Jumat, 22 Mei 2020

Opini_Ramadhan dan 30 Hari Puasa


Ramadhan dan 30 Hari Puasa
Oleh: Aji Muhammad Said

via: unsplash

#Ramadha1: Puasa dan Makanan Thoyyib
Apa saja yang dilakukan manusia adalah berpuasa. Adapun orang yang tidak mau melakukannya sama saja dengan ia bunuh diri. Sama halnya kita hidup ingin memenuhi segala bentuk hasrat dan keinginan kita, namun dengan adanya puasa kita paham kadar yang kita miliki, kecukupan yang kita rasa, dan menjadikan akibat rasa syukur dari apa yang Allah berikan. Puasa itu merupakan pekerjaan sehari-hari manusia, dan itu merupakan hakekat hidup bagi tiap manusia. Barang siapa paham dan melakukannya maka ia akan jaya dan selamat, dan barang siapa tidak paham dan tidak melakukannya, semakin cepat ia hancur dan semakin cepat dia tidak akan selamat. Maka dari itu setiap apa yang manusia lakukan ada sekala, waktu, dan ruangnya.
Menahan lapar tentunya penting dalam berpuasa, sama halnya memperhatikan makanan yang thoyib untuk berbuka puasa. Seperti yang dikatakan Al-Ghazali mengatakan : "Amma ba'du fainna maqshada dzawil albab... " Tujuan orang yang memilki pikiran adalah bertemu Allah, tidak ada jalan yang lain kecuali dengan ilmu dan amal. Sedangkan untuk mendapatkan ilmu dan melakukan amal, tidak mungkin tanpa kewarasan tubuh. Dan kewarasan tubuh tidak sempurna tanpa makanan dan memakannya dengan takaran yang cukup berulang-ulang. Oleh karena itu, ulama salaf menyampaikan: "Inna al-akla min ad-din". Sesungguhnya makanan itu termasuk agama. Terhadap ini Tuhan semesta alam telah mengingatkan dengan firmanNya; "Kulu min ath-thayyibathi wa'malu shalihan" Yang berarti "Makanlah dari makanan-makanan yang baik dan beramal salehlah".
Makanan yang baik yang menunjang-sempurnakan amal saleh, tentu tidak asal halal. Yang dianjurkan Al-qur'an sendiri adalah makanan yang halal dan yang thayyib. Yang paling tahu seluk-beluk halal-haram makanan mungkin ahli fiqih dan yang paling tahu seluk-beluk thayyib atau tidaknya mungkin ahli gizi, tapi kedua-duanya jelas adalah urusan dunia-akhirat. Adilnya kedua-duanya perlu mendapat perhatian yang sama. Sama-sama masuk kajian dan pengajian. 

#Ramadhan2: Puasa Tugas Manusia
Puasa Ramadhan merupakan sebuah kewajiban, yang sesuai dengan syariat dan rukun Islam. Maknanya manusia tidak bisa masuk surga dengan tiket berupa makan, tidur, dan berdoa. Ia adalah khalifah. Ia harus bekerja, mengolah hati akal dan pikiran, berpuasa. Ia harus sanggup memformulasikan dataran-dataran pekerjaan yang mana menjadi tugasnya, yang mana menjadi tugas alam, yang mana menjadi tugas binatang, serta tugas malaikat dan tugas Tuhan sendiri. Allah menugasi diriNya untuk menumbuhkan padi, dan kita sebagai manusia mengolahnya menjadi beras, kemudian beras kita olah menjadi nasi, nasi kita hidangkan pada waktunya kita makan, kita makan pada waktu berbuka puasa, kita menahan diri demi ketaatan kita kepada Tuhan.

#Ramadhan3: Beda Puasa
Berbeda dengan sholat maupun zakat, ibadah puasa lebih bersifat ‘revolusioner’, radikal, dan frontal. Pada orang sholat, dunia dibelakangnya. Pada orang berzakat dunia di sisinya, tetapi sebagian ia pilih untuk dibuang. Sementara pada orang yang berpuasa, dunia ada di hadapannya, tetapi tidak boleh dikenyamnya.

#Ramadhan4: Distorsi Rasa Puasa
Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus, namun puasa memiliki makna yang dalam yakni melawan diri sendiri menahan nafsu yang bergejolak di dalam dada, keinginan yang kuat di dalam diri. Namun keinginan dan nafsu seperti distorsi bagi manusia. Manusia, pada dirinya masing-masing, tidak punya waktu untuk mengenali presisi batas antara kebutuhan dan keinginan, antara semangat dan nafsu, antara cinta dan rasa magnetik, antara cita-cita dan khayalan, antara waspada dengan curiga, antara hati-hati dengan paranoid, antara optimisme dengan terburu-buru, antara sabar dengan lemah, antara arif dengan lembek, antara progresivitas dengan keserakahan, antara zuhud dengan kemalasan, Bahkan dari semua kata yang disampaikan juga tidak benar-benar dipahami, atau setidaknya dicari kejelasan dari setiap satuan-satuannya.

#Ramadhan5: Puasa Berarti Sabar
Ibadah Puasa menjadi lantaran doa yang dilakukan untuk melatih kesabaran. Sama halnya seperti wujud sebuah doa yang dimunajatkan kepada Allah, sebagai manusia harus bisa membaca pahami doa kepada Sang pencipta, dengan menyisipkan sikap sabar. Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kita ingin dan sabar dari sesuatu yang kita ingini.
Sesudah sabar tentu saja ikhlas. Ikhlas adalah asal muasal kata yang memiliki makna dalam hidup bahwa apa yang ada, kita miliki sekarang kita terima apa adanya, bukan berpikir dan menghawatirkan esok, berharap sama seperti angan kita, dimana sebab akibatnya menyamakan apa yang kita pijak di masa yang lalu. Karena pada dasarnya hidup selalu dinamis, cuman hati dan raga kita juga harus siap menghadapi perubahan. Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu, barang siapa mengenal dirinya, kelak akan mengenal Tuhannya. 

#Ramadhan6: Sebenar-benarnya Puasa itu Bukan Ilusi
Puasa menjadi wujud ketaatan kepada Tuhan, dengan puasa artinya kita memangkas ego kita sendiri untuk ketawaduan kepada Allah. Banyak orang mengetahu tapi tidak memahami. Seperti Makna membaca di mana membaca bukan hanya sekedar membaca (melafalkan) saja, melainkan membaca dengan mengamati, mencermati, menafisirkan, mencaci fakta, menganalisis, baru kemudian menyimpulkan apa yang ia baca. Namun kebanyakan manusia zaman sekarang sering kali lengah. Manusia zaman ini mudah sekali untuk mengagumi, mudah menjatuhkan. Cepat mencintai dan dengan  segera membenci. “Viral” secara instan, lalu menghilang dengan tiba-tiba. Entah mengapa, menebak isi hati manusia belakangan ini begitu sulit. Padahal orang-orang dengan gegap gempita membagikan cerita kesehariannya pada ruang-ruang publik. Semua yang kita kira transparan dan nyata, bisa jadi semu belaka. Begitu juga sebaliknya. Maka temukanlah bunyi, rasa, dan kesadaran sejati. Sebab kita hidup di tengah gemilang kepalsuan yang luar biasa menenggelamkan kita.

#Ramadhan7: Puasa itu Mengenali Batas
Puasa memberikan batasan menahan nafsu dan memberikan kebebasan tertentu saat berbuka. Seringkali kita merasa tidak sadar bahwa batasan dalam berpuasa itu mempunyai pengaruh dalam kadar iman. Kita seringkali ingin berusaha lepas dari batasan atas ketentuan Allah dengan melepaskan segala bentuk nafsu yang kita miliki, mulai dari keinginan yang berlebihan, syahwat yang gencar diglorakan, makan semua makanan yang enak-enak, melakukan segala hal yang disenangi, melakukan kegiatan keduniawian, tapi ingatlah itu semua tidaklah bernilai baik, karena segala sesuatunya itu memiliki batasan. Batasan sengaja dibuat oleh Allah sebagai pencipta kita, agar kita tidak hancur atau bahkan menjadi berantakan. Batasan mengajarkan bahwa berlebihan itu tidak baik. Batasan pula yang mengajarkan untuk senantiasa cukup dan bersyukur, sehingga hidup harus senantiasa seimbang, ada porsi dan waktunya, dan yang utama senantiasa mengikuti perintah Tuhan bersama ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, mengenali halal-haram, mubah-makruh, wajib-sunah. Esensi hidup yang sebenarnya adalah keterbatasan. Dan keselamatan adalah kemampuan untuk mengelola keterbatasan.

#Ramadhan8: Puasa Itu Momen Puitik Dalam Hidup
Puasa Ramadhan itu moment 30 hari istimewa dalam satu tahun Hijriah. Adanya puasa melanggengkan momen sakral orang-orang terpilih yang terseleksi karena imannya. Kita harus senantiasa memahami mengenai getaran hati ketika kita mengingat ataupun menjalankan perintah Allah. Itu sebenar-benarnya menjadi momen puitik dalam hidup. Itu menjadi tanda-tanda Tuhan hadir bersama kita. Itu juga merupakan suatu kewajaran ketika kita menghadapi keputusan sakral. Momen tersebut bisa jadi merupakan peristiwa dalam keadaan yang bisa kita syukuri. Berpuasa itu merupakan seni dalam hidup.

#Ramadhan9: Puasa Mengenali Maksud Tuhan
Puasa mengajarkan banyak sekali ilmu yang memang diperuntukkan bagi manusia, tidak hanya menahan nafsu tapi bagaimana menahan diri, melawan diri sendiri,  memberikan ketegasan dengan menguatkan kepercayaan bahwa dunia itu hanyalah tipu daya atas kelezatan dunia (bersifat ilusi), di mana sebenar-benarnya kehidupan adalah di akhirat. Apa pun yang terjadi di dunia sifatnya sementara, baik rasa sedih maupun rasa senang. Tuhan senantiasa memberikan tajalinya kepada kita melalui kejadian maupun peristiwa. Sebagai mana contoh pelajaran, bahwa saat kita terjatuh. Tuhan mengajari kita untuk berhati-hati.  Mungkin saat kita gagal,  tuhan ingin kita sukses di belakang. Jangan hanya sabar, tapi khusnudzonlah. Sebagaimana kita paham maksud Tuhan.

#Ramadhan10: Berpuasa di Dunia dan Berbuka di Akhirat
In kuntum tuhibul naullaha fatabhiunni, bahwa sesungguhnya kedermawanan itu lahir dari rasa sayang, dan rasa sayang itu terlahir dari cinta. Seorang manusia memiliki hak tawar kepada Allah, dan perantaranya melalui kemesraan dengan doa, dan sholawat kepada nabi. Kekuatan manusia sebagai khalifah ia bisa mengalahkan waktu dan mengalahkan ruang. Kuncinya adalah jangan membebankan segala sesuatunya pada dunia, buat dunia ringan di tangan kita, berpuasa pada dunia, dan berbukalah di akhirat.

#Ramadhan11: Segala Sesuatu Itu Ada Rohaninya
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya, Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)
Pada titik ini kita akan mulai paham bahwa manusia tidak akan mampu menjamin apapun pada dirinya. Posisi manusia adalah pada posisi berdoa, dan berharap, posisi memohon kepada Allah. Mudah-mudahan Allah tidak memalingkan kita dari garis lurus shirathal mustakim, walapun sebagai manusia sulit untuk mempresisikan diri, yang bisa manusia lakukan adalah berusaha, berdoa, dan menjaga dirinya dengan berpuasa agar seimbang hidupnya.

#Ramadhan12: Nilai Sebuah Puasa

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Terjemah Surat Al Baqarah Ayat 183)
Puasa itu memiliki nilai luhur. Barang siapa mampu menjalaninya ia akan menjadi seorang mukmin, dan barang siapa meninggalkannya dengan sengaja, ia menghancurkan dirinya sendiri. Jatuh bangunnya nilai, gelap terangnya keadaan, jauh dan dekatnya para hamba kepada Allah, naik dan turunnya keadaan, jauh dan dekatnya seorang hamba kepada Allah, berlangsung tidak pada ruang dan waktu yang bisa kita perhitungkan. Selalu saja Allah menanamkan sesuatu yang tidak pernah kita duga-duga, tidak pernah bisa kita tebak secara pasti, “Innaka la tahdi man ahbata, wa la kinallaha yahdi man-yasya”.

#Ramadhan13: Puasa dan Kesengajaan
Puasa merupakan bentuk kesengajaan yang diniatkan kita sebagai mukmin. Tapi pernahkah terlintas bahwa di setiap kesengajaan yang kita lakukan, Allah juga melakukan kesengajaan kepada kita. Ketika hati kita berdzikir dan melakukan konsentrasi penuh, pada fungsi kesengajaan Allah memenuhinya dengan kasih dan sayang atas nasib kita. Insyaallah yang terjadi selanjutnya adalah kita senantiasa diberikan bimbimngan untuk senantiasa berada di dalam atau dekat dengan kasih sayang-Nya. Setiap pikiran yang kita miliki dituntunnya untuk memasuki ide-ide berupa gagasan-gagasan dalam mengendalikan arah jalan yang akan kita tempuh, sesuai dengan kasih dan sayang-Nya. Baik kaki, tangan, alam pikiran, perasaan dan jiwa kita ikuti menyatu, insyaallah akan senantiasa masuk dalam cinta-Nya.
Jadilah seseorang yang mampu mengamati dengan baik. Melakukan penelitian, mengingat-ingat apa peran kesengajaan Allah atas hidup kita, kita akan menemukan berbagai “kebetulan” yang menjadikan pemaknaan yang bisa kita pahami sebagai sebuah kebenaran.

#Ramadhan14: Puasa itu Mendidik Manusia
Katakanlah: “Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri sendiri, jangan berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. 39:53)
Puasa merupakan perintah Allah kepada manusia, namun itu juga merupakan cara agar manusia terdidik. Allah mendidik manusia dengan dua cara, yang pertama dengan kerinduan yang dahsyat atas harapan dan nikmat yang diberikan. Lalu kemudian yang kedua, adalah dengan ancaman yang keras melalui siksa yang mengerikan. Sedangkan orang berpuasa pada bulan ramadhan punya pilihan kedua-duanya, dan yang mampu berpuasa dengan cukup baik ia adalah mukmin pilihan.

#Ramadhan15: Bagian dari Kesungguh-sungguhan
Kehidupan yang kita jalani ini begitu luas, tidak membutuhkan kita untuk menjadi orang yang kuat, terkenal, pintar, melainkan membutuhkan kualitas kemanusiaan yang kita miliki, kualitas dari ahlak yang kita bangun kepada sesama. Melalui tambahan yang diperkaya dengan kenikmatan, keindahan, dan kesungguh-sungguhan dalam ber-Tuhan, bekerja mencari nafkah, berpuasa dari segala yang kita ingin, mengelola peradaban serta kejernihan hati nurani.

#Ramadhan16: Puasa Bukan Dunia yang Dicari
“Sibuk mencari dunia, sampai lupa mencari akhirat, hidup tidak hanya singgah untuk minum, tapi berbagi disaat haus”

#Ramadhan17: Puasa itu Istiqomah
Puasa menjadi laku ibadah yang senantiasa harus istiqomah. Ini menjadikan manusia tahan terhadap berbagai kondisi dan kesulitan yang dilaluinya. Seperti perumpamaan bahwa badai pasti berlalu, tapi hari yang cerah juga pasti berlalu. Intinya bukan mencari hari yang cerah terus-menerus, tapi menjaga ketangguhan badan, pikiran, dan hati untuk menghadapi cuaca apa pun.

#Ramadhan18: Bekerjasama dengan Allah
Seringkali pilihan Tuhan untuk kita tidak seperti yang kita inginkan. Baru kemudian kita ketahui bahwa pilihanNya lah yang terbaik. Kita sebagai manusia memiliki keinginan, namun di sisi lain Allah juga punya keinginan atas hidup kita. Cara menempuh hidup terbaik adalah memper kerjasamakan keduanya menjadi satu. Kita berpuasa untuk Allah, dilain sisi Allah menjaga kita karena puasa kita. Bersenang-senanglah dengan kesenangan yang disenangi Tuhanmu. Jangan tinggalkan puasa dan jam-jam untuk berdoa, meskipun keadaan yang nyaman/membaik, sebab segala sesuatunya terjadi karena Tuhan. Pahamilah bahwa, takdir merupakan apa yang sudah diputuskan kepada kita. Nasib adalah bagaimana keputusan kita menggunakan waktu.
Jika kita tidak mampu menahan lelahnya kesendirian, maka berpuasalah, karena dengan berpuasa kita menjadi tahu betapa nikmatnya sabar atas apa yang ingin kita miliki.

#Ramadhan19: Puasa itu Mengambil Jeda
Puasa memberikan jeda kepada kita dalam mengatur pola hidup, pola makan, dan mengatur nafsu kehidupan sehari-hari. Melalui puasa kehidupan kita dipaksa berhenti sejenak. Rutinitas makan sehari-hari memberhentikan kinerja metabolisme dan tubuh sejenak. Jeda ini menjadi penting, dan kita sebagai manusia membutuhkannya untuk mengatur dan menata kembali cara pandang kita, cara berpikir kita, keseimbangan diri kita dalam memantapkan hati sebelum memulai kembali kehidupan normal seperti sedia kala. Ketika kita tidak mampu mengambil jeda, maka tubuh kita akan dengan sendirinya berhenti atau memaksa mengambil jeda, semisal dengan sakit atau semisal dengan istirahat karena kelelahan. Tidak hanya pada tubuh manusia, ketika manusia tidak mampu mengambil jeda, maka alam pun mengambil sikap untuk memaksa manusia agar jeda sejenak.

#Ramadhan20: Fermentasi Hati 
Kita berpuasa memiliki tujuan untuk Allah, semakin sering kita berpuasa semakin kuat iman dan ketaqwaan kita kepada Allah. Puasa sebenar-benarnya adalah bentuk fermentasi mental dan hati. Jika kita sering berpuasa, maka yang ada dan hadir pada diri kita adalah kenyamanan, keluesan, kelembutan, kepresisian yang menjadikan kehidupan kita menjadi seimbang. Ketika kita berpuasa kita menjadi tidak gampang tertekan, tidak mudah untuk mengeluh, kehidupan kita menjadi lembut, ahlak kita semakin baik, dan membuat hati tidak keras, atau susah karena urusan dunia. Puasa menjadikan hidup untuk tidak pernah berputus asa, sekali pun hidup susah, kita harus senantiasai berusaha dengan baik.

#Ramadhan21: Wujud Terima Kasih
Puasa menjadi wujud tindakan syukur atas rahmat Allah yang tak terhingga. Kita berpuasa tentunya menyadari betul bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk berpuasa, masih diberikan nikmat untuk hidup, masih diberikan rasa untuk memaknai ibadah kepada Tuhan. Berterimakasihlah kepada Allah yang masih mengizinkan kita untuk merasakan cinta, untuk berpuasa kepadaNya. Meski terkadang kita mengaharapkan pahala, kebaikan, dan doa-doa atas keinginan yang panjang terhadap kita, dan berbagai hal yang baik kita harapkan, tanpa disadari nikmat Allah lebih dari apa yang kita semogakan. Maka sebagai manusia kita jangan berlebihan mengharap kembalian, tapi yang kita lakukan adalah mengharap keridhoan.

#Ramadhan22: Bukan Sekedar Perintah
Kebanyakan manusia termasuk para muslim mungkin berpendapat bahwa hakikat dari puasa adalah perintah dan aturan yang harus ditaati, yang merupakan bagian dari rukun Islam. Karena melihat perintah bagi manusia secara umum, mempunyai kemungkinan untuk dilanggar. Allah memberikan jalan keluar “ Barang siapa yang mempercayai dan menjalankanNya, percayailah dan jalanilah. Barang siapa yang membangkang, membangkanglah”. Kita sebagai manusia jarang mengingat bahwa puasa itu merupakan prinsip menejemen manusia dalam mengelola kehidupan dan keselamatannya. Prinsip tersebut merupakan konsep Allah dalam menciptakan manusia. Tidak ada pilihan lain dari Allah, manusia tinggal menjalaninya menuju keselamatan dan ridha Allah. Atau menolak menuju kehancuran karena tidak akan sampai kepadaNya. Dilain sisi manusia pun mustahil, apabila membangkang dari pengendalian dan batasan, sepeti halnya sebuah perumpamaan bahwa, “wanita berpuasa dari seribu suami untuk menjadi istri, dan suami mengenakan satu saja dari seratus pakainnya.”

#Ramadhan23: Meninggalkan Dunia
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja." (Qs. Al-Adid [57:20)". Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup ataupun sudah mati, maka kebenaran itu tetap tidak akan hilang.
Syekh Abdul Qadir Jaelani berwasiat bahwa “apabila kamu belum bisa menjadi musuh terhadap kesendirianmu, janganlah kamu berharap menjadi orang yang saleh. Yang dimaksud dengan menjadi musuh terhadap kesendirianmu, yaitu bahwa kamu benar-benar melepas segala kemaujudan, baik gerak-gerikmu, diammu, pendengaranmu, pembicaraanmu, perilakumu, pikiranmu, dan segala sesuatu yang muncul dari dalam dirimu”.
Aji orang yang mencari derajat tertinggi dihadapan Allah. Dari kata kaji menjadi mengkaji. Hidup adalah bagaimana kamu memperlakukannya, bagaimana kamu menghadapinya. Take for granted, Allah senantiasa memberikan rahmat, tapi jangan jadikan itu otomatis, jika tidak diimbangi dengan baik. Jangan menunggu rahmat, tapi siapkan diri bahwa setiap kesempatan dan keadaan yang ada adalah rahmat, itulah yang disebut kesadaran rahmat. Puasa juga termasuk rahmat Allah.

#Ramadhan24: Membiasakan Puasa
Berbagai warna cahaya di dunia ini berasal dari cahaya matahari sebagai pusat cahaya dunia, sedangkan cahaya di dalam diri manusia itu berpusat di hati. Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh bahwa kehormatan seseorang itu terletak pada ucapannya dan kebaikan raganya itu terletak pada kesopanannya dalam berbusana. Puasa tanpa sadar melatih itu semua, maka biasakanlah dengan baik.

#Ramadhan25: Mencari Nomor 
Hidup ada sekala prioritas, puasa pun demikian, kita menjadi kalah penting dari apa yang Allah inginkan, tentu saja perintah Allah yang utama. Puasa menjadi salah satunya, di mana puasa menjadi suatu proses seleksi pendewasaan pikiran agar kita menemukan perbedaan antara yang nomor satu dan yang bukan nomor satu, atau prioritas primer, sekunder, dan seterusnya.

#Ramadhan26: Puasa dan Keadaan
Adanya puasa manusia menjadi tersadar akan hakekatnya, puasa mengajari manusia untuk menghayati bahwa dalam kehidupan ini kita tidak hanya bergaul dengan hak, tapi juga dengan kewajiban. Manusia menjadi mengenal adanya Halal-Haram, Wajib-Sunnah, Makruh-Mubah, dan lain sebagainya.
Semesta dan hidup menyadarkan keadaan yang kita punya. Pada sekala yang luas, kita berpuasa dari hak untuk punya uang sebanyak-banyaknya. Kita membatasi tingkat kepemilikan, lalu kita memberikan bagian yang kita miliki kepada yang berhak, kepada yang kekurangan. Sebaliknya, kita juga bisa melakukan puasa dari kemelaratan, sehingga kita menjadi manusia yang rajin mencari rizki dan uang sebanyak mungkin. Karena bagaimana pun ketika kemelaratan melanda maka akan berkembang menjadi kefakiran, akan membahayakan iman, mental, serta kepercayaan terhadap diri. Jalan tengahnya jadilah kalifah yang seimbang mampu berada di tengah keseimbangan, melakukan perannya dengan baik.

#Ramdhan27: Ramadhan
Bulan untuk tidak memiliki dunia, ketika dunia di hadapan kita. Ramadhan merupakan bulan untuk mempuasai dunia. Bulan dimana kita mengambil jarak untuk berpuasa dari gemerlapnya dunia, menjauhi dunia. Adanya puasa membuat kita untuk tidak pernah kalah oleh dunia dan segala isinya. Ramadhan menghadirkan bagian untuk memperoleh kemenangan atas nafsu-nafsu dunia, nafsu yang ada dalam diri kita, yang memperbudak untuk menyembah dunia.

#Ramadhan28: Mengislamkan Diri
Ramadhan menjadi bulan yang suci untuk menunjukkan eksistensi diri sebagai seorang muslim. Bulan yang memang ada untuk berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia sebagai mukmin yang terpilih. Seleksi yang terpilih dengan kategori iman karena mampu untuk melawan diri, lebih dekat kepada Tuhan. Semuanya serba Islami, menunjukkan rajin-rajinnya beribadah, rajin-rajinnya bersodaqoh, rajin-rajinnya berpuasa. Namun Puasa tidak sekedar perlombaan yang dilihat secara mata, tapi kenikmatan sebagai muslim untuk berpuasa.

#Ramadhan29: Tharikat Laku 
Puasa menjadi langkah dan tata cara model (tharikat) yang menentukan bagi manusia untuk keselamatan bagi dirinya, selamat atau tidak dirinya di dunia maupun di akhirat. Kadar keberhasilan dalam menjalankan puasa bukan pada saat ia berpuasa, melainkan setelah ia tidak berpuasa, karena bisa jadi iman seseorang semakin membaik, atau malah sebaliknya.

#Ramadhan30: Wujud Penerimaan atas Kemenangan
Tidak ada kemenangan yang lebih Indah dari kata ‘Lebaran’ suka cita yang diharapkan ketika sebulan penuh berpuasa. Puasa menjadikan penerimaan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki batasan, dan memiliki kelemahan. Manusia tidak serta merta superior ketika berpuasa maupun tidak berpuasa. Puasa menjadi cermin bagi manusia, untuk tahu diri sebagai mahluk Allah, bahwa ia tidak pernah kuat, dan betah menahan nafsu. Maka dari itu yang manusia lakukan adalah berpuasa dan menerima dirinya bagian dari Allah, dan itu wujud kemenangan yang nyata.

*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Selasa, 05 Mei 2020

Opini_Cahaya Sang Pencipta

Cahaya Sang Pencipta
oleh: Aji Muhammad Said

via unsplash



ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

 Arab-Latin: Allāhu nụrus-samāwāti wal-arḍ, maṡalu nụrihī kamisykātin fīhā miṣbāḥ, al-miṣbāḥu fī zujājah, az-zujājatu ka`annahā kaukabun durriyyuy yụqadu min syajaratim mubārakatin zaitụnatil lā syarqiyyatiw wa lā garbiyyatiy yakādu zaituhā yuḍī`u walau lam tamsas-hu nār, nụrun 'alā nụr, yahdillāhu linụrihī may yasyā`, wa yaḍribullāhul-amṡāla lin-nās, wallāhu bikulli syai`in 'alīm

Terjemah Arti: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 

Tafsir Quran Surat An-Nur Ayat 35 35. Allah adalah cahaya langit dan bumi, pemberi petunjuk kepada semua makhluk yang tinggal pada keduanya. Perumpamaan cahaya Allah dalam hati seorang mukmin adalah seperti satu lubang yang tak tembus di suatu dinding,yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu ditempatkan dalam kaca bening seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak yang berasal dari pohon yang berkah, yaitu pohon zaitun yang tumbuh di tempat yang tidak dihalangi oleh sesuatupun dari sinar matahari, baik di pagi atau sore hari. Lantaran kemurnian minyaknya, maka ia hampir saja bercahaya dan menerangi walaupun tidak disentuh api, lalu bagaimana bila disentuh oleh api?! Cahaya lampu berada dalam cahaya kaca (cahaya yang berlapis-lapis). Beginilah perumpamaan hati seorang mukmin bila di dalamnya bersinar cahaya petunjuk. Allah membimbing kepada cahaya-Nya, yaitu Al-Qur`ān, siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan Allah menjelaskan banyak perkara dengan membuat perumpamaan-perumpamaan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya.

Dalam bertaqwa memanglah berat, karena itu wallahu a'lam Allah berfirman, "fattaqullaha mastatha'atum!" (maka bertakwalah semampu kalian) (Qs. 64: 16). K.H. Mustofa Bisri mengibaratkan takwa seperti atlet yang ingin mendapatkan piala juara, memang berat. Maka dari itu haruslah memiliki niat, berlatih dengan tekun, dan mengerahkan segenap tenaga. Jadi semampunya ternyata juga bukan berarti seenaknya. Apabila dalam perjalanan hidup ini, kita tidak bisa istiqomah dalam menghadap Allah, maka sepanjang perjalanan hingga akhir kita akan senantiasa sulit menepiskan rasa khawatir dan susah di hati. Sebaliknya apabila kita dapat, maka kita akan seperti Rasulullah yang mendapat jaminan Allah memperoleh kedamaian hati sepanjang perjalanan. 

Kegelapan yang mengantarkan kita pada cahaya. Warna hitam tidak pernah ada, yang ada hanya warna putih yang beredar dan memudar menjadi berbagai butiran warna. Pada hidup kita senantiasa berjalan pada kegelapan. Sedemikian itu hidup adalah kegelapan, maka kita akan senantiasa merindukan cahaya. Setiap kejadian itu ada ketidak pastian, dan kepastian, melangkahlah, dan hanya kepada Allahlah kita berharap. Andalkanlah selalu nama Muhammad, agar Allah senantiasa cinta dan tidak tega terhadap kita, namanya selalu menjadikan cahaya yang dituju kepada Allah. Jadilah orang yang senantiasa, memiliki ilmu, cinta, kebijaksanaan, dan kesetiyaan. Urusan cinta apapun asalkan kaitannya dengan Nabi Muhammad dan Allah, maka cinta itu menjadi baik. Kalau kita mengungkapkan cinta, kita tidak bergantung pada orang lain, tapi bagaimana mengungkapkan cinta sesuai nilai yang kita punya. Sholawat itu merupakan media perantara. Melalui sholawat menjadikan cinta segitiga antara manusia, Nabi Muhammad, dan Allah.

Pengakuan seseorang bertuhan kepada Allah belumlah dianggap sah sebelum mengakui ke-Rasulan Nabi Muhammad saw sebagaimana telah digariskan oleh konsep dua kalimat syahadat. Orang yang tidak mengucap Dua kalimat syahadat adalah orang yang tidak beriman, sebab mereka menolak kebenaran Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah. Keyakinan umat Islam disebutkan bahwa nama Nabi Muhammad saw terhitung amal mulia sebagai do'a yang digubah dalam bentuk sholawat. Mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad saw menjadi suatu amal shalih, karena Allah didalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab 56 memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk membaca sholawat kepada Nabi Muhammad.

Pada titik ini kita akan mulai paham bahwa manusia tidak akan mampu menjamin apapun pada diri kita pada hidup kita. Posisi manusia adalah pada posisi berdoa, dan berharap, posisi memohon kepada Allah. Mudah-mudahan Allah tidak memalingkan kita dari garis lurus shirathal mustakim, walapun sebagai manusia sulit untuk mempresisikan diri. Selain itu kita juga harus paham, kita sebagai manusia adalah ciptaan dan Allah adalah pencipta kita, pencipta seluruh alam semesta. 

Sang Pencipta 

mintalah fatwa kepada hati nuranimu

"minhaisu ala tafshin"
'segala sesuatu itu ada rohaninya, percayakan sesuatu pada Allah'

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. — Quran Surat At-Talaq Ayat 3.

Tiga Tingkatan Allah Sebagai Sang Pencipta

1. Khalik, yang dimaksud dengan Khalik sendiri adalah Allah SWT. Al-Khalik merupakan salah satu asmaul husna dari Allah SWT yang wajib diketahui. Pada manusia keadaan makna katanya menjadi membuat. Ini berarti menciptakan, bagi manusia bisa menjadi perantara dalam membuat kreasi. Ini berarti Allah hadir menjadi Pencipta.

2. Al-Bar`u, yakni (yang darinya diambil kata Al-Bari`) memiliki makna Al-Faryu, yaitu melaksanakan dan memunculkan atau mengadakan apa yang, Allah tetapkan menuju ke alam nyata. Dan tidak semua yang bisa menetapkan sesuatu dan mengaturnya mampu untuk melaksanakan dan mewujudkannya, selain Allah. Makna Al-Bari` adalah yang menciptakan tanpa meniru, dan mewujudkan ke alam nyata apa yang Allah tetapkan. Ini berarti mewujudkan, mengadakan, melaksanakan, bagi manusia bisa menjadi menghasilkan menjadi ada. Ini berarti Allah hadir menjadi Zat yang dapat mewujudkan sesuatu.

3. Bentuk mashdar dari al-Mushawwir adalah al-Tashwir. Sesuatu yang mempunyai panjang, lebar, besar, kecil, dan apa saja yang melengkapinya, untuk menjadikan sempurna dan sesuatu yang berbentuk. Jadi, Allah tidak sekedar menciptakan segala sesuatu dan memberi ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, tetapi juga dengan rupa yang indah.

Sehingga, sifat Al-Mushawwir melengkapi sifat yang lainnya, yakni sifat Al-Khâliq dan Al Bâri’. Allah adalah Al-Khâliq, karena Dia yang mengukur kadar ciptaannya. Allah Al-Bâri`, karena Allah yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Sedangkan Allah Al-Mushawwir, karena Dia-lah yang memberi bentuk, citra, ciri, dan karakter untuk setiap ciptaan-Nya, sehingga semua tampak serasi, sempurna, dan penuh keindahan. Semua makhluk Allah ciptakan tanpa ada contoh sebelumnya, tetapi semua sesuai dengan kehendak, ilmu, dan hikmah Allah (Rahmad Ramadhan al-Banjari: 164).

Seorang hamba yang bermunajat dan berzikir dengan nama Allah Al-Mushawwir dan meneladaninya, akan hadir dalam dirinya kemampuan untuk memaksimalkan kemampuan, potensi-potensi yang telah Allah berikan kepadanya. Potensi tersebut harus terus dilatih dan dikembangkan, sehingga lahir sebuah karya yang memberikan manfaat kepada sesama.

Referensi :

·         Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
·         Abd Rahman R, Memahami esensi asmaul husna dalam alqur’an (Implementasinya Sebagai Ibadah dalam Kehidupan), UIN Alauddin.

*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.

Senin, 04 Mei 2020

Story and Review_CB Sembrani_SSJ-01

CB Spesial Superjik-01
oleh; Aji Muhammad Said

dok pribadi. CB Sembrani custom 2020

Alkisah sebuah motor yang mulai saya bangun dengan kerja keras, harapan, dan doa pada periode masa kuliah di Jogjakarta. Sebuah sepeda motor GL-Pro Series 160 CC berwarna hitam yang saya beli di Wonosobo dengan salah satu makelar motor. Motor ini merupakan motor yang saya beli dengan mengumpulkan tabungan dan sempat berhutang dengan orang tua. Motor yang kala itu belum tenar, dan menjadi primadona banyak orang, sebuah angan-angan sederhana di mana saya menginginkan kendaraan multifungsi yang sifatnya custom ubahan berpenampilan Honda CB. Nuansa klasik ingin saya cari bersamaan dengan nuansa modern dengan mengupgrade beberapa part.

Motor ini mulai berganti nama sesuai periodesasinya. Banyak pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran yang mengartikan sebuah nama menjadi penting, karena beberapa hal melekat pada pemilik sepeda motor ini. Nama yang pertama sendari awal CB ini, saya berinama Monalisabeth, karena terinspirasi oleh karakter monalisa yang ada di mancanegara, dan sosok karakter wanita cantik yang menjadi idaman, namun seiring berjalan waktu unsur klasik saya rasa tidak cocok dengan motor ini, hinggalah berubah nama menjai Kyai Cemengroksa Anoman, di mana namanya saya angkat dari tokoh wayang anoman dan mengingat senjata maupun kendaraan leluhur zaman dahulu senantiasa menggunakan nama kyai, sedangkan cemeng berarti hitam, sedangkan roksa berarti kuat. Seiring saya merubah-rubah motor ini saya kepikiran nama yang sederhana dan bisa disingkat, munculah singkatan dengan menambahkan inisial saya yakni CB Sembrani Spesial Superjik 01, yang memiliki arti bahwa sembrani berangkat dari nama kuda terbang pegasus dalam mitologi jawa, spesial karena motor ini spesial bagi saya, Superjik ini nama samaran saya, 01 menjadi nomor urut dari tunggangan yang saya miliki. Namun biar mudah saya panggil jadi CB Sembrani, ibarat kata tetap kuat seperti kuda Sembrani, namun mempesona seperti bidadari.

Saya mulai belajar tentang dunia otomotif dari motor yang saya incar ini. Banyak referensi yang muncul dengan bersamaan bomingnya media sosial seperti Instagram maupun Facebook, hasrat untuk membangun sebuah motor pun muncul. Survey beberapa lokasi tempat onderdil bekas, pasar loak (klitikan, jejeran, pasar pahing, pasar senthir yang ada di Yogyakarta) pun saya buru guna saya pasang di motor ini.Tidak luput juga pengawasan beberapa bengkel yang menjual spare part otomotif saya cari guna menemukan tempat yang menjangkau secara budget untuk membangun motor ini. 

Tidak ketinggalan beberapa event rakyat yang berkaitan dengan keluarga honda (CB,GL, MP, Tiger, C-Series) saya ikuti untuk menambah eforia menikmati bagaimana rangkaian sepeda motor ini dalam seduluran, berteman, hingga mencari ajang berbagi dan bersilaturohmi, selain juga dangdutannya. Banyak event yang baru saya ketahui dan menjadi buah pemahaman yang memiliki sekala sendiri-sendiri, dari JAMNAS, JAMDA, TRIWULAN, SEWINDU, HUT, ANIVERSARY, dan masih banyak lagi yang saya jelajahi. 

Banyak pelajaran berharga yang saya dapat dari motor ini, namun 1 prinsip yang paling berkesan bahwa "wong seneng kui larang regane" bahwa orang senang itu mahal harganya, menikmati otomotif sama halnya menyelami hoby, bahwa dalam membangun motor ini ada transaksi yang terjadi, ada tenaga yang dikeluarkan, sampai pada hal-hal yang dikorbankan. Semua itu serasa mengkonsep menjadi satu dalam berpikir menuangkan ide-ide, namun kadang ada beberapa 1 hingga 2 dua hal yang tidak pas dengan keinginan kita. Ada hal yang membuat kita tidak pernah puas, ya memang sudah menjadi naluri harfiah bahwa manusia itu tidak ada yang merasa puasa akan banyak hal, hingga akhirnya dirinya sendiri merasa cukup.

Pembelajaran yang utama dari motor ini adalah bahwa dalam membangunnya ada part yang cocok dan ada part yang tidak cocok ketika dirangkai menjadi satu, sehingga perlu ide-ide kreatif untuk menyamakan dengan mekanik yang kita percayai, hingga salah-salah konsep atau ide kita tidak bisa tersampaikan, tapi itu bukan masalah, karena bergantung bagaimana kita menyampaikannya dan mempercayai langkah untuk membangun kedepan. Salah satu korban yang menjadi fakta adalah ketika kita tidak tepat dalam membeli spare part, solusi yang dilakukan kita jual lagi ke forum jual beli online atau kita simpan sebagai rongksokan. berikut beberapa part yang tidak terpakai, dalam proses iklan jual, hingga menggendap menjadi rongsokan.

 




Berlanjut lagi pada part yang menjadi primadona, kesan primadona disini saya tujukan pada part yang memang saya anggap berharga karena juga menjadi poin penting motor ini. Banyak yang beranggapan bahwa part ori merupakan part yang layak dan berkualitas ketika dipasang di sebuah motor. Saya tambahkan part ori yang ghaib sifatnya langka yang saya kira menjadi layak selain awet dan mempesona. Part tersebut contohnya adalah kenalpot ori kleper HM KEG yang melekat pada motor GL-PRO ubahan CB saya ini, kemudian ada Tutup Noken As yang memiliki julukan istimewa yakni "Wadah Sabun" yang berbentuk seperti wadah sabun, terpasang pada motor saya ini. Berikut penampakannya;

 

Kaitannya beberapa sparepart motor, tentunya motor ini bukan merupakan motor kontes, melainkan motor yang memiliki konsep dailyuse/motor harian. Sehingga untuk menunjang aktivitas sehari-hari perlu upgrade beberapa sektor agar enak digunakan, fugsional, dan tentu saja enak dilihat. Sudah telihat secara sekilas motor ini merupakan motor teyeng yang berarti motor berkarat. Namun walaupun demikian saya sebagai pemiliknya menikmatinya sebagai sebuah motor yang saya modif dengan konsep dan ide yang saya tuangkan, sama halnya seperti karya seni, motor ini pun sama, memiliki seni estetika sesuai hasrat dang keinginan creatornya. Adapun beberapa aspek yang saya upgrade, mulai dari mesin saya jadikan double sateter, sehingga tidak perlu pakai engkol dalam menghidupkannya, Jog saya ubah untuk jog yang anti ngembos, lalu untuk klakson saya pakai klakson mobil hella agar beda dari yang lain.

 


Periodesasi ubahannya pun cukup rumit, dari mengubah body GL-PRO Series Kotak menjadi CB sederhana, kemudian berubah lagi menjadi sepeda herex dimana shock depan tinggi menjulang seperti tower, hingga menjadi seperti sekarang CB begel panjang, yang banyak dikenal dengan CB ala ngajukan istilahnya. Namun semua itu merupakan sebuah proses, memang bisa keluar uang banyak yang tidak terasa, namun setidaknya motor bisa jalan tampilan lumayan, dan berproses untuk lebih baik lagi. Berikut tampilan ubahan-ubahannya.

Tahun 2015 tampilan ubahan awal, ban masih pakai ring 18' mesin belum beres.

Tahun 2016 mulai merubah tampilan dengan upgrade shock YSS, ban ring 17, dan knalpot Tirev Imi.

Tahun 2017 mulai berbenah lagi shock dipanjangkan dengan sambungan, slebor ganti cb 125, mesin ganti seher, kenalpot dikembalikan klepernya.

Tahun 2018 jadi sepeda herex terbang, tangki bocor membuat rumit segalanya, ganti tangki kudusan yang saya pasrahkan finishing poxy dan cat malah tidak beres, alhasil daleman berkarat, saya akali dengan resin tidak pas resin mengendap, ditambah karbu rembes dan bocor, mengakibatkan kudu ganti tangki lagi.

Tahun 2020 saya mulai memberanikan diri untuk membangun awal motor ini lagi. Ibarat kata sebuah komputer saya reset ulang untuk penataan bodynya, hingga pembenahan sektor listrik dan lain sebagainya. 

hingga jadilah seperti ini, untuk lanjutannya kemungkinan masih berproses untuk terus saya benahi, dan semuanya memang butuh proses dan kesabaran.


Spek CB Sembrani;
Slebor depan ninja : 55
Tromol set cakram tiger
kaliper tiger set handle : 200
Stang cb 150r : 80
Handle kopling klx : 75
Holder kiri old vixion : 70
Gas spontan daytona : 60
Karbu pe 28 scarlet set manipol : 300
Tangki pres cb solo : 400
Jog  anti gembos : 175
Footstep vega : 75
Arm set kaze impor : 230
Sein lampu set depan belakang : 24
Gear set belakang : 55
Slebor cb 125 treestar 528: 180
Lampu set dudukan : 135
Begel panjang set manisan : 120
Sambungan buntut CB : 180
Wadah aki : 25
Dudukan plat : 15
Klakson hella sedan : 225
Rantai : 40
Shok YSS 320 : 390
Sepido : 45
Stopkontak : 85
Dudukan kontak : 35
Kran tilam : 60
Amblem tangki : 20
Kran tiger : 60
Ban Mizzel Power tread depan belakang dalam +luar  160: 330
Velg sepasang : 60
Stbilizer stang : 25
Kotak Sabun : 252
Kabel body 150
Kiprok 150
Kunci kontak 50
Balik nama CB : 600
Set tata rangka+double stater: 2520
Basic gl-series neotek 1997: 5500

*Apabila mengutip tulisan ini, mohon sertakan sumber yang lengkap dari penulis, dan gunakan pengutipan yang baik dan benar, terima kasih.