Minggu, 24 Maret 2019

Catatan_Sholawat dan Syafaat


Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang





Sholawat Nabi merupakan salah satu amal yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah sekaligus sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sholawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari sholla yang artinya doa. Secara istilah, sholawat merupakan doa dan pujian untuk Nabi. Menurut Ibnu Katsir, sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan kemuliaan. Jika dari malaikat, artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika dari umatnya artinya adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan.

Kepada semua orang mukmin diwajibkan bersholawat, sholawat itu menjadi doa dan kembali pada diri sendiri, itu merupakan rahmat bagi manusia, dan itu ditujukan kepada umat Nabi Muhammad, Sholawat yang paling utama adalah sholawat yang ada salamnya. Sholawat wajib adalah sholawat yang dibaca ketika sholat, ketika tahyat, menjadi bagian dari rukun shalat, sholawat masuk dalam rukun sholat dan rukun khotbah. Sholawat membawa pertolongan supaya hajat seseorang dikabulkan.

Sholawat menjadi tanda cinta dan salam, bersholawat artinya bertemu dan menyapa Nabi dengan salam. Nabi yang wafat itu hanya jasad, setiap hamba yang bersholawat kepada nabi, nabi menjawabnya, seakan-akan nabi senantiasa bertatap wajah dengan kita. Ini kita ketahui ketika bersalam pada waktu sholat, kekhsyukan sholat menghadap Allah dan Nabi. Sholawat ini bisa menembus ruang dan waktu, dan bisa menjadi faktor plus dalam kehidupan mukmin. Sholawat ada tiga macam. Pertama, Sholawat Dari Allah. Kedua, Sholawat dari Malaikat. Ketiga, Sholawat dari manusia atau umatnya.

Perintah Sholawat



Membaca sholawat Nabi memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1.      Allah memerintahkan hambaNya untuk bersholawat
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hambaNya untuk bersholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia berfirman: “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56).

2.      Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad
Berbeda dengan perintah lainnya, perintah bersholawat ini menjadi luar biasa. Dia memerintahkan sekaligus melakukannya juga. Sebagaimana surat Al Ahzab ayat 56 di atas. Dan seperti penjelasan sebelumnya, Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad maknanya Dia memuliakannya di depan para malaikat dan memberinya rahmat.

3.      Malaikat bersholawat untuk Nabi Muhammad
Sebagaimana ayat 56 dari Surat Al Ahzab di atas, para malaikat juga bersholawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang artinya, malaikat memohonkan ampunan untuk beliau.

Syafaat dalam Sholawat
Syafaat pertama kali ada dalam Al-Qur'an pada QS.AL-Baqarah ayat 48. Dalam ayat tersebut terdapat perintah Allah kepada Bani Israil untuk bertaqwa dengan alasan di akhirat nanti tidak akan ada syafaat (pertolongan) dari siapapun kecuali amal manusia masing-masing. Syafa’at hakikatnya adalah doa, menjadi perantara orang untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Dengan kata lain syafa’at adalah memintakan kepada Allah di akhirat untuk kepentingan orang lain. Dengan demikian meminta syafa’at berarti meminta doa, sehingga permasalahan syafa’at ialah sama dengan doa.

Di akhirat nanti umat manusia akan meminta syafaat kepada para Nabi. Akan tetapi dari Nabi Adam sampai Isa tidak ada yang bersedia memberikan syafaat. Para Nabi tersebut merekomendasikan kepada umat manusia untuk meminta syafaat kepada Nabi Muhammad, sebab hanya dia yang diberi izin untuk memberikan syafaat. Maka sebagai umat Islam untuk meminta syafaat kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebuah bentuk permintaan perlindungan (pelindung). Ketika Rasulullah ditanya, siapakah yang akan mendapatkan syafaatmu? Dia menjawab: yang akan mendapatkan syafaatku adalah orang yang mengucapkan La Ilaha Illalah, dan orang-orang yang bersholawat kepadaku. Syafaat tidak hanya di akhirat saja, akan tetapi juga di dunia. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan memberikan syafa’at kepada umatnya di akhirat nanti. Siapakah yang paling berhak dengan syafaat itu? Yang paling berhak adalah yang paling banyak bersholawat kepada beliau. “Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi).

Beberapa contoh Sholawat
Sholawat


Sholawat Nariyah


Gondelan Klambine Kanjeng Nabi, Sholawat adalah wujud dan esensi Nabi Muhammad Saw, juga segala hal yang menyangkut dirinya dalam dunia ciptaan dan dalam dunia Kehendak Ilahi, dan seluruh Nabi, rasul, malaikat, dan hamba Allah yang salih, berhubungan dengan beliau. Maka sholawat dilimpahkan bagi mereka pula, dengan serentak, wujud dan esensi Nabi Muhammad Saw telah terhubung kepada mereka semua sebagai bentuk Nur Muhammad dalam Arsy dan di dalam dada hati Insan Khamil. 

Kita tidak pernah bertemu rasulullah, tapi kita senantiasa bisa mencintainya karena perantara ulama, salah satunya lewat sholawat. Adanya sholawat menjadi bahasa cinta yang kita kenal sebagai mahabah. Sholu ala nabi...

Fadilah Sholawat

Shalawat bisa dijadikan barometer untuk mengukur kadar kecintaan seseorang terhadap Nabinya, yaitu Muhammad SAW. Selain itu, jauh dekatnya seorang muslim dengan nabinya dapat dilihat dari sedikit banyak ia dalam membaca Sholawat. Sebab orang yang paling dekat dengan Rasulullah adalah orang yang banyak membaca sholawat. Selain itu sholawat bisa menjadi alat ukur kebakhilan seseorang. Misalnya seseorang terhadap Nabinya yang memiliki keagungan dan kemuliaan, ia tidak mau menghormatinya, apalagi terhadap orang lain, jelas akan lebih dihinakan dan disepelekan.

Salah satu rahasia Sholawat yang tidak banyak diketahui orang, bahwa sholawat itu bisa menyebabkan  orang yang membacanya bisa hidup tentram dan kecukupan, tidak jatuh miskin dan sengsara dalam kehidupannya. Tidak miskin bukan berarti kaya raya, tetapi segala kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi, tidak sampai menyusahkan orang lain.

Seorang penulis pernah berkata bahwa, "Dulu, setiap kali aku menulis nama Muhammad SAW dalam sebuah kitab, aku pasti membaca Sholawat untuknya. Kini Tuhanku telah memberiku kenikmatan yang tak pernah dilihat oleh mata, yang tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas sedikit pun di hati seseorang". Sebuah nilai yang mampu menjadikan pelajaran dalam hidup.

Pada kitab Durratun Nashihin, Rasulullah SAW bersabda; "Barangsiapa bersholawat untukku karena mengagungkan aku, maka Allah Ta'ala mengganti kalimat shalawat dengan satu malaikat yang memiliki sepasang sayap, satu sayap berada di timur dan sayap yang berada di barat, sedangkan kedua kakinya berada di arasy. Allah berfirman pada malaikat itu: " Bersholawatlah kalian untuk hambaKu, sebagaimana ia bersholawat untuk NabiKu. Malaikat itu pun akhirnya bersholawat untuk orang tersebut sampai hari kiyamat.

Shalawat adalah inti dari segala aktivitas ibadah seorang hamba kepada Allah. Dalam beribadah tanpa disertai shalawat sepertinya ada sesuatu yang ganjil dan kurang sempurna, hingga bisa menyebabkan amal ibadah tersebut tidak sampai kepada Allah. 

Arti dari Sholawat nurul anwar; Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahayanya beberapa cahaya, rahasianya dan beberapa rahasia, luhurnya orang yang mulia, dan kuncinya pintu kemudahan, yang menjadi junjungan tuan kami, yaitu Muhammad saw yang terpilih, kepada keluarganya yang suci dan para sahabat beliau yang mulia sebanyak nikmat Allah dan anugerah-Nya.


Arti dari Sholawat Al-Fatih, Ya Allah berikan rahmat, salam sejahtera serta keberkahan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, pembuka sesuatu yang terkunci, penutup sesuatu yang terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran, penunjuk jalanMu yang lurus, mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepadanya, kepada keluarganya (yang beriman mengikuti petunjuknya), dan sahabat-sahabatnya dengan sepenuhnya.


Referensi;

- Dsikusi dengan Pak Makmun, selaku guru ngaji (Kembaran, Prengapus, Wonosobo, Jawa Tengah)
- Diskusi dengan Pak Amjah Al-Moechdi selaku Tokoh Masyarakat/Sesepuh(Lempongsari, Kertek, Wonosbo, Jawa tengah)
- (QS. Al-Ahzaab: 56).
- QS.AL-Baqarah ayat 48
- (HR. Tirmidzi).
- Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur KH Ma’ruf Khozin mengatakan, jika beralasan karena ketidakjelasan siapa pengarangnya (Sholawat Nariyah), maka Mufti Mesir, Syaikh Ali Jumah yang digelari Allamah Ad-Dunya, mendapat sanad yang sempurna dari gurunya Syaikh Abdullah al-Ghummar. Syaikh Abdullah al-Ghummar, menurut Ma’ruf, adalah seorang ahli hadits dari Maroko, yang sampai kepada muallif (pengarang) Shalawat Nariyah Syaikh Ahmad At-Tazi al-Maghribi (Maroko).
- https://id.wikipedia.org/wiki/Syafa%27at
- Buku Keajaiban Sholawat 

 *Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Tidak ada komentar: