bahwa, apabila agama sudah tidak ada lagi (di hatimu),
maka dengan apalagi engkau bisa berbahagia?
Mahabbah
Sekuat
apapun aku, pasti tetap akan jatuh dan runtuh dihadapmu
Aku
tak akan pernah bisa, tidak merasa apa-apa dikala aku tidak memiliki atau
bahkan merasa rindu
Kau
hanya kefanaan yang Kekasihku ciptakan untuk tertawa denganku
Kau
hanya semua bentuk yang sampai sekarang belum bisa ku maknai sebagai tulang
rusuk
Sekarang
aku dalam kesadaran abadi, bahwa hati yang ku miliki hanyalah milik Kekasihku
Kau
hanya goresan pada sebuah kertas sebagai tanda bahwa cinta, keindahan itu ada
Engkau
hanya perantara Kekasihku untuk aku mencintaiNya, kau bukan punyaku, miliku,
atau rasaku. Kau milikNya
Aku
diam, tanpa berbicara karena aku paham, seluruh rasaku dan dayaku, hanya untuk
Kekasihku, meski dirimu mengambil beberapa rasa dan rindu, yang membuatku tahu,
bahwa aku harus menjadi manusia tanpa rasa.
Semuanya,
perasaanku, inginku, hatiku, harapku, cintaku, milikNya milik Kekasihku.
Melihatmu,
merasamu hanyalah cara ia menyapaku, bahwa ia ada, cintaNya ada, tapi aku tak
pernah tau engkau bagaimana.
Boleh
aku berdoa? Agar aku dan engkau sama-sama? Dalam Mahabbah Cinta Kekasihku.
*Apabila
mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis,
dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar